30. Dasar Monyet!

4 2 0
                                    

Pagi-pagi buta perempuan berambut pendek itu sedang menata kamera dan tas yang akan ia bawa selama perjalanan. Ia akan membuntuti seseorang agar misinya berhasil selama 2 Minggu berturut-turut ini. Meskipun tak yakin dengan hasilnya apa boleh buat? Cinta sudah membutakan Nina saat ini.

"Dia udah bangun gak ya?" Gumamnya resah.

"Haduh laper banget gue,makan dulu deh ke bawah." Nina turun dengan tas dan kameranya. Ia sedang memesan sarapan di restoran hotel yang ia tinggali sementara waktu.

"Huuumm yummy." Suapan pertama ia makan dengan pelan-pelan hingga ujungnya makanan itu habis tak tersisa.

"Eh itu Arka sama temen-temennya."

"Oke dimulai."

Panas matahari yang terik ditempat wisata itu membuat kulit putih Nina menjadi terbakar, ia lupa memakai sunscreen saat keluar tadi membuntuti Arka pergi. Tetapi ia tak luput membawa topi untuk menutupi wajahnya agar tak terlihat oleh mereka.

Sedikit awalnya melelahkan tetapi pada saat melihat senyum Arka mengembang semangat Nina kembali terlihat dan mulai memotret Arka secara diam-diam.

"Wah bagus juga gue motonya."

"Aduh panas bangett."

Nina duduk disalah satu kursi panjang yang terdapat pameran topeng monyet didepannya. Monyet itu meminta uang kepada Nina dengan cara mengelus-elus rambut Nina yang hitam bercampur warna blonde itu. Ketakutan? Jelas! Jika ia berteriak maka Arka dkk akan melihat Nina sedang membuntuti mereka.

Tak sengaja terucap Nina berteriak yang membuat para penonton menertawakan karena kelucuan Nina dengan sang monyet. Arka dkk menoleh saat ada yang menertawakan sesuatu. Nina dengan segera membelakangi Arka meskipun ia takut dengan monyet yang sekarang hinggap di bahu Nina.

"Gue gak nemu toilet disini."

"Iya gue juga."

"Dasar anak ngen emang mbak nya,gue udah kebelet."

Mendengar salah satu dari mereka yang ingin ke toilet sedikit lega hati Nina saat ini. Tetapi anehnya saat ia mencuri pandang kebelakang mereka tetap stay tapi agak jauh darinya saat ini. Dengan cepat Nina memberikan uang dua puluh ribu tanpa melihatnya saat memberi, bukannya ia tak ada uang kecil saat melihat orang yang mengadakan topeng monyet sudah tua dan hitung-hitung sedekah pagi ini.

"Huffttt akhirnya gak kelihatan juga."

"Aduh capek banget lagi lari-lari."

"Ahhhhh, gue duduk disini ah gak usah ikutin mereka."

1 jam sudah Nina menunggu dibawah pohon rindang, Arka dkk ternyata melewati Nina saat sedang bermain ponsel. Nina yang melihat itu pun menyembunyikan wajahnya dengan topi yang ia gunakan.

"Kalian laper?"

"Iya ka, lapet banget sumpah."

"Yaudah cari yok makanan yang enak disini."

"Tapi apa yang enak?"

"Bakso mungkin?"

"Yaudah ayok."

Mendengar itu pun Nina membuntuti mereka secara diam-diam. Sesekali Saat Atuy menoleh kebelakang saat itu juga Nina bersembunyi di pohon yang tumbuh besar berjajar dengan pohon lainnya yang tak jauh-jauh jaraknya.

"Mereka mau makan? Asik laper juga gue sekarang."

___

What?? Kenapa Nina tiba-tiba muncul dalam hadapan mereka,makan pula. Ya Tuhan ujian apalagi ini? Tidak bisa kah sehari tanpa ada Nina dalam hidup Arka?

"Maaf aku ganggu ya?"

"Ganggu banget anjim!" Umpat Doni.

"Kok bisa ada elo sih Nin."

"Dimana-mana ada elo!"

"Haha maaf ya,aku juga gak tahu kenapa ada kalian disini."

"Padahal aku ikutin kalian dari kemarin ahhaha." Batin Nina.

Tanpa pikir panjang Nina yang melihat bangku kosong pinggir Arka pun segera mendudukinya dan memesan bakso khas Malang itu. Dengan mengunyah pentol yang sangat brutal Atuy mengetahui saat itu bahwa Nina sangatlah kelaparan bertahun-tahun.

Selesainya makan siang Arka dkk meninggalkan Nina sendirian tanpa berucap sedikitpun. Cuaca yang sedikit mendung membuat Arka tak tega meninggalkan Nina yang sendirian ke Malang saat ini juga. Perlahan Arka membuka suara saat Nina menunduk saja karena Arka tinggalkan saat itu, Nina sempat ingin ikut mereka pergi namun Arka menolak dengan tegas. Alhasil Nina jadi takut dan tak berani menatap kan matanya dengan Arka.

"Lo mau kemana emang nya?" Tanya Arka.

Nina mendongak, "Mau ke hotel."

"Yaudah gue anterin."

"Boleh?"

"Hem."

"Yeyyyyy." Girang Nina yang diikuti Atuy dan Doni saling berpelukan.

"Apaan sih Lo meluk gue!"

"Lo yang meluk!"

"Lo-"

"Lo-"

"UDAHHHHHH" Lerai Arka.

"Hotel Lo dimana?"

"Disana Deket pantai."

"Hotel bintang 5 itu?" Tanya Doni.

Nina pun mengangguk.

"Itu hotel kita juga Nina." Sahut Atuy.

"Sama siapa Lo disini?" Tanya Arka dengan mengangkat alis sebelah. Nina gugup saat Arka mulai curiga dengannya saat ini.

"Ikutin kita ya lu?" Sengit Arka.

"No."

"Terus?"

"Aku juga mau kali jalan-jalan di Malang emang kalian aja yang boleh? Nggak juga kan?"

Nina meninggalkan Arka dkk dan berjalan sendiri tanpa memperdulikan Arka yang saat ini curiga dengannya.

"Mati gue, gatau jalan ke hotel anjim akhhhh kok bisa lupa sih bege, mana Arka curiga lagi ke gue akh udahlah ntar juga nemu." Kacau Nina dalam hati.

"Ye main tinggal aja si kampret." Teriak Doni.

"Biar,mungkin udah tahu jalan ke hotel." Ucap Arka.

"Itu kan mungkin Ka, kalo sesat gimana? Kita yang susah." Jawab Atuy.

"Udah percaya sama gue dalam hitungan 5 Nina balik lagi ke kita."

1
2
3
4
5

"AAAA ARKA AKU GATAU PULANGNYA GIMANA."

"BAHAHAHAHHA"Mereka bertiga pun tertawa bersama saat Nina balik dengan keadaan yang menangis tak tahu jalan ke hotel.

"Yaudah makanya jangan keras kepala!"

"Hiks hiks,ga gitu juga ka."

"Udah jangan nangis,gue gak bisa lihat perempuan nangis." Bela Atuy.

"Makasih ya..."







































Maaf nih ga bisa update 2😭 disini habis lampu mati jadi gak bisa mikir huaaaaa

Semoga part ini bisa membayar hutang au ya yang selama ini ga update-update.

4U [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang