"Mamah! Papah!"
sesampainya di kamar Juno dan Jeni berada, Na Jaemin dan Ryujin langsung disambut dengan pelukan hangat dari anak kembarnya itu.
Juno langsung memeluk Mamanya, sedangkan Jeni memeluk Papahnya.
"Mamah, Juno sangat takut! Juno bahkan tidak bisa memejamkan mata untuk tidur. setiap Juno ingin tidur, tiba-tiba suara tembakan itu terdengar lagi." ujar Juno dengan wajahnya yang sudah hampir menangis.
"sudah tidak apa-apa sekarang, sayang! Ada Mamah, Papah dan juga Jeni yang akan selalu melindungi Juno disini!"
Ryujin langsung menggendong Juno di dalam pelukannya, membelainya dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Ryujin pun membawa Juno naik ke atas ranjang, mencoba menidurkan putra kecilnya yang tengah dilanda ketakutan.
sementara Na Jaemin dan Jeni masih saling menatap, Na Jaemin teringat dengan perbuatan Jeni yang berhasil mengalahkan salah satu musuhnya itu.
"Papah! Apakah Papah jadi membenci Jeni, gara-gara Jeni tidak sengaja menembak orang itu. Hikss,...." ujar Jeni dengan deraian air mata yang membasahi wajah mungilnya.
"Maafkan Jeni, Pah! Jeni janji, Jeni tidak akan melakukannya lagi. jadi, jangan benci Jeni, Pah! Hikss,.... hikss,...."
suara Isak tangis Jeni mulai terdengar dengan keras, bahkan Ryujin sampai melotot ke arah Na Jaemin seolah sedang mengancamnya.
"Sayang, jangan menangis! bagaimana bisa Papah membenci Jeni yang sangat menggemaskan ini. kemarilah, sayangnya Papah!" ujar Na Jaemin yang meraih tubuh mungil Putri ke dalam pelukannya.
Na Jaemin pun langsung menggendong Jeni membawanya naik ke atas ranjang, mencoba menidurkan Putri kecilnya seperti yang dilakukan Ryujin. suasana canggung antara Ryujin dan Na Jaemin membuat keheningan diruangan itu.
"Papah beneran Tidak membenci Jeni 'Kan?"
Jeni masih saja menanyakan tentang hal itu pada Papahnya.
Jeni tidak takut pada apapun, tetapi dia hanya takut kalau Papah yang sangat dia sayangi akan membenci dirinya Karena kejadian tadi.
"Tidak, sayang! Papah tidak mungkin membencimu, Papah hanya terkejut saja." ujar Na Jaemin seraya membelai rambut panjang Jeni, sesekali dia mencium kening Putri kecilnya dengan penuh cinta.
tidak perlu waktu lama, Putri kecilnya pun kini Sudah terlelap di alam mimpinya.
Na Jaemin kemudian beranjak dari tempat tidur, dia ingin pergi ke markas besar untuk menemui Guanlin yang sedang berada di sana.
sebelum itu, Na Jaemin mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jaehyun, mencari tahu tentang keberadaan sekretarisnya itu.
"Jaehyun, kau ada di mana sekarang?" ujar Na Jaemin setelah panggilan teleponnya tersambung dengan Jaehyun.
"Saya berada di lokasi, Tuan!" jawab Jaehyun yang ternyata memeriksa ulang tempat lokasi mereka diserang untuk mencari informasi dan juga memastikan Guanlin telah membereskannya dengan sempurna.
"Cepat kembali! kita harus ke markas besar sekarang!" perintah Na Jaemin setengah berbisik agar Ryujin tidak mendengar percakapannya itu.
"Baik, Tuan! saya akan segera kembali." sahut Jaehyun yang tentu saja akan mengutamakan perintah dari tuannya itu.
setelah mendapat jawaban dari Jaehyun, Na Jaemin pun langsung memutuskan panggilan teleponnya secara sepihak. Na Jaemin berjalan mendekati Ryujin, dan kedua anaknya.
"Ryujin, Aku harus pergi ke suatu tempat sekarang. jika kau perlu sesuatu panggil saja pelayan, mereka akan melakukan apapun yang kau perintahkan!"
layaknya seorang suami yang baik, Na Jaemin pun berpamitan pada Ryujin sebelum pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kembar Dari Ketua Mafia
Romance𝑹𝒚𝒖𝒋𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒈𝒆𝒏𝒊𝒖𝒔. 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒅𝒊𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒑𝒓𝒊𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒘𝒂 𝒅𝒖𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏�...