3

49 8 0
                                    





Gue terbangun dan kaget dengan keadaan gue sendiri. Kemudian gue teringat kemarin malam.

Gue ngeliat ke sebelah gue.

"Morning?" sapanya sambil senyum.

Muka gue memanas malu.

"Rys, sorry. Gue udah ambil mahkota lo," ucap Renjun.

Gue hanya terdiam. Badan gue masih sakit sisa semalam.

"Kenapa lo ngelakuin itu, Jun?" tanya gue.

Renjun diem sambil natap gue. "Rys, Jeno bakal nembak lo dalam waktu dekat ini sebelum kami pergi study exchange. Gue gak suka, Rys. Gue gak mau lo jadi milik orang lain."

Jujur, gue agak kaget ngedengernya. Berarti omongannya waktu itu bener.

"Maaf, gue ngelakuin ini buat ngikat lo jadi milik gue. Tapi, gue bisa gila kalau ngeliat lo sama orang lain," tambah Renjun.

Gue liat Renjun keliatan nyesel udah ngelakuin hal diluar batas ke gue.

"Walau gue tau dengan ini gue hanya bisa milikin raga lo aja bukan hati lo. Maaf, gue egois."

Gue berpikir bentar lalu gue ngedeketin badan gue ke Renjun. Gue megang kedua pipi Renjun dan ngecup bibirnya.

"Jun, tanpa lo sadar hati gue udah milik lo sedari dulu. Gue juga suka sama lo, Jun. Dan bahkan tanpa lo ngelakuin ini, gue bakal jadi milik lo kalau lo nembak gue," ucap gue.

Renjun keliatan kaget ngedenger ucapan gue.

"Lo suka sama gue?"

Gue ngangguk.

"Bukan sama Jeno tapi sama gue?"

"Iya Renjun. Sama lo bukan sama Jeno."

Renjun langsung meluk gue erat. "Makasih."

Gue ikut meluk Renjun.

Tapi, kemudian kita berdua tersadar kalau kita sama-sama cuma terlapisi selimut.

Muka gue merah. Gue malu. Gue cepet-cepet megang selimut supaya badan gue gak terekspos lebih jauh.

"Tenang, Rys. Gue udah liat tadi malem," goda Renjun sambil terkekeh.

"Btw, Jun, ini... pertama buat lo?" tanya gue pelan.

Maksud gue, udah gak jarang banyak remaja yang ngelakuin hubungan intim diluar nikah. Apalagi di ibu kota.

Renjun ngangguk. "Ini juga pertama kali buat gue."

Renjun lalu meluk gue lagi. Ngerapetin badan polos kita.

"Jun, kalau lo tegang lagi gue gak tanggung jawab," ucap gue serius.

"Iya-iya, gue urus sendiri."

"Jun, jadi kita ini apa?" tanya gue.

"Lo mau apa? Pacar? Oke, kita pacaran mulai sekarang. Siap-siap aja ya, lo bakal gue nikahin sesudah gue lulus. Gue harus tanggung jawab udah ngelakuin ini ke lo," ujar Renjun.

Hati gue menghangat ketika Renjun bilang bakal nikahin gue.

"Jun, yang lain jangan tau tentang apa yang kita lakuin. Tolong sembunyiin dulu ya?"

"Sama kita backstreet dulu ya. Gue gak enak ke yang lain," pinta gue.

"Oke, sayang. Apa pun buat sayangnya gue."

Lalu kita berdua terdiam.

Gue nyandarin kepala gue ke dada Renjun. Renjun juga ngelus rambut gue lembut.




"I love you, Rys."

"Love you too, Jun."

Mistake | Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang