0

97 12 0
                                    




"Woi, Rys!"

Gue menengok ke arah suara orang yang manggil nama gue.

"Ape?" 

"Lo pulang sendiri dulu yaw, gue masih ada kelas. Ato enggak bareng si Rere," ujar Chenle, sepupu gue.

"Em, oke." Gue ngangguk.

Chenle nepuk-nepuk kepala gue terus pergi gak tau kemana.

Gue memutuskan ke perpus karena gue sebenernya males pulang.

Gak disangka, di perpus ada gebeten gue yang lagi fokus ngerjain sesuatu mungkin ngerjain tugas.

Setelah gue ngambil buku yang mau gue baca, gue duduk di deket doi.

"Eh, Rysta," sapanya.

"Hai."

"Lo belum pulang?"

"Belum nih. Gue mau baca ini dulu." Gue nunjukkin buku yang ada di tangan gue.

"Ohh. Nanti lo pulang sama Chenle?"

Gue ngegeleng. "Chenle nyuruh gue pulang sendiri tadi."

"Yaudah, nanti lo pulang bareng gue aja. Gue nyelesain tugas gue dulu tapi."

"Santai aja elah. Btw, thanks."

"Yoi."

Gue duduk semeja sama doi. Gue baca buku yang tadi gue bawa, tapi gue juga diem-diem ngeliatin doi yang fokus ngerjain tugasnya.

Ganteng. Itu terus muncul di benak gue.

Gue ingin banget confess ke doi tentang perasaan gue. Perasaan yang udah gue rasain dari pertama kali gue ketemu dia.

Gue berusaha menghilangkan pikiran gue tentang doi, dan fokus ke buku yang gue baca.

Mudah-mudahan aja bisa, soalnya jantung gue serasa mau meledak kalau ada di deket doi.



***



"Rys, lo dateng kan?? Plis dateng, masa gue cewe sendiri sih."

Gue menatap Rere dengan malas. "Gue mager Re."

"Ayolah. Itu acara Jeno loh. Masa acara gebetan sendiri lo gak dateng??" mohon Rere.

"Tunggu— gebetan?" tanya gue bingung.

Gue gak pernah ngasih tau siapa pun tentang siapa yang gue suka.

Tapi, em, bukannya kepedean, gue emang ngerasa kalau Jeno lagi ngedeketin gue.

"Lo sama doi lagi pedekatean kan? Ngaku lo sama gue." Rere masang wajah yang menurut gue nyebelin.

"Apa sih? Gue sama Jeno gak ada apa-apa, cuman temen kok," sanggah gue.

"Masa sih? Gak percaya gue."

"Gue punya crush dan doi bukan Jeno okay?" ujar gue pada akhirnya. Daripada gue dipaksa ngaku padahal enggak.

"Lah? Tapi Jeno keliatan suka sama lo tuh," ucap Rere bingung.

"Ya tapi guenya enggak."

"Huh, gue jadi kepo siapa crush lo. Tapi, gapapa kalau lo belum ngasih tau gue. Toh, nanti juga lo kasih tau."

"Terserah lo deh."

"Tapi, lo jadi ikut kan?" Rere balik lagi ke pembicaraan awal.

"Gak mau gue. Dibilang mager. Kan ada cowo lo di sana," tolak gue.

Rere menghela napas berat. "Yaudah deh."

"Gitu kek dari tadi."

Mistake | Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang