chapter 28

3.7K 344 9
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Alpha dengan tubuh tinggi tegap itu meregangkan otot nya, tangan kekar berurat nya memutar kenop pintu dan melangkah masuk. Didalam rumah nya yang mewah ia sudah disambut sang omega pujaan nya, dengan perutnya yang besar sang omega memakai celemek berwarna pink kesukaan nya.
Tangan-tangan lentik itu memotong sayuran dengan sangat lihai, rambut yang mulai panjang itu menambah kesan cantik membingkai wajahnya.

"Sayang aku membawakan mu chicken pedas"

Omega dengan perut besar itu meletakkan pisau dan menghampiri sang suami untuk mengambil chicken yang dimaksud, bibir tebalnya menampilkan senyum yang teramat cantik.

"Terimakasih Namjoon"

Dan Namjoon dengan cepat memeluk tubuh berisi seokjin karena faktor kehamilan,namun Namjoon mengerutkan keningnya kala ia mencium wangi tubuh seokjin terlalu menyengat.

"Kau pakai parfum?"

Kalimat dengan nada interogasi itu membuat seokjin sedikit tersentak, kemudian ia tersenyum kecil menatap Namjoon.

"Ya,aku baru membeli nya, apa wanginya tidak enak?"

Namjoon menatap lama omega nya, biasanya seokjin menggunakan parfum tidak sampai beraroma menyengat begini, percampuran antara sedikit parfum dan feromon seokjin sebenarnya sudah cukup membuat Namjoon kepalang, tetapi akhir-akhir ini seokjin sering menyemprotkan banyak parfum sampai aroma feromon seokjin menjadi samar.

"Tidak, wanginya enak tapi aku lebih suka aroma feromon mu yang dominan daripada parfum nya"

Seokjin terkekeh dan mengecup singkat pipi Namjoon,ia mengelus lengan berotot Namjoon dengan lembut.

"Baby yang ingin,jadi maaf ya kalau terlalu menyengat"

Jawaban nya selalu seperti itu, bohong jika Namjoon tak menaruh curiga, tetapi selalu ia tepis karena ia percaya penuh kepada seokjin.

Biasanya omega akan menyemprotkan parfum untuk menyamarkan feromon, tetapi seokjin punya Namjoon jelas feromon Namjoon akan menempel dan mengikuti seokjin, sedikit pemikiran buruk di benak Namjoon,apa seokjin sedang menyamarkan aroma feromon milik orang lain yang menempel di tubuhnya agar ia tak tahu?
Tapi ini seokjin nya yang jujur, tidak mungkin kan?

"Kau masih berdiri di sana? Ingin makan dulu atau mandi dulu?"

Namjoon bahkan tak sadar ia sudah berdiri terlalu lama di tempatnya, seokjin bahkan sudah menyusun makanan di atas meja.

Namjoon datang kembali memeluk seokjin,ia mengendus aroma di ceruk leher seokjin. Tak ada aroma lain, hanya ada aroma nya tetapi aroma parfum nya begitu menyengat sampai membuat Namjoon pusing.

"Jangan berlebihan memakai parfum jika keluar rumah, orang-orang akan mengira kau belum punya Alpha. Bahkan aroma ku menjadi samar"

Seokjin mengangguk kecil dan mengelus punggung lebar itu.

"Sudah cukup acara memeluknya alpha, sekarang ingin mandi dulu atau makan?"

Namjoon dengan terpaksa melepaskan pelukannya,ia mengelus perut besar seokjin sebelum di kecupnya menyapa sang buah hati.

"Mandi"

"Baiklah tunggu sebentar ya"

Namjoon melihat kepergian seokjin yang ingin menyiapkan air hangat untuk nya, sebenarnya ia bisa melakukan nya sendiri tapi selalu berakhir di omelin seokjin karena ia tak benar melakukan tugas nya sampai selesai.

Namjoon membuka jas nya dan meletakkan nya di sandaran kursi, dilanjut dasi yang sejak pagi terasa  mencekik lehernya.
Tangan-tangan Namjoon satu persatu membuka kancing baju nya,ia menghentikan sejenak kegiatan saat ia mendengar suara nada dering ponsel seokjin yang terletak di atas meja makan.

Namjoon mengambil ponsel yang terus berdering itu,tak ada nama tertera di layar itu, hanya angka-angka random di sana.
Saat Namjoon hendak mengangkat panggilan itu, tiba-tiba seokjin sudah lebih dulu mengambil ponselnya.

"Air hangat nya sudah siap sayang"

Senyum lebar itu tertera di bibir seokjin, Namjoon menatap lama ponsel di tangan seokjin yang masih berdering.
Siapa kiranya yang menelpon suaminya malam-malam begini, nomor tak dikenal pula.

Namjoon mengangguk dan memilih pergi dengan rasa penasaran yang teramat, mungkin lain kali Namjoon harus menanyakan masalah ini agar dirinya tak salah paham.

"Sudah kubilang jangan menelpon ku di jam malam seperti ini!"

Namjoon menghentikan langkahnya sejenak, meskipun cukup jauh tapi Namjoon bisa mendengar nya dengan sangat jelas.

Apa seokjin bermain api di belakangnya?
Tetapi kenapa tidak ada tanda pengkhianatan yang ia rasakan?

Namjoon menggelengkan kepalanya pelan,bisa saja itu teman seokjin yang lupa seokjin simpan nomor nya.

Namjoon memenangkan pikiran nya dengan berendam di bathtub, berusaha ia singkirkan pikiran buruk terhadap seokjin,ia tidak ingin salah paham.

"Sayang apa sudah selesai? Makanan nya mulai dingin"

Namjoon mendengar panggilan seokjin dari luar pintu,ia berdehem kuat menjawab seokjin dan keluar dari bathub.

Seokjin tadi nya ingin kembali mengetuk pintu namun Namjoon sudah lebih dulu membuka pintu,handuk menutupi miliknya dengan tetesan-tetesan air dari rambut menuruni tubuh itu terlihat seksi.

Seokjin buru-buru menggeleng untuk menyingkirkan pemikiran mesum nya, jika dipikir-pikir Namjoon memang tidak lagi menggauli nya sejak usia kandungan nya berusia lima bulan dan kini usia kandungan nya sudah menginjak sembilan bulan, hanya tinggal menunggu Minggu saja kata dokter.

"Telinga mu merah,kau pasti sedang ingin kan?" Tebak Namjoon dengan senyum seringai nya.

Buru-buru seokjin menggeleng cepat.
Wajah panik itu terlihat sangat imut sekali, sebenarnya hormon Namjoon sudah tidak bisa lagi di tahan,tapi demi baby Namjoon bertahan,ia tidak ingin melukai anak nya.

"Ce-cepat pakai baju mu,kita makan"

Seokjin buru-buru kembali ke dapur.
Namjoon terkekeh,itu masih seokjin nya yang dulu,tak ada yang berubah sama sekali.

🐨

Buat readers Sansan minta maaf yang sebesar-besarnya karena baru bisa lanjutin ini cerita 🙏
Semoga masih setia nunggu ya😇

Abyys [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang