Two

1.3K 202 34
                                    

HUNKAI! SEKAI!

YAOI/BXB

SEHUN!DOCTOR

KAI!NURSING STUDENT

TYPO? DAH BIASAA

SELAMAT MEMBACAAA






"Selesai." Jongin menatap lengan pasien yang kini telah ia berikan lingkaran dan menuliskan waktu di sekitar lokasi injeksi bawah kulit. "Saya akan kembali lagi dalam lima belas menit untuk melihat reaksi yang diberikan. Jangan ditekan, jangan diurut, biarkan saja cairannya tetap seperti ini. Tapi jika belum ada lima belas menit pasien mengalamani reaksi alergi seperti kemerahan pada area di sekitar penyuntikan atau terasa gatal segera hampiri perawat." Lanjutnya.

Jongin menyampaikan tindakan apa yang ia lakukan, menjelaskan jika tes alergi yang ia berikan menimbulkan reaksi dalam lima belas menit diharapkan keluarga pasien segera menghampiri perawat jaga. Setelah melihat anggukan keluarga pasien yang mengerti maka Jongin membereskan kembali beberapa alatnya.

"Kalau begitu saya permisi dulu."

"Baik. Terima kasih, perawat." Pasien membalas. Ia menatap kepergian Jongin masih dengan senyuman, merasa senang dirinya ditangani oleh perawat pria semanis Jongin. Selain baik, tutur kata yang sopan, selalu tersenyum, Jongin juga terlihat begitu menawan.

Jongin melihat pintu utama kembali terbuka. Pasien rujukan ibu hamil datang dari klinik. Jongin datang menghampiri bersama satu teman shiftnya yang perempuan bernama JooE. Mereka berbagi tugas. JooE melakukan pemeriksaan fisik, dan Jongin mencatat hasilnya di kertas triase, menyalin catatan dari kertas rujukan.

Setelah semua pemeriksaan dilakukan Jongin menyerahkan hasil catatannya pada perawat ruangan. Pasien hamil dengan diagnosa kala 1 memanjang, sudah lebih 24 jam pembukaan serviks tidak meningkat. Hasil dari rujukan dan pemeriksaan pasien masih pembukaan 5, ketuban utuh. Arti singkatnya adalah sudah lebih dari satu hari tapi pasien belum ada pembukaan lengkap.

Sementara perawat ruangan menghubungi dokter Park, Jongin kembali ke pasien yang sebelumnya setelah ia memberikan tes alergi melalui injeksi. Karena tidak ada reaksi alergi yang ditimbukan maka Jongin bisa memasukkan obat antibiotik.

Baru Jongin berbalik akan mengambil obat injeksi, ia dikejutkan dengan keberadaan Sehun yang secara tiba-tiba. Karena jarak yang begitu dekat membuatnya menambrak tubuh tegap tersebut.

"Aw!"

"Jangan asal berbalik seperti itu." Pesan Sehun. Sebenarnya tidak masalah walau kepala keras Jongin menubruk dadanya, hanya saja jangan sampai kejadian seperti ini dialami Jongin oleh orang lain.

"Maafkan saya, dokter Oh."

"Hm."

Jongin kembali melangkah. Kepalanya sedikit berdenyut karena tabrakan tadi. Ia merasa seperti menabrak dinding, begitu keras.

Begitu Jongin kembali dengan alat suntik berisi cairan injeksi antibiotik di tangannya. Sehun masih disana, menjelaskan tentang kondisi dan kesehatan pasien pada wali yang menjaga. Jongin mengangguk mengerti, bahwa pasien yang ia tangani adalah pasiennya Sehun.

Sebelum memasukkan obat antibiotik, Jongin lebih dulu menurunkan roller clamp untuk menghentikan tetesan infus. Daripada harus membuat luka baru dengan menyuntikkan melalui kulit, Jongin memilih memasukkan obatnya melalui selang infus intravena.

MEDIC [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang