MEDIC [COMPLETED]

Nineteen

HUNKAI! SEKAI!

YAOI/BXB

SEHUN!DOCTOR

KAI!NURSING STUDENT

TYPO? DAH BIASAA

SELAMAT MEMBACAAA

Jongin menatap tanya satu mobil asing yang terparkir di halaman rumah Sehun. Itu mobil yang tidak ia kenali karena kedua orang tua Sehun tidak memiliki mobil yang seperti itu. Jelas mobil paman Siwon terlihat lebih mahal dan mewah. Namun yang menjadi permasalahan bukan tentang harga, tapi siapa.

"Kai! Sirami tanaman ibu dengan benar! Kamu niat membantu tidak sih?!"

"Ish 'kan ibu sendiri yang memaksa Jongin untuk bantu ibu. Ya sudah Jongin masuk saja."

Tapi Jongin tidak juga masuk. Tangannya masih memegang selang dengan erat mengarahkan ke tanaman bunga ibunya, sesekali melihat ke tetangga depan rumah.

"Ya sudah, aku pulang dulu. Bye, Sehun."

"Iya. Hati-hati."

Siapa itu? Jongin semakin tidak fokus menyirami tanaman ibunya. Rasanya kesal melihat Sehun menerima tamu lain masuk ke rumahnya, apalagi itu seorang wanita. Dan apa itu tadi! Sehun juga tersenyum cerah yang biasa diberikan padanya.

"Kim Kai! Ibu basah. Kau ini kenap-"

Selang yang dipegangnya kini terjatuh di tanah membuat genangan air di rerumputan. Yuri dengan cepat mematikan kran sembari mengomel dengan sikap anak bungsunya barusan.

"Kenapa, ibu?"

"Eh? Sehun? Siapa tadi? Pacar kamu ya?" Yuri bermaksud menggoda karena ia juga melihat seorang wanita keluar dari rumah Sehun dengan senyuman manis. Ia lupa dengan pertanyaan Sehun. Lagipula tidak penting. Biarkan saja anaknya di dalam sana.

"Hehe bukan, bu. Dia sepupunya mommy. Baru pulang dari Kanada dua hari lalu dan baru bisa berkunjung ke rumah."

"Oh ibu pikir pacar kamu. Cantik, loh."

"Iya, dia cantik." Sehun tidak bisa menolak ucapan tersebut. "Tapi anak ibu lebih cantik."

"Siapa? Oh, Krystal dan Jennie memang cantik." Yuri mengangguk setuju kalau dia mempunyai anak-anak yang cantik.

Sehun hanya diam karena tidak tahu harus menjawab apa lagi. Ternyata ibu dan anak sama saja. Wajar saja Jongin tidak pernah peka dengan kodenya, ternyata gejala seperti itu turunan.

"Kai kenapa, ibu?" Sehun bertanya lagi karena penasaran. Saat ia keluar tadi melihat Jongin cemberut, lalu secara tiba-tiba masuk ke dalam rumah dengan kaki yang menghentak setelah melemparkan selang begitu saja.

"Tidak tahu. Mau masuk? Sana samperin."

Sehun tentu saja langsung melangkah masuk. Tujuannya langsung ke arah pintu kamar Jongin. Tanpa mengetuk langsung membuka daun pintu bercat putih tersebut dengan gantungan berbentuk beruang di depannya.

"Hyung kenapa kesini?"

"Memangnya tidak boleh?"

Sehun mendekat menghampiri ranjang dimana Jongin bergelung di bawah selimut hingga sebatas leher.

"Kamu kenapa, hm?" Tangannya terulur ingin merasakan suhu tubuh Jongin. Sehun pikir Jongin demam, ternyata tidak. "Sudah bangun kenapa mau tidur lagi? Ayo kita jalan."