Butterfly Effect

87 6 2
                                    


💐

Pernah dengar istilah efek kupu-kupu? Efek kupu-kupu (bahasa Inggris: Butterfly effect) adalah istilah dalam teori kekacauan yang berhubungan dengan ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal, di mana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem tak linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian. Istilah yang pertama kali dipakai oleh Edward Norton Lorenz ini merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brasil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian.

Jika kita coba lihat dari sisi lain, efek kupu-kupu ini memiliki arti bahwa perbuatan kecil dalam hidup kita bagai kepakan sayap kupu-kupu. Di mana dapat berarti besar dalam sejarah dunia yang dalam hal ini bertindak seperti angin tornado. Setiap hal yang dilakukan manusia di dunia akan berpengaruh besar dalam sejarah dunia walaupun hal itu sering dianggap remeh seperti mengambil sebuah paku di tengah jalan.

Kita sendiri tak tahu mengapa kita berada di kondisi yang kita miliki sekarang. Bisa saja seharusnya sekarang kita sudah mati karena kecelakaan atau bisa saja seharusnya kita sekarang berdiri di depan orang banyak meneriakkan kemenangan kita dalam sebuah olimpiade, atau bahkan menangis karena sesuatu. Tentu saja peristiwa lalu yang besar maupun kecil lah yang menyebabkan semua ini terjadi.

Semua sejarah yang terjadi di dunia ini merupakan kombinasi acak dari seluruh perbuatan yang dilakukan manusia. Masing-masing manusia berkontribusi pada sejarah dunia. Jadi, sebenarnya kita hidup dalam dunia yang sangat penuh akan pintu-pintu kemungkinan. Peristiwa sekecil apa pun dapat membuka sebuah pintu sejarah dan menutup pintu lainnya. Maka sejarah dunia hanya mencatat satu-persatu pintu-pintu yang dilewatinya--tanpa memperdulikan kisah-kisah dibalik pintu yang tertutup.

Intinya, apa yang kita lakukan hari ini akan berdampak pada apa yang akan kita lalui di kemudian hari.

Taehyung pernah mendengar kalimat itu langsung dari bibir sang kekasih, manakala hujan lebat mengguyur kota dan mereka terjebak di dalam sebuah kafetaria dengan laptop yang masih menyala. Niat awal ingin belajar fisika dengan Jihyo, sebab pemuda itu terus merengek minta diajari pelajaran yang tak pernah bisa dia pahami. Hanya saja yang sebenarnya adalah hanya akal-akalan pemuda itu yang ingin mengajak sang kekasih keluar di akhir pekan.

Saat itu semuanya masih berjalan dengan begitu baik, tidak ada adegan pada naskah opera sabun di mana sang ibu dari lelaki yang menyirami si gadis dengan air hanya karena tidak setuju dengan kenyataan bahwa anaknya dan gadis dari keluarga miskin itu saling mencintai. Pokoknya kisah mereka berjalan mulus seperti jalanan yang dilumeri madu--manis dan licin.

"Pernah dengar istilah efek kupu-kupu?" tanya Jihyo manakala hening mendadak hadir dengan mata yang masih enggan berpaling pada air hujan yang menitik membasahi jalanan.

Taehyung tersentak dalam lamunan, sebelum akhirnya memalingkan wajahnya guna menatap pada sang gadis. Keningnya berkerut, nampak sekali tengah kebingungan dengan kalimat tanya yang baru saja Jihyo lontarkan. Pemuda itu lantas mengedikkan bahu sebagai jawaban, sebelum akhirnya membuka mulut tatkala menyadari bahwa eksistensi manusia yang membuat hidupnya berwarna itu tak melihat bahasa tubuhnya.

"Tidak tahu," lalu melanjutkan, "Itu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kalau kau sedang ciuman dengan orang, 'kan?"

Nah, Jihyo harusnya ingat kalau otak Taehyung itu lebih kotor dari keset kaki di rumahnya yang belum dicuci selama satu tahun itu. Jawaban yang Taehyung katakan, ditambah dengan ekspresi persis seperti anak kecil polos yang membuat kedua orang tuanya kelimpungan mencari jawaban atas pertanyaan mengenai bagaimana cara membuat seorang bayi. Mata yang mirip seperti bulan sabit itu kini menyipit, dengan bibir plum yang melengkung lebar, pun jangan lupakan dengan cengiran yang membuat Jihyo mendadak memalingkan wajahnya cepat.

FloristTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang