Orange Rose

170 22 0
                                    

[Mawar oranye menggambarkan tentang semangat]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Mawar oranye menggambarkan tentang semangat]

💐

"Apa semua baik-baik saja, Sayang?"

Jihyo hanya diam membeku di atas pijakannya tatkala mendengar pertanyaan itu lolos dari belah bibir ibunya yang nampak kering, bibirnya memaksa sebuah senyum berharap ibunya yang tengah berbaring di rumah sakit itu baik-baik saja. Tadi, setelah membersihkan diri dan menggunakan pakaian yang Jungkook siapkan, Jihyo nyaris terjengkang mendengar ponselnya bergetar di dalam tas selempang berwarna putih yang dia pakai.

Di dalam layar ponsel milik sang bibi, Jihyo dapat melihat betul mimik wajah penuh kekhawatiran sang ibu. Tinggal di negara dengan tingkat kecepatan internet nomor satu di dunia tentu saja tak akan membuatnya merasakan yang namanya kualitas panggilan video yang jelek, dan hal itu juga membuatnya sedikit kesulitan untuk menyembunyikan raut wajahnya yang sendu. Kakinya yang tak mampu lagi berdiri, lantas dibawa untuk melangkah menuju sofa berwarna abu-abu yang berada di tengah-tengah ruangan.

"Aku ingin jujur pada Ibu," jawabnya kemudian, terdiam lagi, lalu melanjutkan setelah menelan ludahnya susah payah. "Tapi, aku takut Ibu akan khawatir dan malah membuat kesehatan Ibu malah semakin memburuk."

Sang ibu lalu terkekeh, sebuah kekehan yang jelas lagi menyimpan banyak sekali kecamuk dan membuat Jihyo harus menelan getir itu untuk kesekian kalinya. "Ibu tentu akan marah padamu kalau kau berbohong," lalu menjeda, menatap manik sang puteri lekat-lekat sebelum akhirnya melanjutkan. "Tapi meskipun begitu, Ibu selalu berharap kebaikan mengiringi langkahmu."

Jihyo mengangguk, menatap sang ibu dengan senyum hangat yang terpatri di wajahnya. Matanya yang tak sengaja melirik pada jam yang berada di nakas dekat ranjang ruangan itu, membuatnya kembali membawa tubuh untuk berdiri. "Ibu, nanti aku datang ke rumah sakit, ya. Hari ini aku akan ke kantor," katanya, "doakan semuanya baik-baik saja, ya, Ibu. Aku sayang Ibu, sampai jumpa lagi!"

Tanpa mendengar balasan sang ibu, gadis itu langsung memutus panggilan dan berlari keluar dari ruangan itu. Rumah milik Jungkook ini terhubung langsung dengan toko bunga, yang membuatnya harus menuruni tangga untuk menuju pintu keluar. Setelah pintu terbuka, dia malah mendapati sebuah sambutan hangat dari Jungkook. Bibirnya melengkung cantik, lalu melangkah mendekati Jihyo yang tertegun di ambang pintu. Tangan pemuda itu lantas terulur, meletakkan sebuah mahkota bunga yang tadi dia buat ke pucuk kepala Jihyo.

"Mawar oranye," ujar pemuda itu, lalu melingkarkan tangannya pada pinggang Jihyo. "Menggambarkan tentang sebuah semangat," lanjutnya.

"Kapan kau membuatnya?" Tanya gadis itu, mengabaikan ucapan Jungkook barusan.

Pemuda itu seolah berpikir sebentar, menatap langit-langit sejenak sebelum kembali mengalihkan tatapannya pada sosok Jihyo yang mendongak untuk menatap wajahnya. "Tadi, saat kau bersiap. Kau suka?"

FloristTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang