Baby Breath
(Cinta sejati yang tak akan pernah berakhir.)💐
Kembali ke dalam rutinitas yang dulu sempat dia bayangkan akan sangat menyenangkan seperti keliatannya. Bagaimana tidak, saat itu dia hanyalah bocah sekolah menengah pertama yang tidak sengaja bertemu dengan seorang reporter lapangan berpakaian rapi dan juga pandai berbicara. Keliatannya sangat keren. Lantas dia mengatakan pada diri sendiri untuk menjadi seperti itu. Sampai akhirnya, dia paham bahwa kalimat; kita tidak akan tahu sesuatu kalau kita tidak benar-benar menjadi mereka adalah benar adanya.
Menghela napas sembari memperbaiki tali tas selempang yang merosot pada bahu, Jihyo kemudian masuk ke dalam lift yang tadi dia tunggu. Tatkala dia masuk dan pintu lift nyaris terbuka, sosok yang sudah lebih dari seminggu itu tidak dia lihat batang hidungnya ada di sana menahan pintu sembari tersengal-sengal.
Namun tatkala kedua mata mereka saling bertabrakan, Mingyu, sosok itu nyaris membiarkan pintu tertutup kembali. Entahlah, rasanya terlalu canggung untuk masuk ke dalam lift yang sama berdua dengan gadis yang sudah dia buat kecewa dua kali itu.
Hanya saja beberapa detik setelah Mingyu membawa kakinya melangkah mundur, pintu lift kembali terbuka. Pemuda itu sontak saja terkejut, sedangkan Jihyo menahan pintu sembari mendengus dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Masuk saja, Bodoh. Kau seperti baru saja melihat hantu kalau bertindak seperti itu," cecarnya.
Mingyu mendengus, pun memilih masuk sesuai dengan apa yang Jihyo katakan padanya barusan. "Aku takut kau masih marah padaku," katanya.
Merotasikan bola matanya jengah, Jihyo kemudian mendelik. "Tindakanmu tadilah yang membuatku marah, asal kau mau tahu."
Mendengar hal itu, Mingyu langsung mengusap tengkuknya. Benar, pikir pemuda itu. Tidak seharusnya dia menghindar dan bertindak seperti tadi. Rasanya ada yang salah, padahal mereka sama sekali tidak melakukan sebuah kesalahan yang membuat keduanya harus bertindak sebagai dua manusia asing.
Keduanya kini terdiam dengan benda kubus itu yang bergerak cepat menuju lantai yang ingin mereka tuju; lantai sepuluh. Tepat delapan menit setelahnya, pintu lift kembali terbuka, dan keduanya langsung memilih keluar dari ruangan yang cukup sesak dikarenakan oleh rasa canggung.
Sesampainya di ruangan mereka, Mingyu tiba-tiba saja bergerak menuju ruang santai di mana semua karyawan di sana bisa membuat makanan atau minuman kesukaan mereka. Setelah membuka lemari dan mengeluarkan matcha latte instan, pemuda itu menuangkan isinya ke dalam gelas dan menuangkan air panas sebelum akhirnya mengaduk-aduk cairan berwarna hijau itu.
Setelah semuanya siap, Mingyu berjalan menghampiri sosok yang terlihat membaca sesuatu pada layar komputer. Pemuda itu kemudian meletakkan gelas berisi matcha latte ke atas meja milik Jihyo dan membuat sang empunya meja mendongak sembari mengerutkan kening. Serius, Jihyo jadi merinding karena tingkah tiba-tiba dari pemuda yang kini berdeham canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Florist
Fanfiction[M] Pertemuan kembali setelah sepuluh tahun lamanya membuat mereka menyadari, bahwa mereka masih saling menginginkan. Baik Jungkook, maupun Jihyo berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Namun sayang, masa lalu kelam yang se...