Calla Lilly

297 30 4
                                    

[Calla Lilly oranye menggambarkan tentang kebencian, kesombongan, dan penghinaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Calla Lilly oranye menggambarkan tentang kebencian, kesombongan, dan penghinaa.]

💐

"Kenapa kau menangis?"

Jihyo kembali tergagap, bibirnya mendadak terkatup sekalipun air matanya masih saja menetes. "A-aku merasa bersalah karena sudah membuat sepatu dan celanamu basah," ujarnya.

"Kalau begitu bertanggung jawablah, bukannya menangis,"

Jihyo kembali menjilat bibirnya, lalu berdiri dan mengusap matanya yang basah dengan punggung tangan. Kepalanya mengangguk, lalu terkekeh. "Ah, iya. Kau benar,"

Keempat orang itu masih memperhatikan, sebelum akhirnya Hoseok langsung menengahi karena kasihan pada sahabatnya itu. "Biar aku saja, Jungkook. Jihyo sepertinya kelelahan,"

"Tidak, aku mau dia yang bertanggung jawab. Dia yang salah dan bukan kau,"

Baiklah, Jungkook ternyata masih sama egoisnya seperti dulu.

Setelah mengatakan itu, Jungkook kembali menatap ke arah Jihyo yang masih menunduk. "Angkat kepalamu dan katakan kalau kau mau bertanggung jawab," katanya dengan intonasi suara tegas, "kalau tidak mau, katakan saja. Aku punya banyak untuk membeli pakaian baru dan punya tenaga untuk mencuci pakaian kotor ini,"

Jungkook itu kenapa mengerikan sekali, ya?

Myungeun menoleh pada Yoongi, harapannya agar sang pacar mau menengahi tapi pria itu malah menggelengkan kepalanya seolah paham betul dengan isi kepala Myungeun. Sementara Namjoon, kini menggelengkan kepalanya menatap Hoseok yang berusaha untuk kembali menengahi. Jungkook agaknya terlalu kasar, kalimatnya terdengar menyakitkan dan tentu saja Hoseok tidak suka. Tapi setelah melihat kepala gadis itu bergerak ke atas dan ke bawah, Hoseok kembali duduk dan menghela napas.

"Teman-teman, aku pergi dulu, ya. Nanti aku ke sini lagi," pamit Jihyo.

Teman-temannya lantas memberikan anggukan, membiarkan Jihyo berjalan lebih dulu dengan Jungkook yang mengekori. Mata gadis tu masih nampak membengkak, pun hidungnya yang memerah. Mengigit bibir bawahnya sebab menahan gugup, Jihyo lantas membalik tubuhnya guna melihat ke arah Jungkook. Pria itu berdiri tak jauh darinya, tapi entah kenapa rasanya Jihyo berada pada jarak yang jauh. Dia kenal Jungkook, kenal baik malahan. Tapi entah kenapa, Jihyo malah merasa asing dengan pria itu.

"A-aku tidak tahu di mana membeli pakaian untuk pria," ujarnya masih terdengar gugup.

"Apa kau tidak pernah membelikan seorang pria pakaian sebelumnya?"

Baiklah, Jungkook menyindir.

Iya, aku tidak pernah membelikan pakaian. Toko yang sering aku datangi untuk membelikanmu pakaian sudah pindah! Tentu saja kalimat ini hanya ada di dalam kepalanya, sebab alih-alih meloloskan kalimat itu, Jihyo malah kembali terkekeh sembari menggaruk tengkuknya.

FloristTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang