[Bunga Forget Me Not melambangkan sebuah kesetiaan]
💐
Dalam hidup, barangkali satu-satunya hal yang tidak pernah disiapkan oleh manusia adalah kehilangan. Memangnya manusia mana yang siap akan sebuah kehilangan? Sekalipun kehilangan adalah jalan dari Tuhan untuk menyadarkan bahwa yang terbaik akan datang beberapa waktu lagi, akan tetapi tidak satu pun manusia yang siap dengan itu semua.
Begitu juga dengan Jihyo.
Kehilangan sang ayah di awal usia dua puluh empat tahun tepat sehari setelah dia dinyatakan lulus menjadi seorang reporter di salah satu TV yang sampai sekarang masih menaunginya, agaknya tidak cukup untuk menjadi sebuah takdir menyedihkan yang harus dia hadapi. Akhir pada kisahnya menggambarkan sebuah kesedihan yang teramat besar. Jihyo jadi penasaran kebahagiaan seperti apa yang Tuhan janjikan hingga dia bisa bertahan sampai sekarang.
Pakaian berwarna hitam adalah pakaian yang paling Jihyo sukai, karena menurutnya pakaian itu akan membuatnya terkesan seperti perempuan mandiri dan juga seksi secara bersamaan. Namun hari ini, pakaian berwarna hitam agaknya adalah pakaian yang tidak akan pernah dia sukai lagi dan tidak akan pernah dia pakai lagi kapan pun itu. Pakaian berwarna hitam hari ini menjadi saksi di mana dia harus kehilangan untuk kedua kalinya.
Tuhan membawa sang ibu dan membuatnya benar-benar sendirian menghadapi dunia.
Setelah tadi menyelesaikan acara prakiraan cuacanya yang masih dia hadapi dengan sebuah senyum merekah, Jihyo diberi kabar oleh tim mengenai kondisi sang ibu. Entahlah, perempuan itu tidak tahu harus bersikap seperti apa sekarang. Dia diberitahu tepat satu jam setelah sang ibu merenggut nyawa dan itu berarti dia tidak diberi kesempatan untuk sekedar melihat sang ibu menutup mata untuk terakhir kalinya.
Korea Selatan adalah sebuah negara yang terkenal akan kemajuan teknologinya, jadi tidak aneh kalau prakiraan cuaca memiliki presentase kegagalan yang sedikit. Maka apa yang Jihyo beritakan hari ini benar-benar terjadi; hujan lebat disertai dengan petir. Bahkan suara gemuruh dari petir terdengar jelas dari tempatnya duduk sekarang.
Beberapa dari teman kantornya, termasuk Mingyu sudah datang memberi penghormatan terakhir pada sang ibu. Sedangkan Jihyo masih berusaha sekuat tenaga untuk berdiri memberi ucapan terima kasihnya dan menahan air mata yang berusaha melesak keluar untuk kesekian kalinya. Perempuan itu hanya ingin menjadi kuat seperti apa yang ibunya pinta.
Sayangnya, konversasi yang mereka lakukan kemarin menjadi konversasi terakhir yang akan Jihyo kenang.
Tepat di saat Jungkook masuk dengan ekspresi sedih dan kacaunya, Jihyo berdiri sempoyongan sembari berusaha menggapai lelaki itu. Namun tepat di langkah kedua, dia tersungkur jatuh dan membuat lututnya terluka. Jungkook terisak, kemudian berlari menggapai perempuan itu untuk dia berikan pelukan hangat sebagai penenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Florist
Fanfiction[M] Pertemuan kembali setelah sepuluh tahun lamanya membuat mereka menyadari, bahwa mereka masih saling menginginkan. Baik Jungkook, maupun Jihyo berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Namun sayang, masa lalu kelam yang se...