[Mawar merah melambangkan kalimat Cinta]
💐
"Aku tidak tahu apa dia akan menerimaku atau bahkan menolak pernyataan cintaku," pemuda dengan kaca mata itu nampak sendu melirik ke arah bunga yang tengah Jungkook rangkai, sementara Jungkook kini hanya bisa mengulas senyum kecil. "Aku benar-benar takut,"
"Diterima atau ditolak itu urusan belakangan, yang terpenting adalah kau sudah memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanmu. Jadi bersemangatlah, tidak boleh lesu begitu!" Balas Jungkook memberi semangat.
Jarum pendek pada jam yang menempel di dinding ruangan itu kini menunjuk pada angka sepuluh, jadi wajar saja kalau toko bunga Jungkook sudah ramai pengunjung begini. Ada yang datang untuk pergi ke pemakaman, tak sedikit juga untuk diberikan pada yang tersayang. Seperti pemuda ini contohnya, tahu-tahu sudah datang dengan mimik wajah ragu. Jungkook mencoba untuk ramah, menemani pemuda itu mencari-cari bunga yang cocok sebelum akhirnya tersenyum gemas tatkala anak muda ini berkata;
"Aku ingin menyatakan perasaanku pada gadis yang aku suka. Jadi, bisakah kau bantu aku memilih bunga?"
Jungkook langsung menunjuk pada bunga mawar, yang tentu saja sudah terkenal sebagai lambang dari cinta. "Semoga beruntung, ya. Ini bunganya,"
Setelah menyerahkan bucket bunga tadi pada sang pemuda, Jungkook lantas kembali menggulir senyum tatkala tangannya menerima uang sebagai bayaran. Walaupun dulu dia tak terlalu menyukai bunga atau tanaman sejenis lainnya, tapi entah kenapa merangkai bunga seperti memberikan kekuatan baginya untuk melewati satu hari ini. Walaupun beberapa dari mereka juga akan membawa pemuda itu pada kenangan lama, yang membuat dadanya jadi sesak.
Semalam adalah malam terindah setelah sekian lama, Jungkook juga tak bisa menampik hal itu dan bertindak munafik. Rasa cinta dan sayangnya pada sang gadis yang masih terlelap di kamarnya yang terletak di lantai atas, membuat Jungkook tanpa berpikir panjang untuk kembali menjalin hubungan romantis dengannya. Jungkook bahkan tak henti-hentinya mengulas senyum setelah terbangun di pagi tadi, apalagi ketika matanya mendapati sosok itu terlelap di dalam pelukannya.
Bertepatan ketika pintu toko bunga itu terbuka, pintu di belakang juga terbuka dan menampilkan sosok Jihyo yang terlihat kacau. Di ambang pintu toko, ada seorang gadis berseragam sekolah. Kalau tak salah, dia gadis yang sejauh ini selalu mengejar Jungkook. Memberi roti sebagai sarapan, atau mengantar kimchi yang katanya dibuat oleh tangannya sendiri. Tadinya gadis itu terlihat mengulas senyum yang begitu lebar, persis seperti hari-hari biasanya. Tapi ketika dia menyadari eksistensi Jihyo yang terlihat masuk dari pintu belakang, wajah gadis bernama Minji itu berubah jadi masam.
"Morning, Jungkook!" Seru Jihyo dengan segelas rebusan jahe yang tadi Jungkook siapkan sebagai pereda mabuk di tangannya.
Minji kini sudah masuk, wajahnya terlihat cemberut dengan bibir mengerucut. Kakinya di hentak, sementara tangannya terlihat meremat tali tas dipunggungnya. Jihyo yang melihat anak sekolahan itu masuk, langsung menoleh pada jam di dinding. Keningnya lalu berkerut, pun berakhir mengatakan kalimat yang membuat Minji semakin kesal. Jungkook yang sejak tadi diam, sudah menyiapkan diri untuk hal terburuk yang akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Florist
Fanfiction[M] Pertemuan kembali setelah sepuluh tahun lamanya membuat mereka menyadari, bahwa mereka masih saling menginginkan. Baik Jungkook, maupun Jihyo berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Namun sayang, masa lalu kelam yang se...