Tulip

181 24 4
                                    

[Bunga tulip melambangkan permohonan maaf, pernyataan cinta, kepedulian, kemewahan, semangat tinggi, dan persahabatan]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Bunga tulip melambangkan permohonan maaf, pernyataan cinta, kepedulian, kemewahan, semangat tinggi, dan persahabatan]

💐

"Jungkook, kucingnya mencakar tanganku. Sakit,"

Jungkook yang tengah mencari pakaian yang pas untuk Jihyo lagi-lagi terkekeh, sepulangnya mereka dari minimarket dan membawa seekor anak kucing, Jihyo jadi lebih manja. Mungkin efek mabuk, tapi Jungkook suka saat mendengar suara manja yang sangat jarang diperdengarkan oleh gadis itu. Setelah melepas kemeja yang tadi membalut tubuhnya sepanjang hari, Jungkook memakai kaos berwarna abu-abu dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Gadis itu tengah berjongkok, sementara anak kucing yang tadi dia bawa dari minimarket masih mengeong. Mungkin protes karena mandi, padahal masih malam, dan tentu saja dingin. Kucing juga tidak suka air, memang ada, tapi anak kucing dengan warna bulu putih campur hitam itu kelihatannya sangat benci dengan air. Jungkook masih berdiri di ambang pintu, tangannya terlihat menggengam erat satu setel piyama satin berwarna merah maroon.

"Kucingnya tidak suka dimandikan, Ji. Sejak tadi dia juga terus mengeong begitu," ujar Jungkook.

Jihyo mengerucutkan bibirnya, lalu beranjak dan mengambil handuk yang tadi dia pinjam dari Jungkook untuk membungkus tubuh basah sang anak kucing. "Tapi kalau tidak dimandikan nanti dia sakit, bulunya juga kotor begitu,"

Jungkook tak lagi menimpali, hanya mendengus lalu menggeser tubuh tatkala Jihyo sudah keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah basah. "Biar aku saja yang keringkan kucingnya, kau bersihkan badanmu dulu. Nanti malah kau yang sakit,"

Mengangguk, lantas menyerahkan anak kucing itu pada Jungkook yang sudah meletakkan piyama tadi ke pucuk kepala Jihyo. Gadis itu kemudian melangkah masuk ke dalam kamar mandi, sementara Jungkook kini sudah mengambil hair dryer untuk mengeringkan bulu-bulu anak kucing itu yang basah. Sekitar sepuluh menit, Jihyo keluar dari kamar mandi dengan piyama yang nampak kebesaran di tubuhnya. Jungkook mengulum senyum, menahan tawa dan juga gemas karena melihat gadis itu.

"Bajumu besar, Jungkook. Aku tenggelam," rengeknya lagi, sembari mengangkat tangannya yang tertutupi lengan piyama Jungkook.

"Daripada kau sakit karena pakaian basah, lebih baik pakai baju itu saja. Lebih baik, 'kan?"

Lagi-lagi bibir itu mengerucut, lantas Jihyo mendekat dan duduk di samping Jungkook yang masih telaten mengeringkan bulu kucing itu di atas karpet beludru. Sekitar lima menit kemudian, bulu kucing itu sudah kering dan Jungkook melepaskannya. Kucing itu langsung berlari, tubuhnya masih terlihat bergetar karena kedinginan dan dia lantas bersembunyi di bawa lemari pakaian Jungkook.

"Nah, sekarang rambutmu yang harus dikeringkan. Berbalik!" Perintahnya yang langsung dituruti.

Tak ada suara yang menemani keduanya kecuali suara berisik dari pengering rambut, sementara mata Jihyo kini fokus menatap Jungkook yang begitu telaten mengeringkan rambutnya lewat cermin besar dihadapannya. Ada bermacam perasaan yang hadir di dalam dadanya, membuat gadis itu merasakan sesak dan buncahan bahagia yang tak bisa dia ekspresikan. Ada bahagia tatkala dia menyadari, pada akhirnya lelaki ini kembali padanya sekalipun tak ada lagi kata 'kita' yang tersemat. Ada sedih tatkala dia menyadari, bahwa gadis yang dulu merebut Jungkook darinya sudah tiada. Ada marah tatkala dia menyadari, bahwa dirinya masih merasakan debar itu.

FloristTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang