Cyclamen

70 5 0
                                    

[Cyclamen berarti segala yang baik akan bertemu dengan titik akhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Cyclamen berarti segala yang baik akan bertemu dengan titik akhir.]

💐

Sewaktu kecil, Song Jihyo berkhayal bisa menjadi selayaknya seorang putri yang bisa bertemu dengan pangeran dan hidup bahagia di sebuah istana bersama. Selayaknya Cinderella atau mungkin Belle, yang pada akhirnya memiliki sebuah kehidupan yang begitu indah dan diidam-idamkan semua orang. Ditambah dengan kedua orang tuanya yang saling mencintai dan dia sendiri tumbuh dalam sebuah keluarga yang harmonis.

Seiring berjalannya waktu, keinginan itu perlahan luntur. Tidak ada laki-laki yang bisa mengimbangi besarnya cinta sang ayah untuk sang ibu dan tidak ada laki-laki yang bisa memenuhi semua ekspektasinya tentang sebuah kehidupan penuh cinta seperti yang orang tuanya miliki. Semua laki-laki yang dia temui tidak jauh beda dari bajingan tengik yang membuat kepala pusing.

Setelah putus dengan Jungkook dan menemukan dirinya tertatih-tatih dalam hidup, dia akhirnya bertemu dengan Taehyung yang berakhir membawanya pada sebuah kehidupan selayaknya drama yang ibunya tonton di akhir pekan. Kemudian hidupnya berjalan seperti biasa dengan kegiatan monoton yang membosankan, sebelum akhirnya dia kembali bertemu dengan Jungkook.

Pikirnya, Jungkook akan menjadi pelabuhan atas kapalnya yang sudah berlayar cukup jauh dalam kurun waktu yang lama. Singgah pada setiap pelabuhan yang ternyata tak cocok untuk dirinya, hanya membuang-buang waktu saja. Lantas Jungkook yang telah menghilang nyaris lima tahun, kembali dipertemukan dengannya bersama segala rahasia serta luka yang dia pikir bisa disembuhkan bersama-sama.

Namun kenyataannya, barangkali Song Jihyo bukanlah kapal yang Jungkook harapkan untuk berlabuh pada pelabuhan hatinya. Segala hal yang telah perempuan itu berikan tidaklah cukup untuk membuat Jungkook merasa bahwa perempuan itu adalah akhir dari penantiannya. Sebab rasa bersalah yang dia rasakan telah memakan sebagian rasa sayangnya terhadap perempuan itu.

Jihyo kembali tersungkur bersama air mata yang mengalir deras pada kedua pipi. Dadanya terasa sangat sesak. Koridor hotel yang sepi kini diisi oleh isak tangisnya yang tak percaya dengan apa yang dia lihat. Perempuan itu nyaris terbahak-bahak menertawakan kebodohan dirinya yang sudah percaya akan sebuah penantian yang akan berakhir membahagiakan.

Melihat kedua anak manusia yang bahagia dengan cincin yang tersemat pada jari manis milik mereka membuat Jihyo tak tahan untuk mengunci bibirnya yang terus memperdengarkan isak tangis penuh kepedihan. Dia bahkan tidak peduli dengan ekspresi Jungkook yang terlihat cemas dan juga merasa bersalah itu. Sedangkan perempuan yang berada dalam rengkuhannya masih bergeming bersama kedua manik mata yang lekat menatap Jihyo.

Menarik napas, Jihyo lantas memecah kebisuan di antara mereka. "Sebenarnya aku tidak mau mendengarkan penjelasanmu, karena aku terlalu takut dengan kenyataan yang akan aku terima."

Berusaha untuk tak terisak kembali, Jihyo lagi-lagi menelan ludah susah payah untuk menetralkan suaranya yang serak. "Tapi, Jungkook. Kupikir kau tidak sejahat itu untuk melakukan apa yang ada di dalam pikiranku sekarang," lanjutnya.

FloristTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang