35

1.4K 129 23
                                    

Bruk.

"Eh maaf, saya gak sengaja, mbak." ucap orang itu tidak sengaja.

Aqeela membersihkan bajunya akibat tertumpah jus itu. Dan laki-laki itu pun ikut membersihkannya.  "Iya gapapa, Mas. Lain kali hati-hati. Jadinya basahkan."

Pasalnya Aqeela sedang berada di cafe, ia sedang menunggu teman-temannya. Sepulang dari piknik kemarin malam katanya mereka masih kangen, masih pengen ngabisin waktu bareng-bareng.

"Maaf mbak, saya bener-bener gak sengaja. Saya permisi, mau ganti pesanan saya!" orang itu pergi.

"Ada-ada aja. Basahkan huftt."

"Aqeela? Lu kenapa? Kok basah gini? Iyuh itu jeruknya pada nempel di baju lo." ucap Sandrinna yang baru saja datang.

"Gak tau nih, tadi tiba-tiba ada orang yang gak sengaja numpahin jusnya ke baju gue, jadinya basah deh."

"Lo ke kamar mandi aja, nanti gue pesenin deh makanannua, sekalian nunggu Saskia juga."

"Yaudah, gue ke kamar mandi dulu." Aqeela pergi.

***

Aqeela baru saja pulang dari Cafe. Tapi, tiba-tiba saja sewaktu sampai dirumah, Rassya sudah duduk di ruang tamu dengan wajah seperti biasa, datar.

Aqeela menyalimi tangan Rassya. "Dari mana?" tanya Rassya dengan nada dingin

Aqeela jadi gugup sendiri. "Aku dari Cafe, bareng Sandrinna sama Saskia. Ratu gak bisa ikut soalnya katanya suaminya lagi sakit."

Rassya membuka hp nya, dan menyodorkan kearah Aqeela. "Ini siapa? Ini Sandrinna? Sejak kapan Sandrinna berubah menjadi laki-laki?" tanya Rassya sinis.

"Ka-kamu salah paham Rassya. Ta-tadi aku gak seng--"

"Gak sengaja? Kamu bilang gak sengaja? Sejak kapan berduaan di kamar mandi dengan ketidaksengajaan? Pikir Aqeela." bentak Rassya.

Foto tersebut adalah foto Aqeela ketika di kamar mandi dan seorang pria. Padahal Aqeela sendiri tidak kenal dengan pria tersebut

"A-aku be-beneran gak tau dia siapa Sya."

"Ada bukti?" tanya Rassya.

Aqeela gelagapan, bukti apa yang harus Aqeela tunjukan agar Rassya mempercayainya. Ini Salah paham, ini fitnah. Aqeela tidak akan mungkin melakukannya.

"Mana buktinya? Aku minta sekarang."

Aqeela sudah berkaca-kaca. Aqeela menggelengkan kepala pertanda tidak ada. "Rassya. Kamu harus percaya sama aku Rassya. Itu gak sengaja, itu hanya foto, kita cek CCTV disana."

"Gaperlu, semua bukti udah jelas. Kamu masih bisa nyangkal?" Rassya tak habis pikir.

"Tapi aku beneran gak ngela--" ucapan Aqeela terhenti karena Rassya meninggalkannya begitu saja.

Aqeela menangis.

***

Hari sudah malam. Namun pintu kamar terkunci rapat. Aqeela tidak di perbolehkan masuk oleh Rassya, Rassya masih marah sepertinya. Padahal itu juga kan kamar Aqeela.

"Rassya, izinin aku masuk buat jelasin." Aqeela mengetuk-ngetuk pintu kamar.

"Semua bukti sudah jelas Aqeela." ucap Rassya dari dalam kamar.

"Tapi itu belum tentu benerkan? Kamu gak tau kejadian aslinya kayak gimana Rassya. aku mohon, izinin aku masuk ya."

Tak ada jawaban dari Rassya, Rassya masih mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.

"Gimana Aqeela?" tanya Nina.

"Rassya gak mau bukain pintu nya Mih. Aku harus gimana Mih biar Rassya percaya. Aku gak ngelakuin itu, itu foto sekali take, dan aku gak tau siapa yang foto itu."

"Rassya buka pintunya, please. Aku mohon. Aku beneran gak ngelakuin itu sama sekali." Aqeela berusaha membujuk Rasya.

"Sya, buka dulu. Aqeela mau jelasin. Kamu dengerin dulu apa kata dia, setelah itu kamu bisa menyimpulkannya." ujar Nina seraya menggedor-gedor pintu

Ceklek.

"Masuk." ujar Rassya dengan suara dinginnya.

Aqeela masuk, sesuai apa yang di perintahkan oleh suaminya itu. Dirasa Aqeela sudah masuk, Rassya menutup dan mengunci pintunya, Nina masih diam di ambang pintu.

"Biar lah mereka yang menyelesaikannya." kemudian Nina pergi meninggalkan pintu itu.

Kini Aqeela sudah berada di dalam kamar dengan Rassya. Mereka masih sama-sama diam, suasana canggung menyelimutinya.

"Jelasin!" ujar Rassya memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Aqeela tengah membersihkan bajunya yang kotor di kamar mandi. Ia sekarang tengah mengaca di kamar mandi tersebut.

Setelah itu Aqeela hendak keluar. Namun...

Bugh.

Aqeela menabrak dada bidang orang tersebut, ia hampir terjungkal kebelakang, untung saja tangan orang itu yang menahan punggungnya agar Aqeela tidak terjatuh.

"E-eh m-maaf, Mas. S-saya gak liat tadi." Aqeela mendadak gugup.

Pria itu langsung pergi begitu saja. Aqeela tak memusingkan hal tersebut, ia kembali lagi pada temannya, Sandrinna.

"Gitu kok. Gak ada yang aku lebih-lebihin." Aqeela menjelaskan seadanya. Karena, ya memang begitu adanya.

Rassya sempat terdiam.

Lalu tiba-tiba Rassya memeluknya, dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aqeela.

"Maafin aku udah salah paham sama kamu."

Aqeela mengusap punggung Rassya. "Gapapa kok."

"Kamu kan tau sendiri, Suami mana yang rela Istri nya deket sama cowok lain. Aku cemburu, Aqeela, aku cemburu."

Aqeela terkekeh. "Aku tau kok."

Masih dengan memeluk Aqeela, Rassya membaringkan tubuh mungil Aqeela. Rassya menindihnya, membuat jantung Aqeela berpacu lebih cepat. Muncullah perasaan tidak enak di dalam hatinya.

"Aku tagih jatah aku."

***

Maaf baru sempet Update, soalnya udah lama bgt ga buka wp. Ini juga notif bnyk bgt

Cold Ceo's Favorite WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang