Malam ini Aqeela, Rassya dan juga Caca tengah berada di pasar malam. Tadi Caca mengatakan bahwa ia ingin ke pasar malam untuk main beberapa permainan disana, apalagi membeli gulali yang besar. Katanya.
Rassya akhirnya mau, tau kan bagaimana sikap Rassya yang memanjakan Caca. Apapun keinginan Caca akan Rassya turuti meski jam kantornya.
Sandrinna? Ia sudah pulang terlebih dahulu. Bukan pulang sih, lebih tepatnya diusir Aqeela karena mereka ingin berjalan-jalan. Sandrinna sih iya-iya aja.
Kini mereka sudah sampai, Rassya memarkirkan mobilnya, "Duluan aja. Nanti aku nyusul." titahnya.
Aqeela menganguk, "Ayo, Ca. Kita kesana!"
"Yey."
Aqeela dan Caca keluar dari mobil dan mulai memasuki area pasar malam yang begitu indah dengan lampu warna-warni yang begitu banyak.
Setelah kepergian Aqeela, Rassya menelpon seseorang.
Berbeda dengan Aqeela yang masih bingung untuk menaiki apa terlebih dahulu. "Caca mau naik apa dulu nih?" tanyanya.
"Caca mau naik kuda," tunjuk Caca pada kuda-kuda yang berputar.
"Ayo. Nanti Mama foto Caca, ya." usul Aqeela
Caca menganguk, akhirnya Caca mulai menaiki kuda yang berputar itu. Aqeela banyak sekali memfoto Caca.
"Gaya yang imut dong, sayang." suruh Aqeela yang dituruti Caca.
Di tengah-tengah Aqeela yang sedang memfoto Caca. Aqeela di kaget kan dengan adanya tangan yang melingkar di pingangnya.
Ia menoleh takut-takut itu adalah suami orang, bisa kena amuk nanti.
"Kamu ngangetin aja."
"Maaf, sayang." setelah mengatakan itu Rassya mengecup kepala Aqeela, itu yang menjadi kebiasannya. Menghirup aroma wanginya rambut istrinya.
Rassya semakin mempererat pelukannya kala orang-orang menatapnya. "Aduh sesek Rassya. Jangan kenceng-kenceng. Aku mati emang mau?"
Rassya menggeleng.
"Yaudah lepasin dulu." pintanya.
"Nanti kamu diliatin banyak orang."
Aqeela berdecak sebal, jawaban macam apa itu. "Dari tadi juga gitu. Justru dengan perlakuan kamu kayak tadi mengundang mereka buat natap kita."
"Ya kan aku mau nunjukin ke semua orang kalau kamu punya aku."
"Orang-orang juga ta---Caca? Mana Caca?" paniknya karena Caca tidak ada di tempat tadi.
"Caca mana?"
"Aku gak tahu, kan aku dari tadi disini."
"Mas, lihat anak kecin pake baju dres warna pink gak?"
"Tadi dia turun, terusari gitu aja."
"Astaga Caca." Aqeela mulai berlari untuk mencari Caca yang diikuti Rassya dari belakang.
"Caca. Rassya dimana Caca? Aku gak mau kejadian itu terulang lagi." lirih Aqeela.
"Mama, Papa."
Aqeela dan Rassya menoleh kebelakang. Ternyata itu Caca, yang dimana ia membawa 3 gulali, warna pink, putih, dan biru.
"Astaga Caca. kamu darimana aja, sayang?" tanya Rassya memegang kedua pundak gadis kecil itu.
"Caca beli ini." mengangkat gulali itu.
"Udah di bayar belum?" tanyanya.
Caca menunduk, dan menggeleng. "Abisnya Mama sama Papa ngobrol terus sih. Jadi aku pergi deh buat beli ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Ceo's Favorite Wife
Short StoryINI BUKAN CERITA TENTANG PERCINTAAN MASA SMA ATAU SEJENISNYA! SEORANG CEO DINGIN REYENSYAH RASSYA HIDAYAH DI JODOHKAN DENGAN MAHASISWI YAITU AQEELA AZA CALISTA SECARA MENDADAK! AWALNYA MEREKA MENOLAK PERJODOHAN ITU, TETAPI MEREKA TETAP MEMBANGUN RU...