33

1.5K 143 1
                                    

Malam ini Aqeela sedang duduk di pinggir kolam renang bersama kucing kucing yang menemani nya sedari tadi. Udara malam begitu dingin, senyap dan sepi. Itulah kesukaannya.

Aqeela juga suka dengan Bulan dan Bintang, tidak ada alasan untuk menyukai. Karena itu sesuai pribadi sendiri.

Menikmati Malam dan juga di temani Bulan Bintang di atas langit yang berkilau menerangi Bumi walau tak secerah Matahari.

"Bagus banget." gumamnya, menatap indah langit malam

Ia berdiam diri saja disitu, menikmati malam ini. Tangannya mengelus ngelus pucuk kepala kucing yang sedari tadi ada di pangkuan nya.

"Ngapain?" suara itu mampu membuat Aqeela menoleh kepada sang pemilik suara.

"Eh, Ini lagi duduk aja." dengan senyuman yang meghiasi wajah nya. Terlihat sempurna.

Lalu Rassya ikut duduk di pinggir Aqeela. "Eh, kamu ga papa duduk disini? ini kan kotor! belum sempet aku Pel tadi."

"Terus kamu sendiri?"

Aqeela gelagapan. "Y-yya aku kan udah biasa."

Rassya menghiraukan ucapan Aqeela, ia tetap duduk di sampingnya. Bodoamat kotor yang penting ia bisa duduk bersebelahan dengan Istri cantiknya itu.

"Kamu suka Bulan?" tanya Rassya. Aqeela menganguk antusias. "Suka. Aku suka Bulan karena Bulan selalu ada untuk Bintang, sedangkan Bintang belum tentu ada untuk Bulan." jedanya.

"Dimana ada Bintang, disitu ada Bulan. Tapi, dimana ada Bulan belum tentu disitu ada Bintang." lanjut Aqeela.

"Kamu benar, Saya juga menyukainya."

"Kamu suka Bulan juga?" tanya Aqeela.

Rassya menganguk cepat. "Kenapa? memang nya ada yang salah?" ujar Rassya, karena melihat raut wajah Aqeela tak percaya bahwa ia juga menyukai Bulan.

Lalu mereka kembali berdiam, menukmati udara malam yang begitu dingin.

"Aqeela." panggil Rassya.

"Hm?" sahutnya.

Rassya mengambil kedua tangan Aqeela, lalu ia menggenggamnya dengan erat. "Ajari saya untuk mencintai kamu, bisa?"

Jangan ditanya bagaimana kondisi jantung Aqeela jika di perlakukan seperti ini. Rasanya Aqeela jadi ingin pingsan saat ini juga. Tolong siapapun Aqeela terbang dengan ucapan Rassya.

"I-iya, aku usahain."

"Kamu tidak perlu memanggil saya dengan sebutan 'Mas' cukup sebut saya dengan nama saja."

"Tapikan..."

"Kamu tidak enak dengan saya karena saya lebih tua dari kamu?" kata Rassya, ia tahu pikiran Aqeela pasti dia berfikir seperti itu.

"Tidak masalah kamu memanggil saya dengan sebutan nama. Bukankah itu lebih bagus?"

"I-iya."

Sudahlah, Aqeela ingin pingsan saat ini, ia sudah tidak kuat dengan jantung nya yang sedari tadi berdisko. Cukup!!!

***

Pagi ini Aqeela, Rassya, dan Rosa sedang sarapan. Mereka tidak ada yang membuka suara.

Jika di tanya bagaimana sikap Rassya sekarang, sikap Rassya kembali seperti semula. Meskipun kemarin malam yang Rassya katakan membuat Aqeela baper sendiri, tidak ada sangkut pautmya dengan hari ini. Ia kembali menjadi es batu.

"Ohiya, by the way Keliatan nya kalian makin deket?" tanya Nina

"Ada perkembangan? Rassya? Aqeela?"

Mereka berdua diam, tidak ada yang menjawab pertanyaan yang Rosa lontarkan. Hingga Rassya berdiri. "Mih, aku berangkat kerja dulu." menyodorkan tangan nya, lalu ia mencium punggun tangan Rosa.

Lalu beralih pada Aqeela, Rassya menyodorkan nya. Aqeela yang paham pun langsung mencium tangannya.

***

"Sya."

"Hm?"

"Keputusan gua udah bener belum sih? Nikahin temen bini lu?"

"Rassya bilek-Yntkts." kata Kiesha seraya meledek Rey.

Kini Rassya, Rey, dan Kiesha berada di ruangan Rassya.

"Gue serius bego!" kesal Rey.

"Ya lagian lu malah nanya Rassya, udah tau dia dingin nya kek gimana, pake ngajak dia ngobrol segala lagi. Rassya gak mau ngomong panjang panjang selain sama Bini nya." ujar Kiesha.

"Lu ngomong kayak gitu, seakan akan gue ga ada disini." Rassya menatap tajam Kiesha.

Kiesha cengengesan. "Hehe, ya kan emang kenyataan. Masa gue bilang lu Barbar."

"Anjing, gue minta usul dulu. Bangke!!" kesal Rey yang sedari tadi di kacangi.

"Menurut lu sendiri?"

"Ya gue ga tau, makanya gue nanya lu semua, Kiesha prik."

"Lu cinta sama dia?" tanya Kiesha.

"Gue ga tau perasaan gue sendiri, tapi setiap gue ada di dekat dia gue selalu nyaman. pengen selalu deket dia terus." tukas Rey.

"Ya itu namanya lu Cinta dodol." Kiesha menanyor Rey.

"Berarti gue juga cinta dong sama Aqeela, gue juga nyaman deket dia. Bahkan gue pengen selalu ada di samping dia." batin Rassya.

"Kasih gue usul, Sya." Pinta Rey penuh harap. Bukan nya ia tak menghargai Kiesha, tapi tau sendirilah bocah prik itu.

"Gue gabisa jawab, Rey. Perasaan gue sendiri juga sama kayak lo." ucap Rassya memerawang

Ucapan Rassya mampu membuat kedua bola mata Kiesha membulat. "Lo udah cinta sama bini lu?"

Rassya menggeleng lesu. "Gue gak tau, gue gabisa deskripsiin perasaan gue. Intinya gue cuma nyaman aja deket dia."

"Iya itu lu cinta, Punya dua temen gini amat ya?" ujar Kiesha dramastis.

"Oke fiks, keputusan lu ga salah, Lu bener bener cinta sama Sandrinna. Dan lu Sya. Lu perjuangin dia sebelum dia nyerah sama perasaan lo." ucap Kiesha serius

Oke jika dilihat lihat Kiesha kalau sedang serius ketampanan nya bertambah sembilan puluh drajat. Jadi pengen ngarungin.

"Caranya?"

"Anj, Anj, Anj. Punya temen gini amat. Kalau lu bener bener cinta sama dia, lo perjuangin dia. Jadiin dia ratu, turutin apa kemauan dia, Karena hakikatnya Perempuan itu di perjuangkan. Dan di prioritaskan satu satunya."

"Terus abis gitu, lu buat ponakan deh buat kita-kita."

"Anj, gue udah serius, bangke." Rey melempar pulpen milik Rassya pada Kiesha.

Kiesha tertawa garing, lalu ia menghentikan tawanya. "Tapi yang pertama gue ucapin bener kok. Pertama jadiin dia ratu sama seperti lo perlakuin orangtua lo, prioritasin dia. utamain pokoknya. Apalagi lu, Sya."

"Lu udah ada hubungan serius, Pernikahan bukan bahan candaan."

"Cewe itu butuh di mengerti."

"Paham banget lo soal begituan?"

"Wih gue! apa si yang ga ngerti bagi gue." bangganya.

"Pokoknya wanita itu pengen di ngertiin, kalau soal buat ponakan itu bonus dari mencintai."

SCROL KEBAWA LAGI, AKU DOUBLE UP SOALNYA

Cold Ceo's Favorite WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang