Kini Rassya dan Aqeela sudah berada di rumah, tapi aneh nya, disini tidak ada siapa siapa. Mamih nya pun tidak ada, bahkan pembantu juga.
"Mas Rassya." panggil Aqeela.
Rassya menatap wajah Aqeela lalu menaikan kedua alisnya.
"Kamu belum cinta ya sama aku?" tanya Aqeela tiba tiba.
"Saya sayang sama kamu, tapi memang saya belum cinta dengan kamu." sungguh ucapan Rassya di luar nalar.
"Emang sayang sama cinta beda?"
"Beda." jawab nya pendek.
"Apa?"
Rassya acuh, ia tak menjawab pertanyaan Aqeela yang ia lontarkan untuk nya, Aqeela mendengus kesal. "Di cuekin mulu."
Rassya hanya melirik sebentar saja, lalu ia pergi untuk mandi.
Aqeela terus menatap Rassya, hungga tubuh itu sudah tidak terlihat lagi. "Huu, padahal nanya doang, di cuekin terus." Aqeela memonyongkan bibirnya, tentu kesal. Siapa yang tak kesal di cuekin?
Kini hari sudah larut malam, tapi kedua insan itu belum juga terlelap, dengan alasan Aqeela tidak bisa tidur. Belum ngantuk katanya.
"Tidur." tukas Rassya.
"Is belum ngantuk, kalau mau tidur ya tidur duluan aja." sebal Aqeela. "Peremin."
"Tadi udah, tapi tetep aja ga tidur tidur. Mungkin emang belum waktunya."
Rassya menghela nafas berat. Lalu kemudian ia mendekati Aqeela, sangat dekat dari sebelumnya. sekitar 5 cm wajah mereka berhadapan. Aqeela merasa jantung nya ada masalah, berdebar dua kali lipat dari biasanya, ia menegang.
Tak lama Rassya langsung menidurkan Aqeela, ia memeluk Aqeela, membiarkan wajah gadis itu terbenam di ceruk lehernya.
Jangan di tanyakan bagaimana kondisi Aqeela, jantung nya sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi, debaran itu masih dua kali lipat dari sebelum.
Tapi diam diam ia mengulum senyum nya, ia sangat senang di perlakukan seperti ini oleh Suami nya.
Lalu mereka berdua terjun ke alam mimpi nya masing-masing.
***
Kini hari sudah pagi, Ayam sudah berkokok.
"Rassya, Aqeela. Bangun! kita sarapan." Rosa seraya mengedor gedor pintu nya.
Merasa tak ada jawaban, ia lebih memilih membuka sendiri saja.
Ceklek.
Mamih Rassya membuka pintu kamar Rassya, dan ia terkejut dengan apa yang ia lihat, tapi ia sedikit senang. Dengan begitu sedikit demi sedikit Rassya bisa mencintai Aqeela.
Rosa melihat, Rassya sedang memeluk Aqeela, begitu juga Aqeela. Mereka masih terlelap dalam tidurnya, Rosak tak mau menggangu, jadi lebih baik ia tak jadi membangunkan nya, membiarkan mereka begitu.
***
"Aqeela?"
Aqeela yang sedang berjalan pun memberhentikan langkah nya, karna ada panggilan dari belakang.
Aqeela menoleh. ia sontal membulatkan mata nya. "Diaz?"
Ya, dia Diaz. Sudah bertahun tahun mereka tidak bertemu, tiga tahun lamanya.
"Apa kabar, Qeel." tanya nya.
"Baik kok."
"Lu gak nanyain kabar gue?"
"Kabar kamu gimana, Diaz?"
"Gue lagi gak baik baik aja, orangtua gue mau cerai."
Aqeela turut prihatin dengan musibah yang menimpa Diaz. "Kamu yang sabar ya, Diaz. Kamu kuat kok!"
Diaz menganguk Lesu, Lalu Diaz memegang kedua pundak Aqeela. "Gue dari dulu selalu cari lo, cuma lo yang bisa nenangin gue."
Namun siapa sangka, tangan Diaz yang ada pada pundak Aqeela ada yang menepis mya secara kasar. Dia Rassya, dengan wajah dingin nya. "Siapa lo?" tanya Diaz.
Aqeela tidak mau jika status nya di bongkar, Aqeela tidak mau ada yang mengetahui nya bahwa dia sudah menikah dengan seorang Ceo muda. cukup Keluarganya dan teman temannya saja..
Lalu ia menarik Rassya, meninggalkan tempat itu, dan Diaz juga tentunya.
***
"Sudah berani kamu?" sentak Rassya.
Pasalnya Aqeela sempat menjelaskan dengan nada yang ngegas, dan tidak sopan bagi Rassya.
"Kan aku udah jelasin sama kamu. Aku sama dia cuma temen, ga lebih. Lagian kan kita juga ketemu ga sengaja."
"Saya maafin kali ini, tapi lain hari. Jangan harap." ucapan Rassya mampu membuat Aqeela terbengong-bengong.
Rassya mendengus kesal karna omongan nya tidak di sahut oleh istrinya itu. Lalu ia menyentil kening Aqeela, membuat sang empu meringis. "Kebiasaan."
"Ish, sakit tau!"
"Lebay." cibir Rassya, padahal Rassya tidak terlalu leras leras juga menyentil kening Aqeela. Aqeela saja yang terlalu lebay.
"Suruh siapa Suami nya ngomong ga dijawab?"
"Terus aku harus jawab apa? Iya? Ok?"
Lalu tiba tiba Rassya mendekap Aqeela, memeluknya sangat erat. Seolah olah Aqeela tidak boleh pergi detik itu juga. "Jangan tinggalin saya, saya sayang dengan kamu." ujarnya serius.
Lalu Aqeela mendongak keatas. Ternyata jika dilihat lihat dari dekat, Suaminya ganteng juga.
Kemana aja heiii.
"Cinta nya ga sekalian?"
"Masih proses." ucapan Rassya membuat pipi Aqeela bersemu merah. Aqeela jadi malu, padahal sepertinya Rassya bukan tipikal cowo bucin. melainkan dingin melebih kutub utara.
"Ish modus." Aqeela mendorong dada bidang Rassya, ia membuang muka nya, takut takut jika Rassya melihat pipi nya yang sudah seperti kepiting rebus ini.
"Aqeela." panggilan itu mampu mengalihkan pandangan kedua Suami Istri itu.
"Eh San? ada apa?" tanya Aqeela. "Eh ada Pak Rey juga." ujar Aqeela ketika melihat Rey datang dari belakang Sandrinna.
"Ini ada undangan dari Pernikahan gue." Sandrinna memberikan surat undang pernikahannya.
"Eh, lo mau nikah?"
Specheeles, tentu! masa tiba tiba Sandrinna memberi surat undang pernikahananya, memang nya Sandrinna mau menikah dengan siapa? Sedangkan Rassya, dia tidak kaget sama sekali. Karna beberapa hari yang lalu Rey sudah bicara dengannya.
"Reybong." eja Aqeela ketika melihat Tulisan yang ada di dalam undangan tersebut.
Aqeela memutup mulut nya tak percaya. "Omaigat, lo mau nikah sama Pak Rey, San?"
"Iya dong. Masa jomblo terus."
"Hi succes terus ya sampe hari H nya."
"Makasih sayangkuu" mereka berdua berpelukan ala ala cewe.
Up ni gess
kangen ga? ga jawab bisulan
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Ceo's Favorite Wife
Cerita PendekINI BUKAN CERITA TENTANG PERCINTAAN MASA SMA ATAU SEJENISNYA! SEORANG CEO DINGIN REYENSYAH RASSYA HIDAYAH DI JODOHKAN DENGAN MAHASISWI YAITU AQEELA AZA CALISTA SECARA MENDADAK! AWALNYA MEREKA MENOLAK PERJODOHAN ITU, TETAPI MEREKA TETAP MEMBANGUN RU...