39

1.3K 128 41
                                    

"SUMPAHHHH!?! LO HAMIL? OMG."

Ratu hanya menyengir saja. Ratu hanya ingin berterimakasih pada Tuhan karena telah memberikan anak, walaupun masih di dalam perutnya.

Saat ini keempat perempuan itu tengah berada di cafe tengah-tengah kota Jakarta. Tadi Ratu yang meminta untuk berkumpul, tidak ada penolakan.

"Usia kandungannya berapa sekarang?" tanya Aqeela yang melihat perut Ratu yang masih rata.

"Belum lama, baru dua minggu aja kok."

"OMO! DAEBAK! Gue punya ponakan omaigattt." histeris Sandrinna.

"Akhirnya salah satu dari kita udah ada yang mau jadi Ibu juga, ya."

"Lo kapan, Qeel?" tanya Ratu menunjuk Aqeela.

"Hah?" beo Aqeela. "Gue itu, gue belakangan. Lo semua duluan aja." dengan senyum yang di buat-buat.

"Ah, gak asik lo. Harus barengan dong."

"Tapi menurut gue dia gak akan lama lagi jadi deh." terka Sandrinna.

Aqeela memelototkan matanya. "Gak usah cepu ya lo." begini nih jika curhat dengan cepu. Ah, rasanya Aqeela salah pilih teman.

Pasalnya, kemarin Aqeela bercerita semuanya pada Sandrinna, termasuk itu...Sandrinna sewaktu mendengarkannya begitu heboh.

"Kan kita friend, masa lo gak ada cerita sama kita. Jahat banget sih."

"Gue rasa kalau gue ceritain semuanya sama semua orang terlalu privasi deh."

"Tapi kita sahabat lo, Aqeela." gemas Saskia.

"Udah ah aku mau pulang. Banyak cucian dirumah, numpuk." Aqeela mengambil tasnya, bersiap untuk pergi.

"Iya sama nih. Rumah juga belom gue bersihin." kata Ratu.

"Gak asik banget sih sekaramg tuh. Semuanya udah punya kehidupan masing-masing. Gak kayak waktu kita masih SMA, sepuasnya bahkan kalau kita main sampe gak tau waktu." sarkas Sandrinna.

"Gue setuju sama lo, San." Saskia mengangkat tangannya untuk bertos dengan Sandrinna.

"Ya gimana lagi. Ya memang jalannya harus kayak gini kali. Lagian juga, kita gak bisa selamanya terus bareng-bareng. Kita semua akan ada dimana titik punya kehidupan masing-masing. Terutama lo Sas, yang udah punya tunangan. Lo juga, San."  kata Aqeela.

"Bener tuh. Sebenernya kita juga pengen main sampai gak tau waktu kayak dulu lagi. Tapi, ya sekarang keadaannya udah beda. Udah gak bisa di paksa lagi, gue sama Aqeela juga punya kehidupan masing-masing."

Sandrinna menghela nafas. "Gue egois, ya?" beo nya.

"Gue paham kok. Lo bilang kayak gitu karena lo kesepian. Kita yang sering sama-sama bahkan setiap hari nempel terus, itu pasti bikin lo kangen. Apalagi sekarang keadannya udah beda."

"Gue bisa maklumin lo kok. Kita bisa ngertiin lo."

***

Aqeela sudah siap dengan rantang mini nya. Yang berisi makanan kesukaan Rassya, yaitu Udang goreng buatan Aqeela.

Baru-baru ini Rassya memberitahu semua tentang dirinya. Karena Aqeela sebagai istri yang peka, jadi ia membuatkan makanan untuk suaminya yang masih bekerja di kantor.

Aqeela akan datang ke kantor Rassya seraya membawa makanan, memberi suaminya surprise karena berhasil jatuh cinta padanya. Aqeela akan mengapresiasi nya.

"Pak Rey." panggil Aqeela, ia berlari kecil menghampiri Rey.

"Ada apa bu bos?"

"Rassya ada diruanganya gak?" tabya Aqeela antusias

Cold Ceo's Favorite WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang