21

665 65 2
                                    

Taehyung segera berlari menuju unit apartemen yang sudah ia hafal. Sampai di pintu apartemen itu ia dengan segera menekan password dengan tergesa.

Klik....

Suara itu menandakan bahwa password benar dan pintu terbuka.

"Jeee.... where are you???" Teriak Taehyung seketika sampai apartemen kecil  yang sudah ia tempati bertahun-tahun bersama Jennie.

Saat ini jam menunjukkan pukul 13.00 siang KST. Sudah belasan Jam perjalanan Taehyung dari NY ke Seoul. Ia mencari kesana kemari di berbagai ruangan apartemen itu, namun nihil. Tidaak ada seorangpun disana. Barang-barang disanapun juga rapi, tidak ada pecahan ataupun barang yang berantakan.

"Apa semua baik-baik saja??" Lirih Taehyung. Ia segera membuka hanphonenya untuk menelfon Jimin. Ia juga belum sama sekali mengaktifkan hpnya setelah sampai.

Namun belum sampai hpnya hidup suara pintu terbuka dari depan mengagetkan Taehyung. Dengan segera ia berlari menuju pintu depan.

"Taehyung???" Kaget seorang wanita dengan wajahh pucat yang tengah duduk di kursi roda.

"Jennie??? Kau kenapa sayang???" Taehyung segera memeluk Jennie dengan erat meski masih berada di kursi roda.

"Aku tidak apa-apa. Maaf membuatmu khawatir." Lirih Jennie mengusap lembut punggung kekasihnya.

"Sudha Tae... bangun ih. Di ruang tengah aja ngomongnya..." celetuk Jimin seketika mengalihkan atensi Taehyung.

"Heh... kenapa kau tidak mengabariku??" Tanya Taehyung dengan tatapan kesal pada Jimin yang sedang berdiri di belakang kursi roda Jennie.

"Bodoh, handphonemu saja mati!!!" Ujar Jimin juga kesal.

"Cepat bangunlah... aku akan mendorong Jennie. Kau menghalangi saja!!" Lanjut Jimin.

Taehyungpun berdiri ia segera beralih memegang dorongan kursi roda dan menyenggol.tubuh Jimin agar pergi.

"Jinjja?? Kau bocah sekali Tae..." Jimin mencoba menahan kekesalannya.

Mereka bertiga akhirnya menuju ruang tengah dengan Taehyung mendorong kursi roda Jennie dan Jimin yang mengikuti dari belakang.

Setelah ketiganya berkumpul Jennie membuka suaranya lirih. "Kenapa kamu disini Tae??"

Taehyung tersenyum meraih tangan Jennie dengan lembut. "Aku sungguhh mengkhawatirkanmu J... kau bahkan tidak bisa ku hubungi."

"Maaf!!" Ujar Jennie.

"Kau baik-baik saja??

Jennie mengangguk ia akan mencoba baik-baik saja.

"Ekhemmm" Jimin berdehem dan mencoba mengalihkan perhatian sepasang sejoli dihadapannya.

"Karena sudah ada Taehyung, aku pamit dulu yaa. Aku tidak mau jadi nyamuk disini, dan kalian selesaikan masalah kalian jangan terlalu terbawa emosi. Dan Tae... sungguh aku sudah mengetik banyak pesan padamu untuk memberitahu keadaan Jennie, dan apa? Kau sudah disini... percuma saja ketikanku itu." Ujar Jimin kesal namun terlihat lucu di mata Taehyung dan Jennie.

"Hehehe.. terima kasih ya Jim. Maaf merepotkanmu." Tawa Taehyung sedikit melepas berbagai sesak di hatinya.

"Terima kasih Jimin, maaf jika aku menyusahkanmu." Ujar Jennie lirih.

Sepulangnya Jimin, sepasang kekasih yang ada dalam apartemen itu hanya diam. Mereka tenggelam dan larut sendiri dalam pikiran masing-masing.

Taehyung membuka handphonenya yang sudah aktif, dengan segera ia membuka pesan masuk dari Jimin berjam-jam lalu. Ia membaca dengan seksama, Jimin telah menuliskan dengan runtut kejadian semalam yang dialami Jennie.

My Psycho Girl ~ Taennie (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang