⠀⠀10. Tanpa Arah dan Tanpa Tujuan

566 90 27
                                    

"Ayudia, rapatnya sudah selesai kan? Saya mau pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayudia, rapatnya sudah selesai kan? Saya mau pulang. Lapar banget."

"Mau makan?"

"Di rumah lagi masak banyak. Saya gak bisa makan di luar."

"Makan bareng saya, Jeha."

"Mau sih tapi gak bisa. Gimana kalau kamu ke rumah saya aja?"

Dialog itu berhenti.

Ayudia dan Dion Jeharu baru selesai melaksanakan rapat dengan klien luar negeri. Meski sempat terbata-bata dalam ucapan dan koneksi internet yang mau dimaki pun tidak akan lebih baik, rapat itu akhirnya usai sudah. Mereka masih duduk di sofa ruangan Juna, menggunakan pakaian lengkap meski Dion sudah membuka kancing atas kemejanya karena sesak. Ayudia pun melepaskan kekangan sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam yang ia pakai sejak pagi hingga malam ini.

"Boleh?"

Dion mengangguk pelan. Liriknya pada Ayudia sembari tersenyum tipis. "Iya, keluarga saya gak pernah galak lihat saya bawa perempuan."

"Memangnya kamu pernah bawa perempuan selain saya?"

"Iya," kata Dion singkat. Ditolehkan kembali wajahnya ke laptop yang sudah berlayar hitam karena habis baterai setelah bertempur hampir lima jam itu.

Alis Ayudia terangkat, seolah terpukau dengan ucapan Dion-meski nyatanya tidak begitu.

"Jadi, mau ke rumah tidak?" Lelaki itu berdiri dan menyamakan pandangannya pada Ayudia yang masih duduk di tempat. Gadis itu mendongak keatas. "Makan bareng saya Ayu. Mau?" Diulurkan tangannya ke depan Ayudia, tampak mengajak dengan tulus.

"Saya pulang saja."

"Eh?"

Ayudia pun bangkit dari kursi, namun tidak meraih telapak pria itu. Ia berlalu mengambil laptop yang habis baterai pun tak lupa menenteng sepatunya dan keluar dari ruangan Pak Juna. Sedang Dion masih menganga. Apa dia baru saja ditolak?

"Jeha, saya mau kunci pintu. Mau stay disini?"

"Nggak." Dion berucap, terbirit-birit melangkah keluar setelah melihat aksi Ayu yang mulai menutup pintu ruangan bos mereka berdua. "Tunggu."

Kini pintu terkunci. Ayudia telah berberes dan rambutnya sudah diurai. Dion diam saja menatap lamat-lamat kegiatan gadis itu. Ayudia cantik. Puan dengan wajah serius dan struktur rahang yang menambah kesan tegas serta elegan itu terlalu mendistraksi setiap mata yang terarah padanya. Belum lagi hidung mancung yang sangat atraktif bak sirkus di pantai.

"Loh, kalian berdua belum pulang? Masih ngapain jam segini di sini?"

Uga tiba-tiba masuk ruangan dan dikagetkan dengan penampakan dua orang yang terlihat berantakan. Ayudia Asmahanda Pakanira dan Dion Jeharu. Matanya menatap seksama berdua yang pakaiannya tampak berantakan. "Kalian habis ngapain?"

The Last Person ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang