⠀⠀29. Berkelana di balik Bulan

298 43 10
                                    

"Di, kenapa nangis?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di, kenapa nangis?"

Kepanikan seseorang jadi pembuka bagi Dion Jeharu tatkala kedua kaki membawanya keluar dari lift. Uga yang sering cuek, dingin, jarang memberi senyum, dan kurang menaruh perhatian pada Dion, tiba-tiba saja berubah seratus delapan puluh derajat.

Uga berdiri di belakangnya, mengejar sosol dengan langkah besar dibandingkan dengan dia yang agak kecil.

"Dion." Wanita itu bermuka sendu, terus melangkah ikut Dion hingga masuk ke dalam ruangan bersamanya.

Uga kini berdiri di ambang kesedihan seorang tuan rupawan. Lelaki yang sering menjahili dan membantunya itu, kian makin menundukkan kepala dan terkulai lemah di atas kursi yang didudukinya sejak masuk ke ruangan.

"Hey, saya disini. Tenang, Dion."

Ia bergerak meraih kursi lain disana dan ditempatkan dekat Dion. Pelan-pelan, satu tangannya menyusuri pundak bergetar lelaki itu, menepuk berulang--seakan tengah memberi ketenangan yang ia tahu, akan berlalu secepat kecantikan senja.

"Kak," gumamnya bersuara parau.

"Ya?" Respon Uga secepat petir menyambar atap rumah. Dilihatnya Dion menyingkirkan tangan Uga yang tertepuk ke punggung belakang. Ia pindahkan dan sekarang sudah memegang erat tangan perempuan itu.

"Aku baru putus dari Ayudia."

Pengakuan yang seraya membuat air mata Dion meluncur, juga menyebabkan kekagetan seorang Uga Janaira. Lelaki yang sudah dianggap adik sendiri, harus menerima sebuah nasib malang. Cinta masa muda yang pantasnya diakhiri senyum, malah harus mengundang rintik tangisan sebagai menu pembuka di meja patah hati.

"Boleh gak, aku nangis?"

"Di--"

Ucapnya terputus saat Dion telah melepaskan kedua tangan Uga, lalu menutup wajah tampan itu dengan tangan yang terlanjur basah oleh keringat--kini harus bergabung memerangi air mata.

"Boleh, silahkan."

Sesak di dada menjadikan Uga semakin merasa bersalah.

Dia adalah sosok yang memotret perkara Juna dan Ayudia, dia yang mengirimkan gambar itu kepada Yera, dia yang memanaskan api cemburu di hati Yera, dia yang menghancurkan hubungannya bersama Terala. Dan karena dia, Ayudia harus dicap sebagai perusak hubungan orang--padahal gadis malang itu tak pernah melakukan hal licik pada mereka. Uga yang mulutnya kemana-mana, membuat Dion yang tidak menahu kasus itu, malah dibuat kepo.

"Nangisnya udah cukup. Sekarang harus bangkit." 

Dion yang jatuh cinta pada Ayudia, membuat Uga sungguh tak percaya.

"Wibawa kamu jadi hilang kalau kayak gini, Dion."

Hingga Uga tak menyangka bahwasanya di adalah dalang dari berakhirnya hubungan Dion dan Ayudia--meski kronologi putus belum kunjung terucap dari bibir basah si Jeharu.

The Last Person ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang