⠀⠀28. Pikiran yang Buruk Melanda Kita

336 44 12
                                    

"Jeha, Ibu Yera pernah anggap saya selingkuhannya Pak Juna yah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeha, Ibu Yera pernah anggap saya selingkuhannya Pak Juna yah?"

Manusia punya segudang pertanyaan yang menumpuk di otak kecilnya. Pertanyaan tentang banyak hal di kehidupan--kehidupannya dan kehidupan orang terdekat. Sama seperti Ayudia, gudang kepalanya sudah cukup sakit akhir-akhir ini.

Ucapan Uga bukanlah faktor utama. Lebih kepada faktor pendukung yang memicu Ayudia untuk bertanya hal sebenarnya. Siapa juga yang akan diam saja jika dia diseret dalam sebuah rumor tidak jelas?

Semua orang tidak mau ada dalam rumor tidak jelas--apalagi rumor yang buruk sekali.

Maka ketika kapasitas otak Ayudia sudah digulir oleh tuntutan Ibu Maharani, ketidakjelasan Rea yang tiba-tiba datang dalam hidupnya, lalu ditambah dengan perkataan Uga yang terdengar begitu meyakinkan--Ayudia jadi kalut.

Apakah dia pernah jahat pada Yera?

"Jeha--"

"Habisin dulu makanannya."

Mereka sedang makan siang bersama di tengah padatnya jam kantor. Sepasang kekasih yang disatukan karena sayang itu duduk berhadapan di tempat makan favorit mereka--tempat pertama mereka makan bersama, dulu.

Status yang kini sudah berubah membawa mereka kembali untuk mengingat banyak hal di masa lalu.

Ayudia menggigit ujung bibirnya. Gadis yang sudah berani itu akhirnya ditundukkan oleh permintaan Dion. Dia kembali menyuapkan nasi ayam ke dalam mulut--diam lagi seperti beberapa saat sebelum mengajukan pertanyaan tersebut.

Habis mengunyah, Ayu mendongakkan pandangannya pada kekasih. Wajahnya terlihat menegang dan kedua alis tampak berkedut--membuat Ayudia punya banyak pertanyaan lagi di kepalanya. Kenapa Dion bersikap seperti ini?

Apa ada yang salah?

"Jeha."

"Kamu tahu itu darimana?" Tanya Dion ragu.

Untuk pertama kalinya, Dion lupa memperhitungkan bagaimana seorang Ayudia benar-benar menanyainya perihal itu. Dia pikir semua selesai--lagipula Juna tak pernah menyinggung terkait hal tersebut dan Yera sudah lupa juga. Jadi kenapa Ayudia masih bertumpu pada batu masa lalu?

Who told my girl about this shit?

"Kamu gak perlu tahu. Saya cuman minta penjelasan. Kalau nggak, tolong jawab antara yes dan no," jelas Ayudia menuntun.

Dion bergumam racau dalam hati.

Gue gasiap. Jujur, kenapa lo mesti tahu ini waktu hubungan kita lagi baik begini? Siapa yang kasitahu lo, Ayu? Lo gak sepantasnya tahu rumor bejat ini. Lo gak boleh tahu tentang pertengkaran sahabat-sahabat gue yang terjadi karena rumor jelek itu.

"Jeha, saya serius."

"Ibu Yera pernah anggap saya selingkuhannya Pak Juna yah?" Tanya Ayu lagi--kali ini sedikit terpacu juga karena jawaban Jeha yang justru menanyakan hal lain.

The Last Person ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang