Waktu terus bergulir.
Yera dibangunkan oleh deringan ponsel tanda ada pesan masuk. Wanita itu menguap pelan, satu tangannya bergerak mengambil benda persegi panjang itu di nakas meja. Mata terbuka dan tujuannya segera pada layar tersebut.
Ada pesan dari dia.
Yera mengerjap matanya berulang. Ia berkitar ke seluruh sudut ruangan. Tak ada siapapun. Perlahan badannya bergerak untuk bangkit dari kasur. Tarikan napasnya terdengar berat.
Pulih berangsur-angsur jauh dari kondisi Yera saat ini. Menghadapi orang seperti dia--si pemberi pesan chat yang tengah dibacanya itu--sedikit sulit.
Dia pembangkang, mirip seperti Juna.
"Hmm," gumamnya kemudian membalas pesan dari si dia.
Baru juga selesai mengirim beberapa pesan, lelaki itu sudah membalas dengan cepat. Kalimatnya benar-benar buat emosi Yera melonjak. Kesepakatan mereka dulu adalah tidak saling mengirim pesan pada waktu lain selain malam hari.
Dia telah melanggarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Person ✓
RomanceSiapa yang akan bertahan di tengah badai rumah tangga? Mereka yang mengabdi dengan setia, atau mereka yang baru datang dan mengombang-ambingkan segalanya? ©biangpenat, 2021