"Mom."
Panggilan Lisa membuat seisi ruang makan menjadi sunyi dan terfokus padanya. Minyoung pun meletakkan alat makannya untuk mendengar apa yang ingin putri bungsunya itu sampaikan, "Ada apa Lisa?"
Gadis berponi itu melirik Jennie dengan ragu, ia menarik nafasnya dalam, memantapkan niatnya, kemudian memberanikan diri menatap Minyoung.
"Mom ... Aku ingin meminta izin untuk pergi bersama teman sekolahku minggu ini, bolehkah?"
Belum sempat Minyoung menjawab, Jennie sudah lebih dulu memotong, "Tidak!"
Mendengar itu Minyoung langsung mendapati perubahan dari raut wajah Lisa. "Baiklah," ujar Lisa pelan sebelum bangkit dari kursinya, lalu meninggalkan ruang makan dengan makanan yang belum ia sentuh sejak awal.
Chaeyoung yang sejak tadi hanya memperhatikan kejadian itu pun menghampiri Jennie, "Unnie, kenapa kau selalu keras pada Lisa? Dia itu adikmu."
Jennie mengepalkan tangannya setelah mendengar perkataan adiknya itu, tapi ia lebih memilih untuk tidak menghiraunya. Chaeyoung pun meninggalkan ruang makan untuk menyusul Lisa ke kamarnya.
Setelah merasa Chaeyoung sudah cukup jauh melangkah, Seojoon pun angkat suara, "Jennie, biarkan saja Lisa pergi. Benar kata Chaeyoung kau terlalu keras padanya."
"Tidak Dad, biarkan dia tetap di rumah."
Sama seperti Lisa dan Chaeyoung, Jennie pun ikut meninggalkan ruang makan sehingga menyisahkan Seojoon, Minyoung dan si sulung Park- Jisoo.
Saat ini Chaeyoung sudah berdiri tepat di depan pintu kamar Lisa, putri ketiga Seojoon itu membuka pintu kamar Lisa tanpa mengetuk dan mendapati mata milik sang adik memerah karena habis menangis.
Chaeyoung pun mendekat ke arah Lisa yang duduk di pinggiran kasur. Ia mengambil tangan Lisa untuk digenggamnya, "Kau tidak apa-apa?" Lisa mengangguk.
"Kau yakin?" tanya Chaeyoung memastikan.
"Aku baik-baik saja, Unnie."
Chaeyoung mengajak Lisa ke balkon kamar untuk melihat gelapnya langit di malam hari, "Aku bingung kenapa Jennie Unnie selalu melarangmu, kasar, dan dingin." Chaeyoung menghadap Lisa, kemudian meletakkan kedua tangannya pada bahu Lisa. "Apa kau pernah melakukan sesuatu pada Jennie Unnie sehingga dia seperti itu padamu?"
Lisa terdiam mencoba mengingat apakah ia pernah melakukan sesuatu pada Jennie atau tidak, "Tidak. Aku tidak pernah melakukan apapun, dan aku tidak pernah menyinggungnya bahkan untuk dekat dengannya saja aku tidak berani," ujar Lisa akhirnya.
Chaeyoung menganggukkan kepalanya, semua yang dikatakan Lisa benar.
"Kalau begitu lupakan tentang Jennie Unnie, kau harus segara tidur karena besok sekolah," ucap Chaeyoung saat merasakan angin malam menyapu wajahnya.
Setelah memastikan Lisa sudah berbaring di kasurnya, Chaeyoung melangkahkan menuju pintu, "Selamat malam, Lisa."
"Selamat malam, Chaeng Unnie."
Tidak langsung menuju kamarnya, Chaeyoung justru menuju kamar kakak pertamanya, Jisoo.
Tok
Tok
"Masuk saja, pintunya tidak terkunci."
Chaeyoung membuka pintu kamar Jisoo dan melihat sang kakak yang sibuk dengan kertas-kertas pekerjaannya yang berserakan di atas meja. Diberikan posisi sebagai pemimpin oleh Seojoon membuat Jisoo menjadi sangat sibuk, entah itu di kantor atau di rumah kertas-kertas itu tidak terpisahkan dari Jisoo.