Chapter 02

11.8K 1K 54
                                    

"DORRR."

Seulgi menepuk punggung Lisa yang sedang melamun, hingga membuat sang empu terkaget.

"Ini masih terlalu pagi untuk melamun Lisa."

"Jangan ganggu aku!" Dengan nada ketusnya.

Merasakan jika temannya itu sedang dalam perasaan yang buruk, Seulgi pun memilih untuk duduk di kursi kosong tepat di samping Lisa.

Walaupun mereka baru mengenal satu sama lain selama satu tahun belakangan ini, Seulgi dapat dengan jelas mengerti apa yang sedang temannya itu rasakan, karena tidak jarang Lisa menceritakan masalahnya pada Seulgi, ataupun sebaliknya.

Seulgi tahu, jika Lisa memiliki tiga orang kakak perempuan dan salah satu di antaranya selalu bersikap dingin pada temannya, yaitu Jennie.

"Ada apa?" tanya Seulgi.

Lisa hanya diam.

"Apa ini tentang Unnie-mu lagi?" Pertanyaan Seulgi tepat sasaran.

Lisa mendeham pelan.

Jika sudah seperti ini Seulgi hanya bisa berharap dengan segelas boba yang dijual di kantin sekolah dapat membuat Lisa melupakan masalahnya.

Lisa melihat temannya itu merogoh saku seragamnya, mengeluarkan selembar uang kemudian menggoyang-goyangkan uang itu tepat di depan wajah Lisa, "Ayo kita sarapan dan membeli boba."

Perlahan kedua sudut bibir Lisa terangkat, "Kau memang selalu tahu apa yang aku butuhkan."

Mereka berdua pun berjalan menuju kantin untuk sarapan dan membeli dua gelas boba.

***

11.45

Brakkk

Setumpukan kertas sengaja dibanting ke atas meja, membuat beberapa lembar kertas berserakan, tidak berniat untuk merapihkannya, gadis itu justru meletakkan kepalanya di atas kertas-kertas yang berserakan itu.

Tokkk

Tokkk

"Masuk!"

Muncullah seorang lelaki yang membawa sebuah map hitam, "Maaf mengganggu Nona Park, tapi ini ada beberapa berkas klien yang tadi Nona Park inginkan." Jennie mengambil map hitam itu, dan menyuruh lelaki dengan setelan jas berwarna coklat itu keluar dari ruangannya.

Membaca halaman demi halaman berkas yang baru saja ia terima, Jennie sudah dapat mengerti masalah apa yang kliennya itu alami. Ini bukan pertama kalinya Jennie mendapatkan kasus untuk memperebutkan hak asuh anak dari klien, dan karena ini bukan pertama kalinya Jennie sudah menjadi sangat paham apa saja yang harus ia lakukan nanti.

Jennie melirik jam yang tergantung di dinding ruangannya, lalu membereskan beberapa barang untuk dimasukkan ke dalam tasnya.

Setelah keluar dari ruangan, Jennie berhenti sebentar di depan meja lelaki berjas coklat yang tadi masuk ke dalam ruangannya itu.

"Jihoon."

Lelaki itu bangkit dari kursinya setelah mendengar atasannya memanggil namanya, "Ya Nona Park, ada yang bisa saya bantu?"

"Tidak. Aku akan keluar, jika nanti ada klien yang datang tolong kau tangani. Dan mungkin aku tidak akan kembali ke kantor hari ini."

Lelaki itu mengangguk. "Baik Nona Park."

"Kalau begitu sampai jumpa."

"Ya Nona Park." Kemudian Jennie pun meninggalkan lelaki itu.

Di sisi lain ada seorang Joy yang sedang menatap heran Chaeyoung yang asik memainkan ponselnya, sehingga muncullah sebuah ide dipikiran Joy untuk menjahili temannya itu.

SORRY | BLACKPINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang