"Lisa ..." Panggil Seulgi saat masuk ke dalam kelas dan langsung duduk di kursi kosong sebelah Lisa.
"Ada apa anak beruang?"
"Yak!" Tangan Seulgi bersiap ini memukul kepala Lisa, tapi tidak jadi, "Lisa ... Waktu itu aku tidak sengaja melihatmu dengan Tzuyu di cafe depan sekolah. Apa yang kalian bicarakan? Apa karena itu kau langsung menghindariku supaya aku tidak ikut denganmu?"
"Aku hanya bertanya padanya mengenai hal waktu itu Seul, dan maaf saat itu aku menghindarimu." Seulgi mengangguk paham, sebenarnya ia tidak keberatan saat Lisa menghindarinya saat itu, karena bagaimanapun juga itu adalah masalah Lisa, Seulgi tidak bisa ikut campur.
"Lalu bagaimana, apa kau percaya apa yang dikatakan Tzuyu?" tanya Seulgi.
Lisa mendeham pelan, "Appa-nya adalah saksi."
Satu kalimat yang keluar dari mulut Lisa mampu membuat Seulgi diam tidak lagi mengeluarkan satu kata pun, tetapi diamnya hanya berlangsung beberapa detik. Setelah itu Seulgi menanyakan sesuatu kembali pada Lisa, "Tapi kau sudah bertanya hal itu pada keluargamu?" tanya Seulgi hati-hati.
Lisa mengangguk.
"Lalu apa yang mereka katakan?"
"Mereka tidak menjawab."
Bel masuk pun berbunyi, Seulgi pun kembali ke tempat duduknya.
Pelajaran terus berjalan selama beberapa jam, dan saat pelajaran terakhir Lisa mulai merasa bosan, gadis itu meletakkan kepalanya di atas meja, tidak menghiraukan guru di depan sedang menjelaskan. Tidak lama bel pulang sekolah berbunyi, murid-murid memasukkan buku-buku mereka ke dalam tas masing-masing dengan cepat. Tapi berbeda dengan Lisa, gadis berponi itu justru memejamkan matanya perlahan.
Setelah sang guru keluar dari kelas, para murid pun berebut keluar kelas dengan cepat sehingga meninggalkan Lisa dan Seulgi di dalam kelas.
Brakkk
Seseorang memukul meja Lisa hingga membuat gadis berponi itu tersentak, pelakunya yang tidak lain adalah Seulgi. Setelah memukul meja Lisa, Seulgi dengan cepat berlari meninggalkan gadis berponi itu seorang diri.
"KANG SEULGI!!!" Lisa berteriak kencang, kesal dengan apa yang baru saja dilakukan oleh temannya itu. Lisa bangun dari duduknya, langsung memasukkan bukunya yang masih berserakan di atas meja ke dalam tas.
Lisa berjalan sendirian di koridor sekolah, tetapi langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok Tzuyu yang hendak keluar dari gerbang sekolah. Lisa berlari mengejar gadis itu, "TZUYU ... TZUYU."
Lisa terus berlari sambil meneriaki nama Tzuyu, "CHOI TZUYU ..." Teriakan terakhir Lisa membuat Tzuyu menghentikan langkahnya.
"Tunggu—" ucap Lisa dengan nafas yang tergesa-gesa akibat berlari. Tzuyu menatap Lisa aneh, gadis itu bersedekap seraya menunggu Lisa menetralkan nafasnya, "Ada apa?"
"Bisakah aku menemui Appa-mu?"
Tzuyu mengerutkan alisnya, "Kau ingin bertemu dengan Appa-ku?" Lisa mengangguk.
Tzuyu terdiam sesaat memikirkan perkataan Lisa, dan ia mengerti apa yang Lisa maksud, oleh karena itu Tzuyu pun mengangguk, "Baiklah, tapi tidak sekarang. Appa-ku sedang tidak berada di rumah."
"Tidak apa-apa, aku akan menemuinya setelah Appa-mu berada di rumah." Ucap Lisa senang, "Terima kasih, Tzuyu."
Lisa berbalik pergi, tapi Tzuyu menahannya, "Berikan aku nomor ponselmu. Jika Appa-ku datang, aku akan menghubungimu." Lisa mengangguk setuju, ia menerima ponsel Tzuyu lalu mengetikkan nomor ponselnya.