.
.17 Juli 20xx, 07:58 PM
City Central, Roserian Ballet Hall"Izzy, apakah kau akan segera pulang? Gak menunggu jemputan dulu?" katanya, seraya berjalan mendekati Isabela yang sudah berjalan pergi lebih dulu. Maya, nama gadis yang berada dalam satu kelompok latihan balet kali ini. Maya mengerutkan keningnya tatkala ia tak mendapatkan respon dari Isabela.
"Ah, ya," sahutnya. Isabela menghentikan langkah kakinya lalu segera berbalik agar tubuhnya berhadapan dengan Maya. "Kak May, aku lupa izin kepada bunda kalau aku harus pergi ke toko buku untuk membeli buku terbaru hari ini ... apakah kau mau mengirimkan pesan kepada bunda dan menemaniku ke toko buku?" Maya melongo tak percaya dengan kalimat yang ia dengarkan barusan, benarkah itu kalimat yang terlontar dari Isabela?
"Astaga, Zy! Kukira kau akan mengatakan sesuatu yang sangat ... em, kau tau ... mendesak atau lebih dari itu?" Tawa keduanya pecah. Bahkan Isabela sampai membungkukkan tubuhnya, bahunya terguncang-guncang karena tertawa lepas seolah tak pernah diizinkan untuk tertawa selama waktu latihan. Kemudian keduanya kembali berjalan menuju pintu keluar aula depan, dan pergi meninggalkan gedung tempat keduanya menghabiskan waktu. Mereka berlatih tarian yang akan dijadikan pertunjukan pada panggung yang akan diselenggarakan lima hari dari sekarang.
Isabela adalah seorang kutu buku, khususnya ia adalah penikmat dongeng putri kerajaam serta novel romansa yang seharusnya tidak ia baca pada usianya yang baru menginjak empat belas tahun. Namun gadis cilik ini sudah beranjak remaja, ia ingin menyelami dunia yang selalu menjadi imajinasinya, buku dongeng saja tidak cukup maka ia akan membaca novel dengan genre kesukaannya. Terkadang dalam sebuah novel, ia selalu menemukan emosi baru yang membuatnya seolah menjadi seorang balerina yang benar-benar bertalenta, yang memiliki kisah indah serta perjuangan yang tiada tara.
Seperti salah satu kisah dalam sebuah novel yang menjadi targetnya kali ini, kisah gadis miskin yang menjadi seorang Cinderella pada era modern. Isabela sangat menyukai cerita-cerita dengan latar belakang kerajaan atau dunia khayalan akan tetapi, entah mengapa malam ini ia ingin menyerbu buku keluaran terbaru yang memiliki latar belakang negaranya sendiri. Isabela merasa dirinya semakin beranjak dewasa.
"Lihatlah, semua buku ini membuatku ingin membeli semuanya!"
"Mulai lagi! Aku tidak suka kau tergila-gila dengan benda mati, lebih baik jika kau tergila-gila kepada si Matteo," tukasnya, mencoba menyadarkan betapa halu-nya Isabela. "Izzy ... ayo cepat selesaikan urusanmu sebelum bibi Alana marah, ya?" Maya memelas seraya membuat binar pada kedua matanya itu semakin berkilauan. Seperti binar mata puppy eyes.
"Baiklah, baiklah ... aku akan segera mengambil buku yang menjadi tujuan kita ke sini, tapi Kak May ... jujur saja aku gak akan puas kalau gak berlama-lama disini selama tiga puluh menit, hahaha ... aku bercanda Kak May." Isabela terkekeh tatkala melihat sorot mata Maya yang mulanya berbinar kini menjadi kilatan kekesalan. Isabela sangat menyukai Maya tatkala gadis yang tiga tahun lebih tua darinya itu marah. Maka, langkah selanjutnya adalah Maya akan mengatakan satu kata dengan berulang-ulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabela in Storyland [✔]
Fantasy[R13+] [2022 Mei - Done] Blurb : Izzy tak pernah menduga jika keputusan kedua orang tuanya untuk menyembunyikan identitas asli Izzy malah membawakan petaka. Cantik, muda, bertalenta, berprestasi dalam akademik, dan juga berasal dari keluarga terpa...