[13 + 9 = 22]

4 2 9
                                    

Awas bosen t__t
.
.


"Tunggu, dimana aku? Bukankah sebelumnya aku ada di dalam kereta kuda dalam perjalanan pulang?" Isabela memandangi kamarnya, ia mencoba mengingat sesuatu sebelum akhirnya dirinya terbaring di atas ranjang luas milik Isabelle. Tubuhnya juga merasa baik-baik saja, tidak merasa kesakitan atau semacamnya.


Isabela segera bangun dari tempatnya berbaring, ia harus mencari buku miliknya untuk memeriksa. "Apakah aku benar-benar ada di dunia novel itu? Ayolah, aku harus tampil dalam pentas balet kali ini, masa aku terus terjebak dalam mimpi?" Isabela segera menyusuri setiap rak dan lemari yang ada di penjuru ruangan luas ini, ia bahkan belum minum, belum membersihkan diri atau mengganti pakaiannya yang terasa nyaman, hangat, kendati pakaian tidur ini terlihat kebesaran untuk tubuhnya.

Putri Belle memiliki lekuk tubuh yang proporsional, hampir semua pakaian tidurnya kebesaran sedangkan pakaian resmi yang selalu dipakainya memiliki ukuran yang pas pada tubuhnya.

Isabela mencoba mengingat visual buku, sebuah tas yang ia rasa ada seseorang yang memintanya untuk menyimpan baik-baik tas itu. Lalu dimanakah tas itu berada sekarang, jika seorang pelayan atau dayang yang membereskannya ... perlukah Isabela mendatangi nyonya Lucy untuk menanyakannya?

Ya, Isabela harus mendatangi nyonya Lucy.

Pagi ini banyak sekali pelayan yang berlalu lalang membawa benda-benda yang kelihatannya penting. Pelayan kerajaan terlihat begitu sibuk sampai beberapa dari mereka tidak menyadari keberadaan Putri Isabelle yang memandangi mereka dengan tatapan ingin bertanya. Malu bertanya sesat di jalan, salah satu pepatah yang Isabela ingat membuatnya berani untuk bertanya.

"Anu ... kalian sedang menyiapkan apa?"

Pelayan wanita yang membawa sebuah tanaman hias di tangannya itu melengos pergi tanpa menyadari keberadaan Isabela yang berdiri di hadapannya, pelayan wanita itu seolah mengabaikan keberadaan Isabela.

"Ck, kenapa dia melewatiku begitu saja? Padahal aku mencoba mengajaknya bicara, huh, kesal sekali." Isabela menggerutu kecil, bibirnya yang mungil itu mengerucut. Jangan lupakan satu hal ini, Isabela belum mengganti pakaiannya. Nancy dan Margaret tidak kelihatan mendatangi kamarnya jadi, Isabela memutuskan untuk menghampiri mereka.

"Tuan Putri? Sedang apa anda berada di aula yang berantakan ini, ayo kembali ke kamarmu dan bersiaplah, mari saya antarkan," ucap seorang pelayan pria yang tiba-tiba datang menghampiri Isabela. Isabela melihat pelayan itu, tidak ada cahaya yang menyorotinya.

"Anu, Tuan ... mereka sedang apa?"

Pelayan itu tersenyum, ia berjalan di belakang Isabela, "Panggil saya Lay, Yang Mulia." Ia segera mengoreksi ucapan Isabela yang menurutnya sebuah kesalahan, bisa-bisa Lay mendapatkan hukuman. "Kami sedang sibuk dengan persiapan hari pernikahan Pangeran Jeffrey, Yang Mulia. Dan mengapa keluar dari kamar Anda? Saat ini anggota balet kerajaan sudah menunggu anda, jadi ... silahkan bersiap, saya harus kembali memandu para pelayan." Lay mengantarkan Isabela sampai ke depan pintu kamarnya yang tak berada jauh dari lorong yang Isabela lewati sampai akhirnya mereka bertemu.

"Um, Lay ... apa jabatanmu?"

"Saya ... Prajurit dalam Kerajaan, tugas saya saat ini hanya memperhatikan pekerjaan para pelayan, pekerjaan mereka harus cepat selesai sebelum pukul sebelas siang, dan sekarang pekerjaan mereka hampir selesai, jadi mengapa Anda mencoba menghentikan pelayan itu untuk bekerja?"

Isabela in Storyland [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang