[27 - 4 = 23]

8 2 3
                                    

.
.

"Izzy?"

Seseorang memanggil namanya. Seorang perempuan yang tengah bergerak, berputar, melompat dan melangkah seperti menampilkan sebuah gerakan tertentu. Ia menari tanpa irama musik di atas rerumputan yang hijau nun luas itu. Isabela juga berada di sana, tepatnya ia tengah terduduk dengan bersandar pada sebuah pohon tinggi dan besar sebagai tumpuan tubuhnya yang tidak sadarkan diri.

"Kau Izzy, kan. Kau yang meminjam tubuhku ... aku Belle." Perempuan itu segera bergerak mendekati Isabela dengan gerakan melangkah ala tarian balet. Satu per satu langkah lebar itu mengikis jarak antara dirinya dengan keberadaan gadis muda yang baru tersadar. Perempuan yang menyebutkan dirinya dengan sebutan Belle itu segera duduk di hadapan Isabela yang menatapnya tidak percaya. Belle terkekeh, ia juga sama terkejutnya seperti Isabela saat ini.

"Dimana aku ... siapa kau, kenapa hanya kau dan aku yang ada di sini?"

"Benar, kan? Kau pasti terkejut, aku juga merasakan hal sama. Saat ini kita berada di alam yang jauh... kau tau, disini seseorang tinggal sementara untuk menuju keabadian. Aku tau, kau masih terlalu muda untuk mengertikan hal rumit seperti yang aku katakan barusan ... tapi, Zy-" Belle menatap setiap pahatan wajah Isabela, ia berdecak kagum karena ia baru pertama kali melihat seseorang dengan pahatan wajah yang sama persis dengannya. Tidak, mereka bukan saudari kembar. "bantulah kami dari rencana jahat mereka. Mereka berusaha mengubah seluruh kerangka cerita dengan mengubah karakter kemudian ... mereka membuat alur cerita hancur berantakan, Zy." Belle menceritakan segala yang terjadi kepadanya saat ia ditawan di kastil Fairyland.

"Aku gak mengerti ... apa yang kau-Kakak bicarakan?"

"Buku milikmu ... kisah kami akan hancur jika tidak segera diperbaiki. Klan peri ingin mengubah cerita, mereka ingin balas dendam dengan menjadikan mereka sebagai pemeran utama dalam cerita ini." Belle mengeluarkan sebuah buku yang memiliki sampul berwarna merah, Isabela segera merampasnya.

"Ini buku milikku!"

"Ya, aku tau ... oleh karena itu, cobalah buka halaman terakhir." Isabela awalnya tidak menurut namun, tatkala ia melihat tatapan Belle yang terlihat sendu membuatnya luluh dan mulai membuka secara acak halaman buku tersebut. "disana ... pasti kosong, kan?" ungkapnya seraya beranjak dari duduknya. Belle berdiri seraya menatap langit yang tampak biru terang tanpa awan.

Isabela membaca paragraf yang tersisa dari halaman itu. Kemudian terlihat sebuah api yang seperti membakar namun, api itu ternyata membentuk sebuah huruf yang kemudian berderet menjadi sebuah kalimat.

____
Roseane menikah dengan Pangeran Jeffrey atas paksaan dari seseorang yang mengancam gadis malang itu.
____

"Tidak ... bukan seperti ini yang sebenarnya terjadi!" elaknya tidak menyetujui dengan apa yang tertulis di sana. Bagaimana mungkin mengantarkan mempelai wanita itu sama dengan sebuah paksaan. Isabela tak terima.

"Itulah mengapa ... klan peri ingin merubah segalanya. Mereka ingin membuat karakter kami terkesan buruk dan hanya karakter klan peri-lah yang terkesan baik, ramah dan tidak licik. Mereka diliputi aura kemarahan ... Izzy, kami harus menemukan seseorang yang bisa mengembalikannya seperti semula."

"Ba-bagaimana caranya? Aku rasa ... aku tidak akan bisa, Kak." Bagaimana bisa seorang gadis seusia Isabela dapat melakukan hal berat semacam itu. Mengubah alur sama saja dengan mengubah dunia ... namun, jika memang dunia diubah oleh orang yang tepat mungkin saja bisa. "aku rasa ini hanya mimpi panjangku ... lagipula aku sering memimpikan hal-hal aneh. Tidak mungkin itu harus aku." Bisa jika itu memang dirimu, Isabela. Melawan bukanlah cara satu-satunya, tetapi membalasnya dengan sesuatu yang lebih baik adalah sebuah loyalitas. Belle yakin Isabela bisa melakukannya.

Isabela in Storyland [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang