Jeno membuka matanya tepat sang fajar telah datang. Ia meregangkan tubuhnya dan keluar dari kamarnya. Terlihat tak jauh darinya ada Yangyang yang tengah menyiapkan sarapan di dapur.
"Ryu?"
"Jeno, kemarilah. Kita sarapan bersama."
Jeno menuju ruang makan dan duduk bersama Yangyang. Makanan yang dihidangkan Yangyang sangatlah sederhana, membuat Jeno mengingat kembali masa kecilnya.
"Kamu harus mencoba sarapan ala România. Biasanya aku dan keluargaku sarapan dengan franzela, telemea, dan telur mata sapi. Kadangkala juga dengan mămăligă cu lapte.
Franzela itu sepotong roti khas România, sedangkan telemea adalah keju dari susu domba. Untuk mămăligă cu lapte adalah bubur jagung yang disajikan dengan susu. Cobalah," jelas Yangyang sembari menghidangkan makanan ke piring Jeno.
Jeno menikmati sarapan yang disajikan Yangyang. Wajahnya menyiratkan jika ia suka dengan makanan ala keluarga România.
"Ryu, apa kamu tinggal sendiri di sini? Sejak kemarin aku belum melihat orang tuamu."
"Mereka berada di China karena nenek sedang sakit. Aku tidak diperbolehkan ikut karena harus mengurus beberapa hewan ternak di sini. Mereka akan kembali dalam kurun waktu sepuluh hari lagi."
"Ryu, apakah aku boleh menginap untuk semalam lagi? Aku rasa, badanku belum cukup segar untuk menempuh perjalanan jauh."
"Sure, Jeno. Kamu boleh menginap di sini sepuasmu. We're friends."
Setelah sarapan, Jeno memilih ikut dengan Yangyang memberi makan hewan ternak. Ia sembari mengabadikan suasana Biertan di pagi hari dengan kamera di tangannya.
"Jadi, kemarin malam ketika aku bertemu denganmu, kamu baru saja pulang setelah memberi makan hewan ternak?"
"Iya. Biasanya aku pulang sore, tapi kemarin sekalian bersih-bersih jadi pulang terlalu malam."
"Kamu duduk saja di sana, aku akan memberi makan sekawanan bebek.""Aku bantu, Ryu."
"Tidak perlu, Jeno. Kamu itu tamuku. Tunggu saja di sana, aku tidak akan lama."
Akhirnya Jeno duduk di bangku yang tidak jauh dari tempat Yangyang berada. Ia melihat Yangyang yang sangat menikmati kegiatannya.
Selesai Yangyang memberi makanan, ia mengajak Jeno untuk berjalan mengelilingi desa sembari mengabadikan lagi keindahan Biertan.
"Ryu, berdirilah di sana. Aku akan memotretmu," pinta Jeno dan Yangyang pun menurutinya.
"Frumos.." gumamnya tanpa sadar ketika melihat hasil foto yang ada di kameranya.
Beautiful.."Jeno, apakah sudah selesai? Aku lelah harus diam dan berdiri saja di sana," keluh Yangyang membuyarkan lamunan Jeno.
"O-oh, sudah, Ryu. Lihatlah."
"Wah, aku terlihat lebih bersinar. Ayo, kita berkeliling lagi."
Hari sudah beranjak sore. Tidak terasa, Yangyang membawa Jeno hampir menyusuri seluruh daerah Biertan. Mereka kini kembali menuju rumah.
"Salut, Jay!" sapa Yangyang kepada tetangga lelakinya, Jay, ketika perjalanan pulang.
Hello, Jay!"Salut, Helena! Oh, cine e tipul de lângă tine?" tanya Jay setelahnya.
Hello, Helena! Oh, who's the guy next to you?Yangyang mengajak Jeno bertemu Jay yang baru saja pulang dari kota. Ia memperkenalkan Jeno kepada Jay, dan sebaliknya.
"Jeno, ini temanku yang asli keturunan Korea dan România. Namanya Nendru Jaemin."
"Jay, acesta este prietenul meu din Coreea. El este Jeno."
Jay, this is my friend from Korea. He is Jeno."Nendru Jaemin," ujar Jay.
"Jeno, Lee Jeno," balas Jeno menjabat tangan Jay.
"무엇이 한국 사람들을 루마니아에 오게 했는가?"
What brought Korean people to Romania?"Abbey of St. Carta," balas Jeno membuat Jay terkejut.
"확실하니?!"
Are you sure?!"그럼요."
Sure."Aku harap, kamu segera mendapatkan jawaban," balas Jay menepuk pundak Jeno seakan ia tau tujuan Jeno.
Jeno hanya tersenyum. Lalu Yangyang berpamitan kepada Jay dan kembali ke rumah dengan Jeno. Ini adalah awal perjalanan Jeno mencari kebenaran.
tbc.
211218
KAMU SEDANG MEMBACA
[end] românia, jenyang gs.
Fanfiction𝗷𝗲𝗻𝘆𝗮𝗻𝗴, jeno yangyang from nct. 𝗴𝗲𝗻𝗱𝗲𝗿𝘀𝘄𝗶𝘁𝗰𝗵, 𝗺𝘆𝘀𝘁𝗲𝗿𝘆. Jeno, pria asal Incheon, yang jauh bertandang dari Korea Selatan menuju România. Dengan berbekal keyakinan, ia menuju Kota Sibiu dan singgah sebentar di Desa Biertan...