românia keempat

147 36 5
                                    

Bisa mereka lihat, ada pemakaman di depan biara. Sembari berjalan, mata Jeno tidak lepas dari nama-nama yang tertulis di batu nisan tersebut.

Sementara itu, mereka berjalan menuju pondok kecil dekat biara untuk beristirahat malam ini. Hari sudah petang, namun nisan tersebut tidak bertuliskan nama yang Jeno cari.

"Ryu?!"
"Sadar, Ryu!!"

Jeno memegangi tubuh Yangyang yang akan ambruk ke belakang. Ia menggoyangkan badan perempuan itu agar tersadar.

"Ajută-mă.."
Help me..

Tiba-tiba Yangyang membuka matanya dengan napas terengah-engah. Ia segera mengajak Jeno masuk ke dalam pondok.

"Ryu, aku khawatir denganmu. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jeno setelah mereka sampai di pondok.

"Aku baru saja mendapatkan penglihatan. Ibumu, Sister Maria, terjebak di sebuah ruangan yang gelap," jelas Yangyang meyakinkan Jeno.

Jeno menatap Yangyang tidak percaya, seakan meminta penjelasan dari perempuan tersebut.

"Aku memiliki sedikit kemampuan yang tidak semua orang memilikinya. Entah itu bisa membantumu atau tidak, aku hanya ingin melindungimu. Kita tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini. Aku harap, kamu percaya padaku, Jeno," harap Yangyang sembari menggenggam tangan Jeno.

Jeno pun membalas genggaman tangan Yangyang, "aku selalu percaya padamu, Ryu. Terima kasih telah melindungiku. Aku harap, semoga kita dapat bersama hingga akhir."

Entah hingga akhir maut memisahkan ataupun akhir dari perjalanan mereka ke Abbey of St. Carta, Jeno ingin terus bersama perempuan bernama Helena.

"Ryu, hari sudah gelap. Aku tau, kamu pasti kelelahan karena energimu hampir terserap habis. Beristirahatlah, aku akan menjagamu."

"Tidak, Jeno. Jangan menjagaku. Kamu juga harus istirahat, besok saja kita lanjutkan menelusuri tempat ini."

"Kita tidak tau apa yang akan terjadi jika kita semua tertidur. Setidaknya, ada salah satu yang terjaga untuk mengamati situasi."

"Jeno, trust me," yakin Yangyang dan dengan terpaksa Jeno menyetujuinya.

Sebelum Jeno berpisah dengan Yangyang, dia memeluk perempuan itu amat erat.

"Ai grija de tine, Ryu."
Take care for yourself, Ryu.

"Kamu juga."
"Poți s-o faci, Jeno!"
You can do it, Jeno!

Yangyang menepuk punggung Jeno pelan dan menuju ke ruangnya untuk beristirahat sejenak, begitu pula dengan Jeno. Tanpa sadar, senyuman mengembang di bibir Jeno. Kata penyemangat dari Yangyang mampu meningkatkan energinya seketika.

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc.

211225

[end] românia, jenyang gs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang