românia kesebelas

110 31 9
                                    

Jeno menatap sendu Yangyang yang masih menutup matanya. Keadaannya cukup memprihatinkan, ditambah lagi dengan tenaganya yang telah terkuras habis.

Jeno membangunkan Yangyang untuk sarapan sebentar, lalu kembali ke desa. Berhubung hari masih pagi, mereka akan tiba di desa dengan cepat pada waktu sore hari.

"Ryu, naiklah ke punggungku. Aku memaksamu," pinta Jeno dan Yangyang menggelengkan kepalanya.

"Tapi aku berat, Jeno."

"Tidak apa, naiklah. Kamu tidak seberat beban hidupku, Ryu," canda Jeno dan Yangyang terkekeh dibuatnya.

Jeno menggendong Yangyang di punggungnya. Kedua kaki Yangyang menyilang ke depan dengan kedua tangan Jeno yang membawa perlengkapan mereka.

Sebelum pergi, Jeno dan Yangyang menyempatkan waktunya untuk berdoa semoga raga yang telah tiada di sekitar maupun di dalam Abbey of St. Carta, arwahnya dapat beristirahat dengan tenang. Jeno berbalik badan sebentar sekadar melihat tempat di mana ia dan Yangyang merangkai kisah.

Tuhan, tepat di rumah-Mu kami merangkai kisah bersama. Aku menyadari bahwa telah jatuh hati padanya, salah satu umat yang Engkau kasihi.

Terima kasih telah menyelamatkannya dari musuh-Mu. Aku akan menjaganya seperti Engkau telah menjaga bundaku di atas sana. Aku mohon restu-Mu untuk menjadikannya milikku.

Bunda, terima kasih atas pengorbananmu. Semoga Tuhan memberikan tempat terbaik untukmu. Amin. 

Mereka berjalan menjauhi biara dan meninggalkan semua kenangan di sana. Lalu Jeno mendudukkan Yangyang di atas delman dengan dirinya yang mengendarai delman tersebut.

"Aku sudah hampir kehilanganmu. Cukup kemarin dan jangan terulang lagi," ujar Jeno memeluk dan mencium pucuk kepala Yangyang.

"Iya, Jeno. Jangan khawatir, aku sudah kembali."

"Aku benar-benar menjadi manusia hina jika tidak bisa membawamu kembali. Yangyang, vă mulțumesc pentru tot."
Yangyang, thank you for everything.

"아니네요, Jeno."
No problem, Jeno.

Jeno merasakan banyak kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya di kala menatap senyuman manis Yangyang. Perasaannya menghangat mengingat kembali perjuangan perempuan itu untuknya.

"Ryu, terima kasih banyak telah bertahan sejauh ini. Jangan pernah meninggalkan aku lagi. Jika kamu pergi, aku juga akan menyusulmu pergi."

"Iya, Jeno. Kamu bilang begitu seperti kita mau berpisah saja. Aku tidak akan meninggalkanmu, aku selalu bersamamu."

Ketika sang surya menyapa dunia, hidup Jeno menjadi lebih berwarna. Kebenaran yang selama ini dicarinya sudah ia temukan, termasuk akhir kisahnya dengan Helena.

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc.

220107

masih tbc guys. gak tau kapan endingnya. semoga aja kalian engga bosen ya. hihi

[end] românia, jenyang gs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang