românia kelima

137 34 12
                                    

Jeno gelisah di tempat tidurnya. Ia tidak bisa menutup matanya semenjak berpisah dengan Yangyang. Perasaannya mengatakan tidak baik-baik saja.

"Ryu.." panggil Jeno pelan sembari berjalan menuju kamar Yangyang.

"Apa kamu sudah tidur, Ryu?" tanya Jeno dari luar kamar.

Sebenarnya ini tidak boleh ia lakukan. Namun ia teramat khawatir dengan perempuan itu. Akhirnya Jeno pun memasuki kamar Yangyang dan melihat perempuan itu yang tengah menutup matanya dengan tenang.

Jeno mengecek denyut nadi Yangyang yang mulai melemah. Tanpa sadar, Yangyang bisa melakukan sesuatu yang dapat membahayakan nyawanya. Jeno memang tidak memiliki kemampuan khusus, namun ia adalah perasa yang baik.

"Ryu? Kamu tidak akan meninggalkanku, kan? Kembali, Ryu.."

Sepertinya Yangyang telah pergi jauh dan Jeno pun harus menyusulnya. Ia berbaring di samping Yangyang sembari menggenggam erat tangan Yangyang. Perlahan, kesadarannya mulai melemah dan jatuh ke dalam dimensi lain.

 Perlahan, kesadarannya mulai melemah dan jatuh ke dalam dimensi lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno membuka matanya perlahan. Ia melihat sekitar yang sangat gelap. Diambilnya lampu petromaks di dekatnya. Kakinya menelusuri ke mana ia akan melangkah.

Ia mulai memasuki lorong gelap yang belum ia temui ujungnya. Namun tanpa sengaja kepalanya terpentok pintu di hadapannya.

"Finit hic, Deo," ujarnya membaca tulisan di pintu.
God ends here.

"Ryu, apa kamu ada di dalam?"

Ia terlebih dahulu memanjatkan doa kepada Tuhan dan membuka pintu itu. Ia menelusurinya dam terdapat banyak ruangan di dalamnya.

"Je——hmphh!"

"Ryu!"

Jeno bergegas memasuki salah satu ruangan yang ia yakini ada Yangyang di dalamnya. Samar-samar, ia melihat Yangyang yang tengah terduduk lemas di lantai.

"Ryu!"

"Jeno!"

Tangannya membuka ikatan tali yang melilit tangan Yangyang. Yangyang memeluk Jeno dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Sudah ada aku, kamu sekarang aman. Ayo kita pergi dari sini."

Jeno mengajak Yangyang berlari dari sana. Namun ada suara yang seakan menginginkan mereka tetap di sana. Mereka keluar dari ruangan tersebut dan menutup pintu itu keras.

"Jeno, kita harus ke mana? Oh, tubuh kita ada di mana?" panik Yangyang.

"Sekarang kamu tenang. Coba untuk fokus untuk menemukan tubuh kita."

Yangyang memejamkan matanya. Ia melihat ada tubuhnya juga Jeno yang berada di pondok, tak jauh dari ruangan yang mereka datangi.

"Ada di sana, Jeno."

Jeno dan Yangyang menghampiri tempat di mana tubuhnya berada. Mereka telah kembali alamnya. Napas Yangyang tidak beraturan, ia memeluk Jeno di sampingnya. Jeno pun membalasnya dan menciumi pucuk kepala Yangyang agar tenang.

"Terima kasih, Jeno. Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika kamu tidak menyusulku. Tiba-tiba saja, aku tertidur dan ada kekuatan jahat yang membawaku ke sana. Aku benar-benar berterima kasih padamu, Jeno."

"Iya, Ryu. Tidak apa-apa, sekarang kamu aman. Aku akan di sini bersamamu."

Mereka tertidur berdampingan dengan Jeno di sisi Yangyang. Ia menggenggam tangan perempuan itu hingga sang fajar menyapa.

 Ia menggenggam tangan perempuan itu hingga sang fajar menyapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc.

211227

hueee maaf banget kalau ini aneh.

[end] românia, jenyang gs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang