românia ketujuh

108 30 3
                                    

Terdapat lorong dengan banyak ruangan di dalam sana. Walaupun matahari tampak bersinar dari luar, Jeno tetap membawa lampu petromaks untuk menerangi perjalanannya dengan Yangyang.

Banyak suara yang bersahutan ketika mereka berjalan memasuki lorong. Jeno semakin mengeratkan genggamannya dengan Yangyang.

"God with us. Tetaplah berdoa, Jeno."

"Tentu, Ryu."

Mereka mencoba memasuki salah satu ruangan yang gelap dan tak berpenghuni. Hanya terdapat buku yang mengisi penuh ruangan itu.

Yangyang mengambil salah satu buku yang menarik perhatiannya. Ia membuka salah satu halaman tanpa sengaja.

"Lucifer, raja dari segala iblis."

"Ryu, apa yang kamu baca?" sahut Jeno dan Yangyang menunjukkan buku itu kepada Jeno.

"Lucifer? Sepertinya ini salah satu petunjuk untuk kita. Ayo kita cari petunjuk lagi di ruangan lain," ajak Jeno dan mereka kembali menyusuri lorong.

Sudah banyak ruangan yang mereka lalui, namun Jeno maupun Yangyang hanya mendapatkan petunjuk dari satu buku.

"Jeno.." panggil Yangyang terbata.

Jeno masih terpaku dengan pemikirannya hingga tidak terdengar apa yang diucapkan Yangyang. Yangyang menggoyangkan genggaman tangannya dan beringsut mundur.

"Jeno.." panggil Yangyang lagi.

"Kenapa, Ryu?"

"Lihatlah," tunjuk Yangyang ke arah depan.

Entah dari mana datangnya, banyak biarawati dengan wajah hitam berjejer menghalangi jalan mereka. Jeno dan Yangyang berjalan ke belakang berharap menjauh dari sana. Namun para biarawati berjalan mendekati mereka.

"Jeno, bacakan doa terlebih dahulu. Aku akan mengambil air suci dan membakar mereka."

... Atas nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, ku kirim kalian ke neraka.

"Ryu, mereka semakin mendekat!"

Sembari berdoa, Yangyang menyiramkan air suci ke arah biarawati dan membakar mereka menggunakan sebatang korek api.

"Oh Yesus. Dalam nama suci, aku ikat semua roh jahat ini. Lindungi kami dari kejahatan dalam cahaya suci."

Dengan segera, Jeno dan Yangyang pergi dari sana. Mereka kembali menyusuri lorong dengan arah yang berbeda dan masuk ke salah satu ruangan dengan pintu yang berbeda dari lainnya.

"Jeno, menurutmu ini ruangan apa?" tanya Yangyang sembari berjalan lurus ke depan dan Jeno hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tau. Tapi lebih baik, kita keluar saja. Di sini sangat berbahaya, Ryu."

Jeno mencekal pergelangan tangan Yangyang untuk pergi dari sana, namun Yangyang terus berjalan tanpa suara dengan pandangan kosong.

"Ryu, can you hear me? Ryu?"

Jeno menarik bahu perempuan itu dan menggoyangkannya agar tersadar. Namun hembusan angin entah dari mana menghempaskan Jeno keluar dari ruangan tersebut.

"HELENA!!"

Yangyang tertinggal di dalam ruangan itu dan Jeno yang terjebak di ruangan kosong nan jauh dari sana. Entah bagaimana keadaan perempuan itu, perasaan Jeno mengatakan Yangyang tidak baik-baik saja.

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc.

211231

kayaknya nanti gak sampe banyak chapter deh. huhu, terima kasih atas dukungannya 🤧💛

oh iya, karena cerita ini terinspirasi dari film the nun, mungkin latar tempat ada beberapa yang sama. tapi cerita ini sama sekali engga memplagiasi film maupun cerita dari the nun sendiri. cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf untuk kekurangannya🙏

[end] românia, jenyang gs.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang