Part 14

1.6K 240 9
                                    

Beri jejak jika bertemu TYPO

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

Pria itu nekat memasuki ruangan yang penuh dengan layar komputer. Ruang kamera pengawas. Ia memaksa seorang petugasnya menunjukkan rekaman di lobi mulai pukul setengah tujuh malam. Benar saja, ia mendapati hal yang mengejutkan. Seorang gadis yang menuntun wanita muda, terlihat panik dan berbincang dengan beberapa orang. Lalu tiba-tiba berlari pergi ke arah jalanan, dan kembali ke lobi membawa sekantung plastik transparan berisi sesuatu setelah beberapa menit. Setelah meminumkan sesuatu kepada wanita yang dia bawa tadi, gadis itu pergi dari sana dan menghentikan langkahnya ketika sebuah mobil ambulans datang.

"Tuan, sudah cukup, bukan? Kami tahu ini berkaitan dengan insiden di lobi itu. Bukankah sudah cukup hanya mengetahui bahwa memang wanita itu ditolong beberapa orang? Lagi pula wanita itu selamat. Kami mohon, segera pergi dari sini sebelum manager kami tahu," bujuk salah seorang pekerja yang sejak tadi harap-harap cemas tentang apa tujuan asli pria ini.

"Aku tidak mengkhawatirkan wanita yang sakit itu," jawabnya.

"Kau Uchiha Sasuke?"

Seluruh staf juga pria tadi menoleh ke arah pintu. Seorang pria bersurai cokelat muncul dan berjalan tenang ke arah Sasuke.

"Maafkan kami, Yamato-san. Dia tiba-tiba masuk dan memaksa kami menunjukkan rekaman kamera pengawas," ucap salah seorang pegawai.

Yamato, sang manager, manggut-manggut paham. "Dia kuizinkan. Selagi itu tidak merugikan siapapun. Benar begitu, Sasuke?"

"Ya."

Sasuke melangkah keluar dari sana, disusul Yamato. Keduanya berjalan berdampingan menyusuri lorong. Sesekali, Yamato mengajaknya mengobrol untuk mencairkan suasana. Pria yang menjadi tangan kanan Kakashi itu sudah paham, bahwa putra bungsu Fugaku ini sedang dilanda resah.

"Bisa tunjukkan di kamar nomor berapa dia?"

"Oh, Sakura?" sahut Yamato.

"Hn. Kau tahu dia di sini?"

"Tentu. Sayangnya Uchiha menjamah hotel ini sebelum gadis itu datang. Jadi keberadaannya tidak kalian ketahui, bukan?"

Sasuke menoleh. Dia setuju dengan pernyataan Yamato. Itachi semalam memberi kabar bahwa gadis yang mereka cari memang tinggal di Kyoto, dan terakhir terlihat berada stasiun hendak pergi ke Tokyo. Pada Sasuke, Itachi mengatakan dia akan menyusuri seluruh Tokyo, terutama ke banyak tempat penginapan.

"Bisa dikatakan, pertemuan kalian di sini adalah ketidaksengajaan," imbuh Yamato.

"Kuharap begitu."

Yamato tentu paham bahwa pria itu tidak mudah percaya. Terlebih lagi menyangkut hal yang sepertinya penting. Sasuke pasti curiga ada yang membantu Sakura bersembunyi darinya. Meski kenyatannya tidak begitu.

"Kau beruntung sekali, bertemu orang yang tepat untuk tahu di mana kamar gadismu," ucap Yamato setengah berbisik, menggoda Sasuke.

Sasuke mengikuti arah pandang Yamato. "Terima kasih sudah memilih bekerja di hotel ini dan tidak lagi memanjakan si bodoh Naruto itu," katanya kemudian.

Yamato tersenyum, hampir-hampir menahan tawanya.

Mereka berpapasan dengan seorang wanita dewasa. Bersurai pirang dengan pakaian elegan berwana hijau rumput berpadu abu-abu muda di beberapa sisinya. Manik cokelat itu menatap lurus ke arah Sasuke dan Yamato. Tsunade berhenti ketika mereka hanya berjarak satu meter.

U N M E I [SasuSaku] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang