Part 29

1.2K 153 8
                                    

Beri jejak jika bertemu TYPO!
Happy reading ^^

.
.
.
.
.

Kakashi menghela napas panjang. Tsunade yang duduk di samping pria itu memijit pelan pelipisnya. Entah mengapa semua yang disampaikan sepasang suami-istri paruh baya di hadapan mereka terdengar mendadak sekali. Padahal memang mendadak, karena lima belas menit mereka berdua tiba di kediaman ini, tuan rumah sudah memulai pembicaraan yang serius. Menyebut-nyebut bahwa putra bungsu mereka mungkin telah melampaui batas. Berkali-kali meminta maaf dan menyampaikan maksud mereka untuk merestui hubungan Sasuke dan Sakura. Mereka hanya berempat. Dua putra Uchiha yang sejak siang tadi kompak pulang ke rumah, sekarang entah berada di mana.

"Jadi ... apa yang sudah putra bungsu Anda lakukan pada putri saya?" tanya Tsunade.

Sorot tajam wanita dewasa itu membuat suasana di sana menjadi semakin tegang. Meski si tuan rumah berkata menyesal dan akan memberi pelajaran bagi Sasuke, Tsunade masih memasang wajah garangnya. Berkata bahwa ia dulu sudah memperingkatkan Sasuke tentang hal itu. Kakashi berdeham, berusaha mencairkan suasana.

"Ekhem! Bukankah kita perlu menanyakan langsung pada Sasuke atau Sakura? Juga seseorang yang kurasa punya hak untuk mengetahui ini," katanya.

"Punya hak?" tanya Tsunade.

Kakashi mendekatkan wajahnya ke telinga wanita bersurai pirang di sampingnya. Ia membisikkan sesuatu.

"Sasori, lho. Bagaimana pun juga dia masih kakak Sakura," bisik Kakashi.

Mungkin salah satu dari dua orang di sana masih mendengarnya. Atau malah Kakashi sengaja membuat mereka mendengarnya? Fugaku, ayah Sasuke, dengan tegas mengatakan ia akan memanggil Sasuke untuk datang. Kemudian menyuruh seorang pelayan untuk memanggil putra bungsunya. Beberapa saat si pelayan kembali, dan mengabarkan jawaban dari Sasuke. Katanya, Sasuke akan datang lima belas menit lagi.

Kakashi memutuskan menghubungi Sasori. Memberinya alamat rumah Sasuke dan memintanya segera datang. Padahal, Sasori ingat kembali keberadaan rumah ini. Beruntung, pria Haruno itu sedang berada di dekat sini. Ia juga penasaran mengapa Kakashi sampai memanggilnya.

"Sepertinya, ini sedikit lebih lama dari yang Anda berdua kira, Tuan dan Nyonya Uchiha. Beberapa konflik terjadi di antara mereka dan mungkin masih ada yang belum terselesaikan," tutur Kakashi.

Fugaku sadar, jika pria Hatake di hadapannya sudah berkata demikian, maka kemungkinan besar tak mudah mendapatkan jawaban iya dari para tamunya. Terlebih, ia mendengar apa yang sekiranya terjadi antara mereka, meski tidak sepenuhnya. Fugaku menjawab sekenanya. Tak lama setelah itu, Sasori datang diantar seorang pelayan. Setelah memperkenalkan diri secara singkat, setidaknya Sasori ingat siapa mereka berdua, tetangganya dulu. Ia tak sungkan memberi salam hormatnya pada Fugaku dan Mikoto. Bahkan Sasori mampu mengimbangi pertanyaan-pertanyaan ringan dari ibu Itachi itu. Sekadar berbasa-basi tentang dirinya yang berpuluh tahun sudah tak bertemu dengannya.

Kakashi menjelaskan semua. Awalnya, ia tak ingin mengatakan tentang Sasuke—yang diduga orang tuanya—kelewat batas terhadap Sakura. Namun dengan ragu-ragu ia ucapkan juga di depan Sasori. Lalu pria bersurai merah itu, benar-benar terlihat menahan emosi dari kepalan tangannya yang mengeras.

"Tapi kita belum mendengar cerita dari mereka berdua," ucap Kakashi berusaha menenangkan Sasori. Setidaknya, berharap Sasori masih mampu berpikir positif. Hasilnya nihil.

"Perlukah kupanggil Sakura?" tanya Tsunade.

"Tidak! Biarkan dia istirahat. Kita bisa mendengarkan penjelasan Sasuke terlebih dahulu."

U N M E I [SasuSaku] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang