Beri jejak jika bertemu TYPO
Happy reading ^^
.
.
.
.
.Tsunade menatap ponsel Kakashi dalam diam. Dia sempat berpikir, apa ia melewatkan sesuatu yang tidak diketahuinya? Wanita itu merasa ada yang janggal dengan pengetahuannya tentang putri angkatnya.
"Aku tidak mengenalnya," katanya sambil mendorong ponsel itu ke arah Kakashi yang duduk di hadapannya.
"Hmm ... bahkan jumlahnya lebih dari yang seharusnya," gumam Kakashi.
Tak sengaja, Tsunade menoleh ke arah pintu restoran. Sasuke baru saja masuk, dan kini berjalan ke arah mereka.
"Menurutmu kita perlu menanyakan padanya?" tanya Tsunade tanpa mengalihkan perhatiannya dari Sasuke.
Kakashi turut menoleh. Kemudian ia menjawab, "Tidak. Jawab saja sehalus mungkin pertanyaannya pada kita."
Sasuke bergabung dengan mereka. Duduk di salah satu kursi yang masih tersedia di meja bundar itu. Ia lantas menghela napas pelan.
"Terima kasih sudah menerimaku bergabung."
"Dengan senang hati, Sasuke," jawab Kakashi.
Sasuke mengangguk kecil. "Hn. Kalian tahu hubungan keluargaku dengan Sakura?" tanyanya kemudian.
Tsunade dan Kakashi saling menoleh. Mereka menahan senyuman masing-masing mendengar pertanyaan itu. Sungguh pria yang tidak suka berbasa-basi.
"Menurutmu?" pancing Tsunade.
"Ya. Kalian tahu dia dulu tetanggaku. Sebelum orang tuanya meninggal dan dia hidup sendirian," jawab Sasuke.
Pria itu juga harus berhati-hati dalam perbincangan ini. Ia tidak ingin merusak kesempatannya untuk bisa kembali mengenal Sakura. Dua orang ini harus ia atasi terlebih dahulu sebelum ia mengerti permasalahan Sakura yang sesungguhnya.
"Omong-omong, di mana gadis kecil itu?" tanya Kakashi, berusaha menghindari ketegangan yang sepertinya sebentar lagi akan terasa.
"Dia bersama teman-temannya," jawab Sasuke.
Kakashi sedikit mengangkat alisnya. "Teman?"
"Teman sekolahnya dulu. Apa katanya tadi, ya? Mungkin pesta lepas lajang gadis Hyuuga itu? Entah bagaimana mereka bisa bertemu," sahut Tsunade.
Sasuke kini menaruh curiga, "Kau tahu mereka sebenarnya tidak pernah bertemu sejak Sakura pergi? Kecuali dengan Ino?"
"Tentu tidak. Sakura tidak bilang apapun soal itu." Tsunade sedikit berbohong.
"Di mana ia tinggal selama ini?"
Tsunade melirik Kakashi yang hanya diam sambil membawa buku dewasa kesukaannya. Nampaknya pria itu sambil membacanya. Tsunade menghela napas seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
"Di Kyoto. Di sebuah apartemen," jawab wanita itu.
Sasuke menarik napas panjang, kemudian menghembuskan pelan. "Seperti informasi yang kudapatkan, ya," katanya kemudian.
"Informasi? Kau sebenarnya berniat mencarinya atau tidak?"
"Setelah sebelas tahun lalu, aku mencarinya. Bukankah kau sudah paham?" Sasuke balik bertanya pada Tsunade.
Wanita bersurai pirang itu mengangkat sebelah alis, "Setelahnya? Kau tidak mencarinya sama sekali sampai malam itu," sanggahnya kemudian.
Sasuke diam sesaat. Bagaimana bisa ia mencari seseorang yang bahkan akan membencinya jika hal itu ia lakukan? Pria itu sengaja melarikan diri dari rasa penasarannya. Menjalani kehidupan yang ia percaya dapat membantunya terus mengingat sosok Sakura, dengan cara menjadi dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
U N M E I [SasuSaku] ✔
Fanfic[SELESAI] Sakura pernah hampir membenci takdir serta dirinya sendiri, ketika dia harus terlibat dalam tali masa lalu yang ia bentangkan sendiri. Membuatnya terjerat lagi dalam sepenggal kehidupan lama yang belasan tahun dia sisihkan demi ketenangan...