Part 26

1.1K 145 7
                                    

Beri jejak jika bertemu TYPO!
Happy reading ^^

.
.
.
.
.

Haruno Sakura baru keluar kamar setelah dua hari ia mengurung diri. Saat bunyi pintu kamarnya yang terbuka dan memecah keheningan pagi itu, Sasuke menoleh lalu mengubah posisi tubuhnya. Semula, ia merebahkan diri sebelum sekarang duduk sambil memandangi Sakura. Kamar yang digunakan gadis itu berada di dekat ruang santai apartemen Kakashi. Jika Sakura ingin menuju dapur, maka mau tak mau ia harus melewati tempat Sasuke berada.

Ya, gadis itu sekarang kelaparan. Dia tipe manusia yang tak akan menahan diri jika lapar. Namun semenjak menyaksikan adegan erotis di depan matanya sendiri, Sakura jadi kehilangan nafsu makan selama dua hari. Dia gadis yang normal. Menyibukkan diri dengan bekerja dan sangat jarang terpikirkan hal-hal dewasa yang kebanyakan ada pada usianya. Tak pernah coba-coba menikmati hiburan dengan orientasi seksualnya yang berbeda dari kebanyakan pasang manusia di dunia ini. Saat kemarin melihat adegan ciuman antar dua pria itu, ia merasa terkejut bukan main. Alih-alih membangkitkan nafsu birahinya, dua pria itu justru membuatnya merasa tak nyaman. Dalam perjalanan pulang dengan mobil Sasuke, tiba-tiba perutnya terasa mual. Seakan-akan di dalam tubuhnya ada dua kutub magnet yang serupa dan didekatkan. Maka mereka akan menolak, tak peduli sekeras apa usaha pendekatan itu. Meledak menjadi muasal dari mualnya.

Hari itu, ia meminum minuman yang diberi Sasuke di perjalanan. Sesampainya mereka di apartemen Kakashi, Sakura memuntahkan seisi botol yang ia teguk tanpa rasa nyaman, justru dengan emosi yang tertahan. Entah karena perjalanan yang mereka tempuh, atau karena pikirannya masih dibayang-bayangi kejadian di bar saat itu. Yang jelas, Sakura tak sanggup makan apapun sejak dua hari lamanya.

Pria Uchiha itu kini menatapnya datar. Seakan ingin mengatakan sesuatu namun ia telan kembali. Sakura menyeringai sebagai cibiran atas ekspresi Sasuke barusan yang jarang sekali dipertunjukkan. Dia ingat bagaimana pria itu menghancurkan pintu bar dan menodongkan sebuah senjata api ke arah pria bernama Deidara. Betapa berubahnya sosok Uchiha Sasuke di mata Sakura waktu itu.

Di dalam kulkas, hanya ada sekotak susu. Membuat Sakura berpikir betapa menyedihkannya lelaki bernama Hatake Kakashi, sang pemilik tempat tinggal ini. Ia lalu mengambilnya dan membaca tanggal kadaluwarsa di kemasan. Tiga hari lagi, tamat sudah riwayat susu kotak ini. Siapa saja tak pernah mengajarinya untuk minum susu sebelum sarapan. Perutnya yang melilit mendorong Sakura untuk segera meminum minuman kemasan itu. Tapi melihat angka-angka tadi, membuat Sakura bergidik. Persetan dengan efek samping, Sakura memutuskan untuk meminumnya. Dia benar-benar ingin merasakan sesuatu yang memiliki rasa ke dalam mulutnya, mengaliri tenggorokannya yang terasa kering, memenuhi lambungnya. Tak peduli bel apartemen yang baru saja berbunyi. Toh ada Sasuke di sana.

"Sakura! Apa yang kaulakukan?"

Sasuke segera meraih kotak susu itu. Dia ingat Kakashi pernah memintanya membuang sekotak susu yang hampir kadaluwarsa di kulkas. Menyuruhnya memesan makanan daring selagi Kakashi masih belum kembali dan akan mengganti biayanya. Namun gadis itu benar-benar di luar dugaan. Tadi, dia pikir Sakura hendak menuju kamar mandi di dekat dapur. Oleh sebab itu Sasuke tak menguntitnya. Baru saat ia mendengar suara pintu kulkas tertutup, ia menghampiri gadis ini cepat-cepat.

Ketika Sasuke melihat wajah pucat Sakura, ia berpikir untuk menggandengnya dan mengambil ponselnya di meja. Sasuke melihat melalui layar monitor, siapa sosok yang mengetuk pintu apartemen ini. Saat itu, sebuah kebetulan terjadi. Sakura tak melihat ke arah layar. Dia menoleh ke meja yang dipenuhi bungkus makanan dan minuman ringan. Benar-benar berantakan.

"Siapa yang datang?" tanya Sakura kemudian.

"Itachi," jawab Sasuke.

Sakura mengangguk-angguk. Dia melepaskan tangannya dari belenggu Sasuke. Berjalan ke arah meja dan menjatuhkan bokongnya ke sofa dengan kasar. Sakura merasa tak punya tenaga. Sesuatu dalam dirinya seperti menguap entah sejak kapan. Ketika tangannya yang terbiasa membersihkan meja pelanggan bergerak lemah merapikan meja di depannya, ia menyadari sesuatu. Akhir-akhir ini dirinya banyak membuang waktu daripada bekerja. Meski Kakashi orang yang santai, bagi Sakura, hidup dengan berdampingan hutang sama saja terjaga di tempat mistis. Kau bisa dihantui kapan saja oleh hutangmu, atau penagih hutang. Parahnya, saat kau lengah dalam keheningan itu, sesuatu tak kasat mata bisa mengganggumu dan mungkin mengambil alih tubuhmu. Situasi itu sering Sakura rasakan jika Kakashi sedang berbaik hati secara berlebihan padanya seperti belakangan ini. Dengan kata lain, itu mencekam.

U N M E I [SasuSaku] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang