1. Pertama

7.3K 576 71
                                    

Kedua pria itu kembali memakai baju mereka yang terlihat berserakan disana.

Jaemin mengancing seragam sekolahnya sembari menatap wanita yang menangis di atas ranjang.
"Harusnya lo bangga karena udah jadi yang pertama buat kita."

Hana mengeratkan pegangan pada selimut yang menutupi tubuh polosnya. Tubuhnya seakan remuk karena di gagahi oleh kedua pria yang tengah memakai kembali seragam mereka.

Jujur ia tak percaya kalau ini yang pertama untuk saudara kembar itu. Mengingat senakal apa mereka biasanya, pasti mereka sering melakukan hal seperti ini.

Jeno beralih menatap jam tangannya setelah selesai kembali memakai seragamnya. "Jam lima sore" gumamnya.

Ia tersenyum miring. Setelah di pikir-pikir ia dan saudara kembarnya kuat juga. Karena seingatnya mereka memulai ini tepat di jam dua siang.

Jeno melempar kunci cadangan gudang pada Hana. "Kita masih berbaik hati ngasih kunci itu buat lo. Padahal kita bisa aja nyekap lo disini buat jadi pemuas nafsu kita berdua.." Hana menggeleng lemas. Jangan..

"..but lo gak usah khawatir. Kita gak sebejat itu" lanjutnya membuat tatapan Hara berubah tajam.

Tanpa sepatah kata pun Jeno dan Jaemin keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Hara yang masih menangis sesegukan sembari menutupi tubuh polosnya dengan selimut.

Hancur sudah. Harta yang selama ini ia jaga sudah di rebut secara paksa oleh kedua pria tadi.

Jeno tadi bilang apa? 'Kita gak sebejat itu'?

Hana tertawa miris. Setelah apa yang mereka lakukan padanya, mereka masih bisa berpikir seperti itu? Sungguh?

Hana berusaha untuk turun dari ranjang. Tapi baru selangkah saja tubuhnya langsung terjatuh karena merasa sakit di selangkangan nya.

"Bunda hiks... Sakit..."

Ia kembali menangis ketika mengingat bundanya. Ia merasa bersalah pada wanita itu karena tak bisa menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita.

"Hiks bunda maaf.."

—♡♡—

Hara membuka pintu rumahnya dengan hati-hati. Sekarang sudah jam tujuh malam dan ia baru bisa pulang ke rumah.

Baru kali ini ia pulang telat tanpa mengabari bundanya.

Ah mengingat wanita itu membuat Hara mau tak mau melangkah dengan hati-hati menuju kamarnya. Berharap Mia— bundanya tak mengetahui kalau ia baru saja pulang.

Sesekali Hara meringis merasa ngilu pada selangkangannya karena kejadian tadi.

"Hara"

Suara lembut itu berhasil menghentikan langkah Hara. Padahal hanya tinggal dua langkah lagi sajan ia sampai di kamar nya.

Hara membalikkan badannya sembari tersenyum canggung. "B-bunda hehe"

Mia melangkah mendekati putrinya dengan tatapan khawatir. "Kamu dari mana aja? Jam segini baru pulang, mana kamu nya juga gak ada ngasih kabar!" Mia memukul berulang kali lengan putrinya guna menyalurkan rasa khawatir yang sedari tadi ia rasakan.

"Aw! Bun maaf!!"

"Kamu gak tau sebetapa khawatirnya Bunda pas kamu gak bisa di hubungi sama sekali!"

"Bunda khawatir banget takut kamu kenapa-napa!! Cuma kamu harta berharga yang bunda punya, jadi tolong.. Kasih kabar walau hanya lewat chat.." nada bicara wanita itu menyendu.

Hara menatap tak enak pada bundanya. Siapa juga yang ingin seperti ini? Kalau Hara bisa memilih, ia tak akan mau menuruti perintah pak Kai dan lebih memilih pulang tepat waktu seperti biasanya.

Hidden Daddy || Lee Jeno ft Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang