3. Keputusan

5.1K 576 122
                                    

Hara merebahkan tubuhnya secara kasar di atas ranjang.

Sekarang sudah hari ketiga setelah ia mengetahui kalau dirinya tengah berbadan dua. Dan selama itu pula ia selalu berusaha untuk menggugurkannya.

Hara melakukan hampir semua larangan untuk wanita hamil. Dari mulai memakan nanas, pepaya, telur mentah bahkan meminum obat.

Tapi tak ada reaksi apapun.

Ia sehat-sehat saja. Perutnya juga tak sakit sama sekali.

Ngomong-ngomong tentang Mia, wanita itu baru akan pulang nanti sore. Ya, majikannya menambah waktu satu hari lagi.

Jadi kesempatan Hara untuk menggugurkan kandungannya hanya tinggal hari ini saja.

Hara kembali mendudukkan tubuhnya sembari mengotak-atik ponsel.

Setelah menemukan apa yang ia cari, Hara dengan segera memakai hoodienya dan mengambil tas selempang sebelum akhirnya keluar dari kamar.

Ia menghentikan sebuah taksi dan berniat mengunjungi suatu tempat. Tempat yang mungkin akan membantunya?

Setelah hampir tiga puluh menit perjalanan, akhirnya ia sampai juga di tempat tujuannya.

Hara terlihat ragu untuk memasuki gedung bercat putih yang ada di hadapannya.

Tapi setelah itu ia memberanikan diri untuk masuk. Mau tak mau ia harus berani.

Setelah memasukinya Hara sontak mengernyit bingung. "Sepi?" gumamnya sembari menoleh sekitar.

Ia berdehem pelan. "Permisi.."

Kakinya melangkah untuk memasuki gedung itu lebih dalam. Hingga tiga detik kemudian seorang wanita yang ia yakini seumuran dengan bundanya muncul dari salah satu ruangan disana.

"Iya? Ada perlu apa ya?"

Hara tersenyum canggung. "A-anu.. Disini.. termasuk tempat untuk gugu—"

"Aborsi?"

Tubuh Hara menegang mendengarnya. Entah kenapa ia sedikit tidak nyaman mendengar kata itu. Rasanya sedikit terlalu 'kasar' mungkin?

Hara mengangguk pelan. "I-iya"

Wanita tadi tersenyum tipis. "Silahkan masuk terlebih dahulu" ucapnya mempersilahkan Hara memasuki ruangan yang sama dengannya.

Hara menuruti ucapan wanita tadi dan melangkah memasuki ruangan. Yang pertama ia lihat adalah beberapa alat medis seperti alat-alat rumah sakit. Tapi ia tak terlalu tau nama dan fungsinya.

Wanita tadi kembali mempersilahkan Hara untuk duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

"Kamu yang mau aborsi?"

Hara mengangguk ragu.

"Saya Shin Hyuji, orang yang akan membantumu nanti"

Genggaman Hara pada tali tas selempangnya semakin mengerat. Entah kenapa ia merasa gugup sekarang.

Hyuji memperhatikan penampilan Hara dari atas sampai bawah. "Apa alasan kamu untuk aborsi? Saya tidak akan melakukan ini sembarangan sebelum mendapat alasan yang jelas. Kalau hanya karena kamu yang belum siap jadi ibu atau pasangan mu yang tak mau tanggung jawab. Saya dengan tegas menolaknya."

Hara menggeleng tak setuju. Genggaman nya semakin mengerat beriringan dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

Melihat itu Hyuji paham. Bukan sekali dua kali ia melihat wanita seperti ini.

"Okay. Jadi... Kapan kamu siap untuk melakukannya?"

"Sekarang juga."

"Sekarang?!"

Hidden Daddy || Lee Jeno ft Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang