5. Sebulan

5K 574 75
                                    

"Bunda!!"

Panggil Hara sedikit berteriak dengan kedua tangan yang sibuk mengacak-acak seluruh isi lemari.

Ia berdecak kesal sembari berkacak pinggang. "Bun—"

"Apa?" Mia memasuki kamar putrinya dengan kening mengernyit. "Ini...berantakan banget astaga.."

Hara menggaruk tengkuk nya yang sama sekali tak gatal. Ia menatap bundanya tak enak.

"A-anu bunda tau Jas sekolah Hara nggak?"

Mia mengangguk sekilas sebelum pada akhirnya ia melangkah menuju keranjang yang ada di sudut ruangan lain kamar putrinya.

"Nih. Kenapa nggak ngecek yang disini dulu? Tuh liat, jadi berantakan kan" ucap Mia sembari menatap jengah Hara.

Sedangkan Hara hanya bisa menyengir dengan sembari menunjukkan watadosnya. Memang salahnya karena tak memeriksa keranjang baju yang baru saja di cuci kemarin.

"Maaf bun.."

"Lagian tumben kamu mau pake jas itu. Katanya dulu kegedean" ujar Mia heran.

Tangan Hara perlahan mengusap lembut perutnya yang sekarang sudah mulai terlihat membuncit. "Sekarang perut Hara udah mulai gede. Jadi Hara mutusin buat nutupin pake jas aja"

Mia mengangguk mengerti. Benar juga, kandungan putrinya sekarang sudah mulai memasuki bulan ketiga. Jadi tak heran kalau perut putrinya itu mulai terlihat membuncit.

Bunda Hara itu melangkah mendekati putrinya guna membantu memakaikan jas.

Setelah yakin kalau penampilan Hara sudah rapi, Mia mengusap lembut salah satu pipi putrinya itu. "Satu bulan lagi, setelah kamu lulus bunda janji akan bawa kamu ke kampung halaman bunda,"

Tangan Mia beralih mengelus perut Hara sembari tersenyum tipis. "Tolong kerja sama nya ya cucu Oma" lanjutnya yang berhasil membuat Hara juga ikut tersenyum.

Hara ikut meletakkan tangan di atas perutnya. "Siap Oma!" ucapnya dengan nada di buat seperti nada anak kecil.

Mereka berdua sontak tertawa pelan setelahnya.

Hara mengambil tangan bundanya untuk ia genggam. "Bunda tenang aja, anak sama cucu bunda ini pasti bisa. Cuma satu bulan, Hara yakin bisa kok"

Ya. Hanya tinggal satu bulan lagi,  setelah itu ia akan pindah ke kampung halaman bundanya dan pastinya ia tak perlu lagi menutupi kehamilannya ini dari teman-teman di sekolahnya.

—♡♡—

Tiffany hanya bisa kembali menghela nafas lelah melihat pemandangan dihadapannya kali ini.

"Sekarang apalagi?" tanya nya pada kedua putranya yang sama sekali tak menyentuh masakan buatannya.

Jaemin menatap mamanya tak enak. Ia juga kasian melihat mamanya yang sudah lelah-lelah memasak ini semua, tapi sama sekali tak ia dan Jeno makan.

"Ma... Jaemin nggak mau makan ini"

"Jeno juga.."

Tiffany meletakkan spatula yang sedari tadi ia pegang di atas meja makan. Wanita itu kembali menghela nafas kesal. "Terus kalian mau apa? Ini Mama udah bikinin makanan kesukaan kalian loh"

Jeno dan Jaemin menggeleng serentak.

"Ayam goreng/Ayam kecap"

Kedua pria itu kemudian saling menatap setelah mengucapkan makanan apa yang ingin mereka makan secara bersamaan.

Jaemin menatap memicing kembarannnya. "Gak. Pokoknya harus ayam kecap."

"Gue tetep pengen ayam goreng." Kekeh Jeno pada pilihannya.

Hidden Daddy || Lee Jeno ft Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang