20. Papa

4.9K 565 213
                                    

"Beneran gak papa?"

Hara menghela nafas jengah sembari memejamkan matanya sekejap. "Iya bunda, lagian udah mendingan kok" ujarnya berusaha meyakinkan Mia.

Wanita paruh baya itu menatap putrinya sendu.

"Tapi bibir kamu masih pucat loh"

Nada bicara ibu Hara itu terdengar sangat khawatir. Hara yang mendengar nya hanya bisa tersenyum lemah.

"Dipake tidur bentar paling udah sembuh kok"

Mia menatap putrinya ragu. "Beneran bunda..." bujuk Hara jengah.

Melihat itu Mia hanya bisa menghela nafas pasrah. Ia kemudian mengelus lembut surai rambut putrinya sembari tersenyum hangat. "Yaudah, bunda janji bentar kok" 

"Lama juga gak papa. Ini Hara cuma kecapean aja, bunda jangan khawatir"

Mia mengangguk mengerti. "Si kembar tadi main keluar, habis ini bunda suruh mereka masuk aja ya" ujar nya yang di angguki oleh Hara.

Wanita paruh baya itu kemudian keluar dari kamar putrinya sembari tersenyum tipis.

Setelah memastikan bunda nya benar-benar pergi, Hara sontak merebahkan tubuhnya ketika kembali merasa pusing.

Pintu kamar itu kemudian terbuka. Menampilkan Jeje dan Jae yang menatap mama mereka khawatir.

"Mama?"

Mata Hara perlahan terbuka. Ia menatap kedua putranya sembari tersenyum tipis.  "Di suruh oma masuk ya?" tanya nya.

Kedua bocah itu tak menjawab pertanyaan Hara. Mereka malah menaiki ranjang dan duduk di samping mama mereka.

"Mama sakit?" tanya balik Jeje sembari meletakkan tangan mungil nya di salah satu pipi Hara.

Mendengar itu senyum Hara sontak semakin lebar. "Nggak, ini mama cuma kecapean aja" jawabnya.

Tapi Jae malah menaruh tangan mungil nya di atas kening Hara. Bocah laki-laki itu kemudian merengut tak terima.

"Panas! Mama tu sakiiit"

"Nggak Jae...biasanya juga gi-hmmph"

Ucapan Hara harus terpotong karena jari telunjuk Jae yang tiba-tiba ada di bibirnya.

"Ssst mama tu sakit. Jadi ndak boleh omong banyak" larang Jae dengan tangan yang masih disana.

Jeje mengangguk setuju. "Jae benel. Mama tidul aja, Jeje sama Jae ambil mam di bawah. Okay?"

"Gak usah. Udah kali—"

"Ish mama ni nulut aja!"

Hara memijat pangkal hidungnya sebentar. Ah, dari pada ia semakin pusing lebih baik ia iyakan saja.

"Okay. Mama tunggu di sini. Awas jangan sampek berantakan ya"

Si kembar sontak mengangguk sembari hormat ala-ala tentara pada mama mereka. "Siap ma!!" ujar mereka serentak.

Kedua bocah itu kemudian menuruni ranjang dengan sedikit tergesa-gesa.

"Mama. Ndak boleh tulun" larang Jeje agar Hara tak turun dari ranjang.

Jae mengangguk setuju. "Kalo tulun mama Jae hukum!" Ancam nya yang sontak membuat Hara terkekeh geli.

Melihat itu Jae semakin mendelik tak terima.

"Jae selem ni!"

"Iya-iya serem. Aduuh mama takut" ujar Hara yang berhasil membuat Jae tersenyum senang.

"Bental, Jeje sama Jae ambilin mam ya ma" pamit Jeje yang di angguki oleh Hara.

Jae mengikuti langkah kakaknya sembari menatap tajam mama nya.

Hidden Daddy || Lee Jeno ft Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang