03.00

9 2 0
                                    

23 Desember 2021

Memang benar bahwa berharap kepada manusia itu kalo nggak kecewa ya seneng.

Dan aku mengalami opsi pertama dari dampak berharap kepada manusia. Walaupun begitu. Aku tetap saja berharap. Tolol emang.

Aaakkhh. Aku jadi senewen sendiri.

Please lah. Tolong. Tolong hilangkan rasa berharapku ini.

Cukup sampai disini saja. Dan jangan sampai semakin subur dari waktu ke waktu.

Aku harus konsisten. Aku nggak mau lagi jadi orang yang plin plan dan gak bisa pegang omongan sendiri.

Oh ya, kalian pasti kepo ya tentang sebab kenapa aku bisa berkata seperti tadi?

-nggak kepo sih sebenarnya- jawaban dari seseorang yang disamarkan suaranya.

Heh. Sstt. Bodo amat lah ya. Intinya kepo pokok titik.

Jadi begini ceritanya. Mendekati masa masa pendewasaan itu lama lama makin kesini aku makin paham arti dari apa itu pentingnya prinsip dan tujuan hidup.

Eh. Hust. Stop. Ya ya aku tau. Hidup itu cuman sementara. Akhirat yang kekal. Maka dari itu pikirkanlah akhirat bukan dunia. Alah.

Aku nggak suka ya ada yang berbicara kayak gitu di depanku. Ya memang. Memang aku tau bahwa dunia itu sifatnya hanya semu, dan sementara. Tapi tolong. Pernyataan diatas perlu diluruskan.

Karena begini ya. Realistis saja. Kita sekarang hidup di mana? Di dunia. Gunanya kita hidup di dunia kenapa? Ya hablum minaallah, hablum minanas, dan hablum minal alam. Tapi yang paling penting dari itu semua apa? Ya, tugas kita beribadah kepada allah. Dan caranya beribadah gimana? Ya kalian pasti tahu hampir seperti kaya gitu lah definisi dari ibadah. Dan perlu aku tekankan bahwa ibadah itu tidak melulu kepada sholat dsb. Melainkan dengan menjaga alam. Menjaga ekosostem itu juga merupakan ibadah. Bahkan bekerja pun juga ibadah.

Juga logikanya jika kita mempunyai uang banyak. Kita pun secara otomatis bisa memaksimalkan ibadah kita. Ya kecuali kalo kita jahat dan mempunyai sifat kikir dan sejenisnya lo ya.

Jadi intinya. Kita perlu menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Gituu.

Sebenarnya tanpa aku jelasin kalian pasti sudah paham sih. Tapi entah kenapa aku pingin ngomong gitu aja tadi hehe.

Oh ya balik lagi ke topik awal.

Jadi begini. Aku kan dari beberapa minggu kemarin itu berusaha menitih sedikit demi sedikit prinsip juga tujuan hidupku dan perihal jodoh dengan mantap dan revisian abis abisan.

Bunyi prinsipku gini.

"Aku sekarang ingin fokus mengembangkan diri, memperbaiki diri, dan menitih masa depan yang cerah aja dulu. Urusan percintaan. Itu belakangan aja ketika aku sudah mencapai target tadi semua dan sudah menjadi versi terhebat diriku level penuh. Aku baru mengurusi masalah percintaan"

Baru aja itu motto hidup berjalan sekitar 3 hari. Eh ada aja ujiannya. Hingga menyebabkan kondisi hatiku sejarang yang sudah dalam tahap berharap kepada manusia. Sesama makhluk allah.

Astagfirullah. Tolong bantu hamba mengendalikan perasaan hamba ini ya allah. Aamiin

SUaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang