Perkenalan

2.5K 200 558
                                    

Cerita ini aku tulis dengan tujuan untuk menghibur, selain itu tidak ada.

******

Bungsu🍼
Online

Dek, mama udah di bandara.
Kamu di mana?

Cari aja. Aku pake kaus putih dan jeans hitam.
Cepetan! Aku risih ada di keramaian.
/read.

Catalina Winter Metea  atau yang kerap dipanggil Winter mengedarkan pandangan matanya mencari keberadaan sang anak bungsu. Sahira Aurelia Metea  atau yang sering dipanggil Iel, mereka berdua sudah terpisah kurang lebih 10 tahun lamanya, akibat perceraian.

Setelah bercerai dengan sang suami, janda 3 anak ini pulang ke rumah orang tuanya dengan membawa serta 2 anaknya, Bevent Nizam Arvin  atau sering dipanggil Izam dan Angel Catalina Grace nama panggilannya Ina. Winter pergi meninggalkan Iel putri bungsu yang waktu itu baru berusia 2 tahun, bersama sang mantan suami.

Namun, meskipun begitu hubungan Winter dengan putri bungsunya, bisa dibilang baik-baik saja. Setiap liburan Winter selalu mengunjungi sang putri.

Tiga bulan yang lalu, ketika Iel hendak masuk SMP, Winter mengajaknya untuk pindah dari Batam ke Jakarta dan tinggal bersamanya. Namun, Iel menolak.

Akan tetapi, setelah kejadian pembunuhan berantai yang merenggut 13 nyawa siswa di kelasnya 2 bulan yang lalu, Iel merasa kesepian. Karena para korban itu adalah sahabat-sahabatnya. Lantas, Iel menelepon Winter dan memintanya untuk membawanya pindah ke Jakarta.

Setelah mencari beberapa saat, akhirnya Winter melihat Iel sedang duduk di atas kopernya.

"Dek?" panggil Winter, sambil menepuk pelan pundak Iel.

Iel hanya tersenyum manis kepada Winter.

"Lama ya, nunggunya?" tanya Winter, sambil mensejajarkan dirinya dengan Iel.

"Nggak kok," jawab Iel dengan gelengan kepala. Lalu, mencium pipi Winter dan memeluk sang ibu.

"Ayo, kita pulang! Mas Izam dan Kak Ina udah nungguin Dedek di rumah," ajak Winter, sambil mengulurkan tangannya untuk menggandeng Iel.

******

"Dedek!" pekik Izam, sambil berlari menghampiri sang adik bungsu.

Izam anak sulung Winter ini, sangat senang mendengar kabar bahwa sang adik bungsu akan tinggal bersamanya. Ia sangat suka dengan Iel yang kalem dan cenderung pendiam. Berbeda dengan Ina si anak tengah, yang cerewet dan setiap pagi selalu mengajaknya untuk adu mulut.

"Apa kabar, Mas?" tanya Iel, sambil mencium tangan Izam.

"Kabar baik." Izam tersenyum, lalu berjalan mendekati sang ibu yang sedang menurunkan koper milik Iel.

"Kak Ina mana?" tanya Iel, sambil menatap Izam.

"Ada di dalam lagi masak sop buntut," jawab Izam, dan berlalu masuk ke dalam dengan menenteng koper dan disusul oleh Winter yang setia menggandeng Iel.

******

Dor!

Iel meletuskan balon berwarna putih dengan sebuah jarum, tepat di belakang Ina yang sedang memotong-motong ekor sapi.

"Eh duit duit," latah Ina.

"Ahaha, Kak Ina mata duitan nih kayaknya, pas kaget aja yang diingetnya duit," ledek Iel tertawa terbahak-bahak.

"Ish! Nakal ya kamu!" gerutu Ina. Lalu dengan gemas ia menggendong Iel dan menggelitikinya.

"Ampun kak ampun," pinta Iel, sambil tak henti-hentinya tertawa.

Genius | Misteri ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang