*SEKILAS INFO
•IEL. BUKAN LEL.
•PART INI AKAN SEDIKIT BRUTAL, JADI MOHON KEBIJAKAN SAAT MEMBACA.
*****
"Jadilah lelaki yang bertanggung jawab seperti petani."
-Aurelia-*****
Hari ini Winter tak membuatkan bekal untuk anak-anaknya. Sebab, tadi pagi ia kesiangan. Jadi terpaksa anak-anaknya harus jajan di luar.
Seperti sekarang, Iel sedang memesan seporsi batagor di kantin. Ini adalah kali pertama Iel jajan di kantin. Sebab sebenarnya, Winter melarang ketiga anaknya untuk jajan sembarangan. Kecuali, kalau kepepet seperti sekarang.
Iel adalah anak yang kurang suka berada di keramaian. Entah kenapa, dia hanya tidak nyaman saja. Maka dari itu, ia meminta untuk batagornya dibungkus plastik saja, karena ia tak mungkin bisa makan dengan tenang jika suasananya ramai.
Setelah pesanan batagornya selesai, ia pergi mencari tempat yang sepi. Namun ia tak kunjung menemukan tempat yang sepi, Iel mengacak rambut frustrasi. Waktu istirahat tinggal sepuluh menit lagi, sedangkan ia belum makan sama sekali.
"Masa aku makan di toilet sih." Monolognya sambil menatap pintu toilet putri yang ada di depannya.
"Kata Mama gak boleh makan di toilet. Tapi kata Mama juga gak boleh telat makan." Iel bimbang mengingat dua wejangan sang Ibu.
"Bodo amatlah perut nomor satu!" seru Iel sambil berjalan menuju toilet.
Karena tak ada tempat untuk duduk dan sangat tidak mungkin ia duduk di atas closet. Akhirnya Iel duduk di atas wastafel.
"Ada untungnya juga punya badan kurus." Iel menggigit ujung plastik yang membungkus batagornya.
Iel memakan batagornya dengan lahap, ia sama sekali tidak mempedulikan sedang berada di mana dirinya sekarang.
Hueek ...
Terdengar suara orang sedang muntah, dari salah satu bilik toilet.
"Sial! Bikin jijik aja deh," gerutu Iel sambil turun dari atas wastafel.
Hueek ...
Suara itu kembali terdengar, tetapi Iel masih bisa memakan batagornya. Ingat, kata Iel tadi. Perut nomor satu!
Ketika sedang menyusuri satu persatu bilik toilet, Iel dikejutkan oleh keluarnya seorang anak perempuan dari salah satu bilik toilet secara tiba-tiba.
Anak perempuan itu adalah Alia kakak kelasnya Iel. Alia terlihat sangat kacau. Rambut acak-acakan, baju yang kusut, dan mukanya begitu kucel.
"Kakak sakit?" tanya Iel.
Alia menggelengkan kepala untuk jawaban.
Hueek ...
Alia segera kembali masuk ke dalam bilik toilet. Karena penasaran Iel pun membuntutinya.
Iel menaikkan alisnya sebelah. "Kakak masuk angin ya?"
Tak ada jawaban dari Alia.
"Kak?"
"Iya aku masuk angin," jawab Alia.
"Yaudah yuk, ke UKS!" ajak Iel sambil mengulurkan tangannya kepada Alia
"Gak usah," tolak Alia sambil tetap menghadap closet.
"Loh kenapa?" tanya Iel lagi.
"Gak apa-apa, " jawab Alia singkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Genius | Misteri ✔
Misteri / ThrillerWinter adalah seorang single parent, yang sedang dibuat bingung oleh putri bungsunya. Pasalnya, putri bungsunya itu, berperilaku seperti seorang psikopat. Namun, seperti yang kita tahu, ciri-ciri psikopat dan sosiopat itu hampir sama. Jadi apakah be...