Dalan Liyane (jalan lainnya)

125 10 4
                                    

Kai, galau seharian di kampus. Sehabis dimarah dosen karena ketahuan tidur dikelas, kini dia ditinggal sendirian karena duo bucin itu sedang pacaran di kantin.

Ditentengnya tas gitar yang dia punya, dilihatnya sekitar hingga ia mendapatkan sebuah pendopoh yang kosong dan cukup jauh diujung, lalu duduk disana.

Dibukanya tas gitar itu, dibalasnya sebentar chat dari run singkat.


RunTengil
Dimana

Kaikai
Pendopoh

RunTengil
Mau nitip apa?

Kaikai
g

RunTengil
Nanti kami nyusul, masih makan bakso


Ditutupnya aplikasi line itu, dibukanya browser, mencari-cari kunci lagu yang tepat untuk dia mainkan saat ini.


"Pas banget"

Kai mengatur nada gitarnya. Tak lama, suara merdunya bisa terdengar.


"sayanggg


opo kowe krunguuu

(apa kamu dengar?)


jerite atikuuu

(jeritnya hatiku)


berharap engkau kembaliiii


sayang~

nganti memutih rambutku

(walau nanti rambutku memutih (tua))


ra bakal luntur tresnoku~"

(cintaku gak bakal luntur)



Diratapinya nasibnya saat ini, mencintai mbak mbak itu walaupun dia sudah ada yang punya.

Diresapinya lagu itu.


"Wes tak cobo nglalekke

(sudah kucoba lupakan)


jenengmu soko atiku

(namamu dari hatiku)


Sak tenane ra ngapusi

(tak bisa kupingkiri, ahay bahasane)


isih tresno sliramu"

(masih mencintai dirimu)




Dihelanya nafas berat.



"Isih tresno aku mbak Yui.."

(masih cinta aku mbak Yui!)



Kok jadi gini....
Makin berasa sakit karena gak bisa memiliki mbaknya, batin Kai meronta-ronta

Puasanya SakamichiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang