Risa senpai (1)

88 9 5
                                    

"Yui..."

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, perempuan dengan air mata menggenang itu langsung berlari masuk, membereskan barangnya dan pergi dari sana.

"RISA!" Karin yang baru datang memanggil nama Risa dengan emosi, mencengkram erat kerah leher dari kemeja yang ia kenakan.

Tanpa memperdulikan orang di depannya, mata Risa hanya tertuju pada satu sosok gadis kecil yang berada di dekat pintu ruang ganti.

Sorot mata tajam, air mata menggenang, hanya itu yang Risa liat darinya.

Tanpa membuang banyak waktu sebelum semuanya terlambat, Risa angkat bicara menyuruh gadis kecil tadi untuk menyusul pergi.

"Run onegai!" ucapnya pelan tanpa suara, hanya ucapan yang terhembus angin, tapi entah mengapa ucapan itu dapat dimengerti oleh sang gadis kecil yang tanpa menjawab, ia sekarang ikut pergi berlari menyusul Yui yang sekarang entah dimana.

"KAU! AKU SEDANG BERBICARA DENGANMU!" Karin semakin kuat menarik kerah itu, mencoba menahan semua amarah yang kapanpun bisa ia lampiaskan dan memukul orang ini hingga tak berdaya.

"Tahan Karin, dia senpaimu!" suara diujung tak cukup menyadarkannya. Ten, bahkan sobatnya itu tak bisa lagi menarik kesadaran Karin.

"AKU TAK PEDULI KAU SENPAIKU ATAU TIDAK! YANG JELAS DIA TELAH MENYAKITI YUI-SAN!"

Risa tak melawan, ia hanya menatap erat Karin. Mencoba melepaskan tangan Karin pada kerahnya.

"KAU BODOH! KAU ORANG TERBODOH YANG PERNAH KUTEMUI!"

Karin tak dapat menahannya, nafasnya naik turun dengan air mata yang telah mengalir deras.

"AKU SUDAH BILANG COBALAH UNTUK MENGERTI!

DIA BARU KEMBALI, TAPI APA INI?!

APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!

KAU SELALU MENYAKITINYA!"

Risa diam, air matanya juga mengalir. Mulutnya terbuka, ingin menjawab dan membantah Karin, tapi lidahnya terlalu kelu untuk mengatakannya hingga hanya deru nafas yang sama cepatnya yang hanya bisa terdengar disana.

"AKU TELAH MENGATAKANNYA BERKALI-KALI..

BERKALI-KALI SENPAI...

TAK BISAKAH KAU MENGINGATNYA SEDIKIT SAJA..."

Karin terisak, kepalanya tertunduk sementara tangannya mulai melonggar, melepaskan Risa dari cengkramannya.

"Kau bodoh...

Kau sungguh bodoh..."

Karin bergerak mundur, memberikan jarak antara dirinya dengan Risa.

Risa, ia diam tak bergerak sementara Ten mulai menghampiri mereka berdua.

"Karin.." Risa memanggilnya dengan suara serak.

Karin tak menjawab, masih menunduk mencoba menghapus air mata yang mengalir dengan telapak tangannya, tapi semakin ia mencobanya semakin pula tangisan itu menjadi lebih dari sebelumnya.

"To-tolong jaga Yui!"

Suara Risa tercekat, tapi sungguh, ia harus mengatakan ini, ia harus menitipkan Yui pada orang yang tepat untuknya.

"BODOH!"

Karin mendorong Risa dengan kasar ke arah dinding hingga membuat badannya lemah terbentur.

"SIAPA YANG HARUS MENJAGA SIAPA?!"

"SUDAH KUBILANG!

BERHENTI BERSIKAP SEOLAH-OLAH KAU TERLIHAT PEDULI PADAHAL KAU TAK PEDULI SAMA SEKALI!"

"MANA RISA SENPAI YANG DULU KUKENAL?!!!"

"Karin!!!" Yuuka yang baru datang langsung menarik Karin darisana, menjauhkannya dari tubuh Risa.

"LEPASKAN AKU! AKU HARUS MEMBUATNYA MENGERTI! LEPASKAN AKU KAPTEN!"

Grepp

Yuuka yang melihat Karin seperti ini langsung memeluknya, air matanya terus menetes kala melihat Karin frustasi seperti ini.

"Karin.. kumohon... tolong.."

"Hiks.. a-aku.."

"Risa pasti punya alasan tersendiri..

Dengarkan ucapannya sebentar...

Aku tau kau kecewa dan sama halnya denganku yg kecewa padanya ..

tapi kumohon... jangan seperti ini.. "

"Duduklah, dengarkan dia..."















part 1 dulu, btw ada hal yang kuanalisis dan akan ku up pada chapter selanjutnya, terkait sugai yuuka. so selamat menunggu.

arghh ku sedih..

risa...

njir tiap hari galau cuma ngingat dia

tiap liat member jd pen nangis

tau sih semua orang bakal pergi dan bakal datang

tp perpisahan itu bukan hal yang mudah...

tau sih setiap perpisahan itu punya arti ...

tp melepaskan itu adalah hal yang berat...

tau sih setiap perpisahan akan menjadi semakin kuat...

tapi jujur, bahkan perpisahan ini membuat semakin lemah ...

semakin lemah karena tak bisa berbuat sesuatu sementara tau perpisahan itu akan terjadi...

haha... takdir

Puasanya SakamichiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang