Satu episode

1.7K 145 18
                                    



    Minggu ini langit terlihat begitu cerah menemani langkah seorang pemuda manis yang berjalan disekitar taman. Dia berjalan begitu santai menikmati setiap hembusan angin dipagi hari. Ini adalah rutinitas keseharian nya menjemur badan dibawah sinar matahari. Dapat dia dengar tawa bahagia setiap pengunjung disana suara riuh tawa anak kecil yang sepertinya sedang berlarian. Dia menikmatinya, menikmati indahnya dunia dipagi hari.

Brukkkkk

"Ahh maaf-maaf.. maafkan aku, aku tidak sengaja menabrakmu" Ucap seorang pemuda lain yang tadi berjalan terburu-buru dari arah berlawanan "maafkan aku sekali lagi" ucapnya, tapi pemuda manis itu tidak merespon seperti bingung sedang mencari sesuatu

"Dimana tongkatku?" Ucap pemuda manis itu kedua tangannya yang sibuk mengais tanah dengan posisi tubuhnya yang masih terduduk

"Ahh ini, kemarikan tanganmu aku akan membantumu berdiri" pemuda itu membantu nya berdiri sambil menyerahkan tongkat yang sedang dia cari "kau disini sendirian? Siapa namamu?" Tanya nya lagi

"Terima kasih tuan, namaku Jisung" ucapnya sambil menepuk-nepuk lututnya yang kotor

"Jangan panggil aku tuan aku belum setua itu. namaku Jeno, panggil aku Jeno" Ucap Jeno sambil mengulurkan tangan nya mengajak pemuda didepan nya untuk bersalaman, tapi tidak ada respon. Oiya Jeno lupa pemuda didepan nya ini tidak bisa melihat. Perlahan Jeno menurunkan tangan nya yang sempat menggantung di udara. Alias di kacangin.

"Iya tuan Jeno- eh Jeno"

"Kau mau kemana apa perlu aku mengantarmu?" Tanya Jeno

"Tidak, tidak perlu aku bisa sendiri" terangnya

"Ah ya sudah kalo begitu aku pergi ya hati-hati dijalan" ucap Jeno

"Iya terima kasih banyak" ucap Jisung beranjak dari tempat posisinya berdiri mengayunkan tongkatnya menyusuri jalan. Jeno belum pergi dia masih memperhatikan Jisung "manis sih tapi sayang buta" gumamnya lalu melangkahkan kaki nya meninggalkan area taman

..

Besoknya.

Jam sudah menunjukkan pukul 08.15 WIB. Dirumah nya Jisung sedang sibuk menyirami bunga ditaman belakang. Jisung adalah pencinta bunga walau Jisung tidak tau pasti bagaimana bentuk bunga miliknya. Tapi kakak nya Renjun selalu sabar menjelaskan kepada Jisung seperti bunga ini begini bunga ini begitu, ya begitulah. Jisung adalah tipe orang yang penasaran.

"Hmmm pupuknya sudah mau habis, sepertinya aku harus beli" ucap Jisung yang tangan nya sibuk melakukan sesuatu

Jisung berjalan menuju kamar nya bersiap-siap memakai mantel dan syal. Ini bukan musim dingin tapi Jisung suka memakai baju yang tertutup rapat.

"Ji mau kemana?" Tanya kakak nya Renjun

"Ji mau beli pupuk dipasar yang biasa nya kak" jelas nya

"Apa perlu kakak antar?"

"Gausah kak ji bisa sendiri kok"

"Yaudah hati-hati ya ji" Jisung langsung beranjak keluar dari rumah nya tidak lupa membawa tongkat

Di tempat lain Jeno sedang  sibuk dengan kuliahnya. Dia ingin berangkat pagi tadi tapi mobilnya malah mogok dan terpaksa dia harus naik bis kali ini. Saat sedang melamun menatap jalanan dibalik kaca jendela Jeno dikagetkan dengan suara orang terjatuh dari arah pintu sepertinya ada penumpang baru matanya refleks menoleh kesumber suara. Jeno melihat Jisung yang baru saja naik "kenapa sendirian lagi kan bahaya" batin nya. Jeno masih mengawasi gerak gerik Jisung yang sepertinya sedang mencari bangku kosong dengan tangan nya yang merabah kursi penumpang. Tanpa pikir panjang Jeno menarik tangan Jisung menuntunya untuk duduk Di kursi sebelahnya.

Nosung Stories🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang